"Karya ini merupakan karya jalur kreatif"
***
Tahun 2222 Masehi.
Kecanggihan teknologi telah mengubah kehidupan manusia bukan hanya satu atau dua, tapi secara keseluruhan. Tatanan kehidupan juga tidak lagi sama, karena manusia sudah ketergantungan akan teknologi - termasuk pendidikan.
Semua gedung sekolah telah lama tutup, tidak ada aktivitas untuk proses belajar mengajar. Lalu, bagaimana dengan anak-anak yang membutuhkan ilmu pengetahuan agar tidak bodoh?
"Kau punya uang? Beli pengetahuan! Karena di dunia ini, pengetahuan dapat diperjual-belikan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tompealla kriweall, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Hanya Felling
Kehidupan akan kembali berjalan dengan normal seandainya semua sektor seimbang, tidak timpang hanya karena mementingkan teknologi yang cenderung membuat manusia itu gagal.
Ada banyak sekali contoh yang membuat manusia tidak bernilai lagi karena sudah digantikan oleh kecanggihan teknologi, seperti tenaga tenaga manusia yang dialihkan ke robot, ilmu pengetahuan yang dianggap tidak berguna karena dengan mudah diakses melalui teknologi yang semakin modern - contohnya Chip Cemer.
Hanya keberadaan manusia yang masih alami, sebab kloningan tetap dilarang untuk dikonsumsi manusia.
"Jadi, aku harus memberikan bantuan kepada mereka untuk mendapatkan jaminan pendidikan, jaminan kesehatan, jaminan tempat tinggal yang layak agar mereka tidak banyak memikirkan sesuatu yang membuat mereka malas berpikir. Apakah begitu?"
[Tepat, Master. Ilmu pengetahuan bukan hanya sekedar keuntungan, tapi bagaimana cara mempertahankan dan mengembangkan ilmu itu sendiri. Dan ini adalah tugas untuk Master.]
Reo mulai paham dengan maksud "penawaran" tadi, tapi sayangnya Reo juga tahu bagaimana situasi manusia sekarang yang tidak ingin tersusah payah karena sudah terlalu dimanjakan oleh teknologi.
Ini adalah PR uang cukup berat, dan sepertinya ia harus banyak berkorban tidak hanya waktu, tenaga dan pikirannya - tapi juga dana yang besar.
Reo harus bisa mengatasi berbagai kerusakan peradaban manusia, karena ini adalah tugasnya sebagai Master pemilik Sistem Pengetahuan.
"Baiklah, aku akan berusaha."
[Good job, Master. The Knowledge System will help the Master, if there are any difficulties. Feel free to consult the Knowledge system.]
[Ding Ding]
***
Di suatu tempat, yang sudah sangat hancur.
Sean memandang rumahnya yang rata dengan tanah. Ia tidak bisa melakukan apa-apa termasuk menyelamatkan barang-barang berharga miliknya. Kini ia sebatang kara, tidak memiliki apapun sebab saat terjadi bencana alam kemarin, ia sedang tertidur pulas dan tidak terbangun saat ada alarm keamanan kota yang memberikan sinyal bahaya.
"Hhh ... semua tidak ada lagi," gumamnya lirih.
Ponsel dan mobil sudah tidak ada karena rusak parah, sudah tidak berfungsi lagi. Ia hanya seperti manusia tanpa akal, dan Chip Cemer yang terpasang padanya juga eror sehingga tidak bisa digunakan dengan maksimal.
"Huhh ... Aku harus kemana sekarang? Negara juga sudah hancur, tidak ada pemerintah yang mengatur segala hal."
Pria itu kembali mengeluh, tidak bisa berpikir panjang dan realistis. Ia bahkan lupa jika ia adalah pengawal Reo, yang artinya ia adalah asistennya Master Pengetahuan.
Dan ini tidak dialami Sean saja, sebab operasional Chip Cemer memang eror pasca bencana alam. Semuanya tidak berfungsi dengan baik seperti biasanya, dan inilah awal kehancuran dunia jika Reo tidak segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan ilmu pengetahuan sehingga peradaban manusia bisa terus berlangsung.
Kini Sean melangkah gontai, terus berjalan tanpa arah. Ia tidak tahu mau kemana, sebab ia hanya mengandalkan feeling saja tanpa bisa berpikir.
Di setiap sudut dan tempat, pemandangan juga sama memilukan. Orang-orang hanya meraung, berteriak-teriak seperti orang tidak waras karena kehilangan akal sehat akibat eror pada Chip Cemer yang mereka miliki.
Langkah Sean juga pelan, melihat suasana yang hancur ini. Ia tidak tahu kemana akan pergi, tapi yang pasti ia akan menuju ke suatu tempat yang sepertinya sudah biasa dia datangi.
"Ada apa di sana? T-api ... aku merasa tidak asing dan ini pasti akan menemukan titik terang."
Sean kembali melangkah dengan cepat, ingin segera mengetahui dan membuktikan apa yang ada di dalam feeling-nya ini.