Merleen merupakan seorang mafia. Sudah tidak terhitung banyaknya nyawa yang sudah ia bunuh. Banyak orang yang mengincar nyawanya.
Namun ia meninggal di tangan sang kekasih.
Arwahnya masuk kedalam tubuh seorang putri menteri yang terbuang. Dia dibuang oleh keluarganya karena hamil diluar nikah.
Padahal ia hamil karena jebakan dari kakaknya. Kakaknya tidak terima bahwa ia akan menikah dengan seorang jenderal.
Bukan hanya dibuang oleh keluarga. Gadis itu juga harus merasa sakitnya melihat lelaki yang ia cintai mencintai menikah dengan kakaknya.
Merasa frustasi gadis itu menyeburkan dirinya kedalam aliran sungai dari atas jembatan. Gadis itu pun tewas. Dan tubuhnya diambil alih oleh Merleen.
Empat tahun kemudian ia kembali ke ibu kota. Kedatangannya membuat geger kekaisaran.
Gadis itu membawa anak laki-laki berusia tiga tahun yang begitu mirip dengan Raja Chen. Dialah Raja perang yang terkenal akan kekejaman nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita berambut merah
Lin Hua dan si kembar mengikuti dua pelayan yang tadi. Mereka berjalan ke belakang restoran . Sang kusir masih belum kelihatan.
Kedua pelayan itu saling lirik . Mereka kira rencananya sudah gagal, namun mangsa malah dengan senang hati mengikutinya. Jadi mereka tidak perlu repot-repot lagi .
Tibalah mereka di rumah yang berdiri di belakang restoran. Rumah itu nampak tidak berpenghuni .Lin Hua sudah menebak jika ada yang tidak beres.
Salah satu dari pelayan tadi membuka pintu rumah tersebut . Namun bukannya masuk , pelayan itu malah memintanya untuk masuk terlebih dahulu .
"Silahkan Nona ."
"Kenapa kamu tidak masuk duluan ?"
"Anda bisa langsung bicara dengan majikan kami."
"Baiklah."
Lin Hua dengan senang hati menurutinya . Bukannya bertindak ceroboh. Namun ia sudah bersiap dengan segala kemungkinan yang akan dihadapinya.
Selain itu Lin Hua juga ingin mempraktekkan secara langsung kekuatan yang ia pelajari di ruang dimensi.
Begitu Lin Hua dan si kembar masuk, pintu langsung tertutup dari luar. Si kembar memang terkejut , namun tidak dengan Lin Hua.
"Mama!" pekik si kembar bersamaan .
"Tenang sayang ," bujuk Lin Hua dengan lembut .
Suasana di dalam ruangan cukup gelap . Tidak terlihat apapun didalamnya. Si kembar merapat ke tubuh Lin Hua.
Lin Hua memejamkan matanya sejenak. kemudian muncul cahaya terang yang menyinari ruangan itu .
Seseorang yang sedari tadi bersiap untuk menyerang mereka terbelalak kaget . Dia seorang wanita dengan rambut berwarna merah .
"Gila! Orang itu manusia apa orang-orangan sawah," gumam Lin Hua dengan tersenyum .
"Apa yang membuatmu tersenyum!"bentak orang itu marah . Bahkan Jia Yi yang sebelumnya ingin mengucapkan sesuatu langsung terdiam.
"Ehm, apa kamu pemilik restoran di depan?" tanya Lin Hua sambil menahan tawanya.
"Kalau iya memangnya kenapa?" jawab wanita itu dengan berkacak pinggang. Sungguh sangat lucu menurut Lin Hua. Dia seolah melihat penampakan yang sering ia tonton di bioskop.
"Tidak kenapa-kenapa. Hanya mau tanya kenapa kamu mau meracuni kami?"
"Wow 👏👏👏👏ternyata kamu tahu juga. Tidak heran kalian masih sadar saat dibawa ke sini."
"...."
Lin Hua tidak menyahut . Namun dia menghirup aroma amis darah yang pekat. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh wanita di depannya.
Tiba-tiba tangan panjang terulur pada mereka . Dengan sigap Lin Hua mengangkat si kembar dan terbang menghindari tangan tersebut.
Si kembar yang berada dalam gendongan terkejut mengetahui mamanya bisa terbang . keduanya berpegangan erat pada tubuh Lin Hua.
Melihat Lin Hua berhasil lepas dari genggaman, wanita berambut merah tadi menyerang.
"Kurang ajar!" pekik wanita itu .
Lin Hua tidak bisa menyerang karena kedua tangannya menggendong si kembar . Dia hanya bisa menghindari serangan wanita tersebut .
Namun tiba-tiba ia teringat dengan sesuatu . Dia memejamkan matanya sejenak dan memindahkan si kembar ke tempat yang aman . Dengan begini Lin Hua bebas untuk bertarung. Tubuhnya meliuk dengan sangat indah menghindari serangan .
Wush!
Lin Hua membalik keadaan. Dia mulai mengerahkan kekuatannya. Keduanya bertarung dengan sengit . Keduanya saling menyerang dan menangkis . Lin Hua cukup lincah dalam menangkis serangan lawan .
Perempuan berambut merah yang menjadi lawan Lin Hua kewalahan. Dia memanggil bala bantuan . Untungnya si kembar sudah di amankan.
Lin Hua melawan lima orang secara bersamaan. Terpaksa Lin Hua mengeluarkan pusaka Naga untuk melawan mereka .
"Pusaka Naga !" pekik salah satu dari mereka . Bahkan ia sampai mundur .
Pusaka Naga merupakan pusaka legendaris. Banyak yang mendengar tentang kehebatan pusaka tersebut. Namun hanya sedikit orang yang mengetahui bentuk pusaka tersebut.
Lin Hua cukup kaget saat orang itu mengetahui pusaka Naga. Dia tidak mau membuang waktu lagi . Dia mengerahkan pusaka Naga bersama kilatan petir .
Duar!
Kelima orang itu meledak hanya dalam satu tebasan. Tidak ada yang berhasil kabur . Bukan hanya lima orang itu saja yang meledak , namun bangunan rumah itu hancur tak bersisa.
Lin Hua menghilang dari sana . Dia menghampiri si kembar yang ia ungsikan ke ruang dimensi. Untungnya ia sudah mengetahui caranya.
Setibanya di ruang dimensi Lin Hua segera mencari keberadaan si kembar. Tidak mudah karena ruang dimensi miliknya terbilang luas.
Si kembar yang sedang ia cari sedang berada di dekat danau . Keduanya masih terkejut dengan kejadian yang baru saja mereka alami . Jia Yi sibuk menangis . Sedangkan Jin Hai berusaha untuk menenangkan.
"Jangan menangis telus Jia! " bentak Jin Hai geram.
"Aku takut . Mama dimana?"
"Mama masih melawan penjahat . Sebentar lagi kita dijemput," bujuk Jin Hai dengan lembut.
"Ini dimana?"
"Di danau."
"Hiks, aku juga tahu ini danau. Tapi kenapa kita bisa ada disini?"
"Kalau kamu tanya sama aku . Aku tanya sama siapa?"
"Kamu kan pintal ndak kayak aku."
"Sama saja. Diam dulu!"
"Ap_"
Keduanya terdiam saat mendengar suara binatang buas. Jia mendekap tubuh kembarannya.
"Sst, jangan bising," bisik Jin Hai dengan pelan .
" Jin !!!Jia!" teriak Lin Hua dari jauh . Dia berhasil menemukan tempat persembunyian si kembar dari para binatang penghuni ruang dimensi .
"Mama,"gumam Jia Yi dengan pelan . Jin Hai mengangguk. Keduanya tersenyum senang . Namun tidak berani menyahut . Keduanya takut dengan suara auman singa.
Akhirnya Lin Hua tiba dengan menaiki singa . Si kembar menatap mamanya horor .
Melihat kedua anaknya terdiam , Lin Hua segera turun dari tubuh singa . Dia berlari menghampiri si kembar .
"Kalian baik-baik saja kan?"tanya Lin Hua panik . Apalagi melihat kedua anaknya hanya diam saja .
"Kamu siapa? Kenapa mirip mama?"tanya Jia Yi beruntun . Lin Hua sampai terpaku di tempat.
"Ini mama sayang ," jawab Lin Hua dengan lembut.
"Kok bisa naik hewan besar itu ?"
"Kenalkan, ini teman mama namanya Leon ."
"Sejak kapan mama punya teman seperti itu ?" lanjut Jin Hai.
Bagaimana hewan sebesar itu bisa dibilang teman . lagi pula sejak kapan mamanya memelihara hewan .
Lin Hua menggaruk kepalanya yang tidak gatal . Bingung mau menjelaskannya.
"Kalian sekarang ada dimana?" tanya Lin Hua mengalihkan perhatian.
Si kembar saling pandang . Mana tahu mereka ada dimana .
"Memangnya kita ada dimana?" tanya Jin Hai mengabaikan rasa takutnya .
"Ini tempat persembunyian milik mama."
"Kamu benelan mama kan ? Bukan hantu atau setan?" tanya Jia Yi ngawur . Mau bagaimana lagi , itu yang ada dalam benaknya.
"Ini beneran mama sayang . Tadi mama terpaksa menyembunyikan kalian disini karena harus melawan wanita berambut merah tadi."
Mendengar Lin Hua menyebut wanita berambut merah membuat si kembar langsung berhambur memeluknya .
Tangis Jia Yi kembali pecah. Lin Hua lega melihat keadaan si kembar baik-baik saja . Ia berencana membawa si kembar ke rumah pohon.
"Kalian mau kenalan tidak sama teman mama?"
"Selam ma!"
"Tidak seram kok . Dia baik, ayo kenalan!" ajak Lin Hua sambil menggendong keduanya menghampiri Leon . Lin Hua memang sengaja memberi nama Leon pada singa itu .
Jia Yi dan Jin Hai memeluk erat tubuh Lin Hua. Keduanya merasa takut pada Leon .
"Leon, mereka dua anakku . Jia Yi dan Jin Hai," kata Lin Hua pada Leon .
"Salam kenal Putri . Salam kenal Pangeran," sapa Leon serak.
Mendengar suara Leon baik Jia Yi maupun Jin Hai menoleh kearahnya . Jia Yi bahkan sampai mengedipkan matanya berkali-kali.
"Dia bisa ngomong!" pekik Jia Yi ditengah keterkejutannya.
"Iya dong. Leon kan teman mama. Kalian kenalan sendiri , dia baik kok," bujuk Lin Hua dengan lembut .
Lin Hua melupakan sang kusir yang masih berada di restoran. Namun sang kusir langsung menyelamatkan dirinya sendiri saat rumah di belakang restoran meledak .
Dia sempat mencari keberadaan Lin Hua sebentar. Begitu tidak melihat keberadaannya, dia langsung kembali ke ibukota. Dia harus melaporkan keadaan Lin Hua pada Pangeran Chen.
Untungnya anak buah si rambut merah sedang sibuk . Jadi tidak menyadari keberadaan sang kusir .
