NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Tuan Mafia

Istri Kontrak Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: medusa

lola adalah gadis cantik lugu yang dilamar untuk menjadi istri seorang ceo mafia yang terkenal tempramental dan kejam setelah ditinggal oleh sang kekasih....

bagaimana kisah lanjutan lola,yuk mampir dan baca🙏😇.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB~32²

...❣️❣️❣️...

"Dari mana saja kamu?" Tanya Bastian, suaranya dingin, menusuk tajam seperti belati yang tak terlihat, menatap Ana yang baru saja masuk dengan rambut berantakan dan aura kelelahan yang nyata.

"Bukan urusanmu," ketus Ana, nada suaranya tajam, penuh pertahanan, dan berjalan lurus menuju kamar tanpa sekalipun mengindahkan tatapan tajam Bastian yang membakar punggungnya.

Blam!

...Pintu kamar terbanting keras, suaranya menggelegar di seluruh mansion, seolah Ana ingin mengusir semua pikiran dan tekanan yang menindihnya. ...

...Begitu di dalam, ia segera melepaskan semua baju yang terasa membakar dan membebani. Langkahnya gontai menuju kamar mandi. Di bawah aliran air shower yang terus membasahi tubuh polosnya, Ana terlihat murung, rapuh, dan terpuruk. Setiap tetes air seolah membawa serta air mata yang tak sanggup ia keluarkan....

"Maaf, Bastian, aku harus melakukan semua kemauan David, karena tanpa dia aku bisa gila," gumam Ana, suaranya nyaris tak terdengar, sebuah pengakuan pahit kepada dirinya sendiri, sambil mempertimbangkan kembali percakapan semalam dengan David, mengingat setiap kata yang mengikatnya dalam dilema.

...Setelah selesai mandi, Ana berjalan keluar dari kamar mandi, tubuhnya terasa sedikit lebih ringan, namun beban di hatinya masih begitu berat. Ia lalu mengganti baju. Saat tangannya membuka tas tangan miliknya, matanya menangkap sebuah botol kecil yang sengaja disimpan oleh David. Ana menutup mata, menghela napas perlahan, mencoba menelan ketakutan dan keraguan yang mencengkeramnya....

"Aku pasti bisa," batin Ana, berusaha meyakinkan dirinya sendiri dengan kalimat yang terdengar seperti mantra, "Setelah semuanya selesai, aku dan putraku akan kembali ke sisi David seperti dulu." Namun, di balik keyakinan itu, ada kecemasan yang menggigit, bayangan masa depan yang masih buram.

*

*

*

...(Di mansion utama)...

...Lola, yang sudah bersiap bersama Joana, hendak pamit, rasa lega bercampur harapan terpancar di wajahnya. Namun, tiba-tiba Bastian muncul dari depan pintu mansion, menggendong Fabian yang masih menangis sesenggukan, suaranya memenuhi keheningan pagi....

"Lola... kalian sudah mau pergi?" Tegur Bastian, suaranya terdengar cemas dan penuh permohonan, menatap Lola dan Joana secara bergantian, seolah takut akan kehilangan mereka lagi.

"Mommy, paman itu siapa?" Tanya Joana, mendongak menatap wajah ibunya dengan polos dan bingung, tak menyadari ketegangan yang menyelimuti.

"Bukan siapa-siapa, sayang. Cepat pakai sepatu dan kita akan pergi, sebentar lagi uncle Matias akan datang menjemput kita," sahut Lola, nada suaranya dingin, seolah membangun tembok tak terlihat, tanpa menatap Bastian. Ia segera memasangkan sepatu pada Joana dengan gerakan cepat, ingin segera mengakhiri interaksi ini.

"Lola, kenapa kamu—"

"Bastian, di mana Ana? Kenapa cucuku bisa menangis seperti itu?" Potong Nyonya Amelia, suaranya terdengar tegas dan penuh kekhawatiran, yang baru saja muncul bersamaan dengan Tuan Alberto, yang hanya bisa mengamati dalam diam.

"Aku pusing mengatur dia, Ma... Tolong jaga Fabian dulu, aku harus berangkat kerja sekarang," pinta Bastian, frustrasi dan putus asa terpancar dari wajahnya, menyerahkan Fabian kepada Nyonya Amelia.

...Nyonya Amelia pun menerima Fabian dengan wajah kesal dan lelah. Setiap hari Bastian selalu membawa Fabian kepadanya dalam keadaan menangis atau lapar, rutinitas yang menguras energi dan kesabarannya. Hal itu membuat Nyonya Amelia heran, pikirannya dipenuhi pertanyaan, apa yang sebenarnya Ana lakukan setiap hari....

"Kalian mau ke mana? Biar aku antar," tawar Bastian, penuh harap, sebuah senyum tipis terukir di bibirnya, menatap wajah cantik Lola, berharap ada secercah kesempatan.

"Tidak perlu, mobil kami sudah datang. Ma, Pa, aku dan Joana pamit dulu, dan terima kasih sudah membiarkan kami menginap di sini," tolak Lola, suaranya sedingin es, menghancurkan harapan Bastian.

...Lalu, ia berbalik dan menyalami tangan Tuan Alberto dan Nyonya Amelia....

"Kenapa berterima kasih? Ini kan rumahmu juga," tegur Nyonya Amelia, nada suaranya penuh kasih sayang, mencoba meluluhkan kekakuan Lola.

"Nenek, Kakek, Joana pamit dulu, ya," pamit Joana, suara kecilnya polos, menyalami tangan kedua kakek dan neneknya.

"Hati-hati di jalan, dan jangan lupa untuk datang menjenguk Nenek," ucap Nyonya Amelia, matanya berbinar haru, mencubit pipi gembul Joana.

"Nona, ayo kita berangkat," ajak Matias, yang baru saja masuk dan segera mengambil alih koper milik Lola, seolah menjadi penyelamat yang tepat waktu.

...Lola mengangguk, lalu meraih lengan kecil putrinya, berjalan keluar dari mansion. Bastian menatap nanar kepergian mereka, pandangannya penuh kepedihan dan mata berkaca-kaca, tak sanggup berkata apa-apa lagi. Rasa tak berdaya menggerogotinya, dia tahu Lola sudah sangat membencinya, dan jurang di antara mereka terasa semakin dalam....

"Bas, katanya kamu mau kerja?" Tegur Nyonya Amelia, suaranya sedikit tajam, menarik Bastian dari lamunannya saat melihat putranya itu masih berdiri bengong.

"Mama... menurut Mama, aku masih mempunyai hak untuk kedua anakku yang ada di tangan Lola?" Tanya Bastian tiba-tiba, suaranya rendah, penuh keputusasaan dan keraguan.

"Jangan ngawur kamu! Kamu sendiri yang menceraikannya, jangan lupa itu, Bas!" Tegas Nyonya Amelia, tatapannya marah dan kecewa, menusuk Bastian.

"Aku tahu aku salah, Ma, a-aku bahkan tidak bisa menggendong putriku sendiri..." lirih Bastian, suaranya bergetar, pandangannya jatuh pada kedua tangannya yang kosong, seolah kehampaan itu adalah bukti nyata dari kesalahannya. Penyesalan yang mendalam membayangi wajahnya.

"Jangan urus urusan Lola, biarkan dia menjalani hidupnya dengan tenang bersama dengan kedua cucuku!" Perintah Nyonya Amelia, suaranya penuh peringatan, ingin melindungi Lola dari kekacauan yang diciptakan Bastian.

"Tidak, aku akan mengambil kedua anakku, Ma, aku tidak mau mereka menjalani hidup tanpa seorang ayah," ucap Bastian tiba-tiba, suaranya penuh tekad yang keras kepala, membuat Nyonya Amelia membulatkan mata, terkejut dan tak percaya dengan keberanian putranya.

"Dasar anak tidak tahu diri! Lebih baik kau urus saja gundikmu itu, jangan ganggu Lola dan cucuku!" Bentak Nyonya Amelia, amarahnya meledak, menembus kesabaran yang tersisa.

...Bastian tidak mengindahkan ucapan ibunya. Api tekadnya sudah menyala. Dia berjalan keluar sambil tersenyum tipis, senyum yang dingin dan penuh rencana, lalu menelepon asistennya untuk mengurus surat kontrak dan surat hak asuh. Setelah itu, ia masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan mansion utama, meninggalkan amarah Nyonya Amelia yang masih membara di belakangnya....

*

*

*

...(Di perusahaan)...

"Apakah Tuan sudah kehilangan akal sehat? Dia mau menuntut hak asuh? Semoga Tuan bisa selamat dari amukan Nona Lola," gumam asisten Bastian, suaranya penuh keheranan dan sedikit ketakutan, setelah mendapatkan panggilan dari Bastian yang membuatnya sangat terkejut dan kebingungan.

...Sang asisten pun mulai menelepon pengacara keluarga Rodrigues untuk membuat surat penuntutan hak asuh kedua anak Lola, yaitu Joana dan Jonas. Tak lama, surat panggilan dari pengadilan itu pun sampai di perusahaan Lola. Melihat surat itu, mata Lola membulat, kemarahan membuncah dari dalam dirinya, membakar semua ketenangan yang sempat ia rasakan. Ia langsung murka, giginya terkatup rapat, dan berencana akan menemui Bastian di perusahaannya, tekad untuk menghadapi Bastian kini menguasai dirinya sepenuhnya....

(Bersambung)

1
Cheng Nyo
Luar biasa
Michelle Ardina
visuals gk nyangkut tor kirain bule knp jd korea
Michelle Ardina
saking asiknya baca mau maraton sampe lupa like
Denni Siahaan
seru ceritanya puas puas rasanya yang jahat dapat karmanya 🌹🌹🌹
Denni Siahaan
visual nya 👍
Denni Siahaan
rasain
Denni Siahaan
seharusnya pelayan yang merasa bos di pecat aja
Denni Siahaan
sabar Lola harus kuat jangan ada airmata sudah cukup sakit yang kamu rasakan
Denni Siahaan
dasar orang tua gak ngotak maen tampar aja
Nur Cahyani
Luar biasa
Nur Cahyani
prg aja lola aripada disiksa trs
Nur Cahyani
kemana kepala pelayan kok tiap disuruh krj g prn ada
simta dila
😭😭😭
simta dila
lah malah mikirin wanita lain
simta dila
seraaaam
simta dila
mark apakah akan jatuh cinta?
simta dila
haduh Sonia murahan sekali
simta dila
iya aku ikut sakit hati baca nya
simta dila
kasian banget
simta dila
main tampar aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!