Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Perkara Ac
Di dalam kamar, dua pasangan menggebu saling memuaskan. Terutama prianya yang tak dapat lagi membendung rasa rindunya terhadap wanita yang ada di bawah kungkungan nya.
Tubuhnya ambruk di atas Wanitanya, pria itu menelusupkan wajahnya ke ceruk leher sang wanita.
"Rico, berat." Lirih Mauren sedikit mendorong tubuh pria di atasnya. Rico menyingkir menggulingkan tubuhnya ke samping.
"Satu hari tidak bertemu denganmu rasanya rindu ini sangat menggebu, Mauren. Kamu sungguh membuat ku candu akan tubuhmu. Menikahlah denganku!" Rico yang tadinya menatap langit-langit kamar menoleh ke samping menatap wanita yang selama ini menjadi teman tidurnya. Dia malah tidak memikirkan Mauren yang sudah menikah dengan Alex.
"Sudah kukatakan saya tidak ingin menikah dengan pria kere sepertimu."
"Aku mencintaimu, Mauren. Sebelum kamu menjadi istrinya Alex, dan menjadi partner ranjang ku." Rico mengubah posisinya menjadi duduk masih dalam keadaan tak berpakaian.
"Tidak akan ada pernikahan maupun cinta diantara kita, hanya akan ada partner ranjang saja. Selamanya saya akan menjadi istri Alex. Jadi buang jauh-jauh rasa cinta yang kamu miliki untukku karena sampai kapanpun kamu tidak mungkin ku cintai. Cintaku hanya untuk Alex seorang." Mauren menolak tegas Rico, dia memang menyukai Alex karena pria itu pria yang ia inginkan.
Rico menghela nafas, entah kenapa dia menyukai wanita yang tidak menyukainya dan pastinya tahu keburukan Mauren. Tapi, anehnya Rico tidak mempermasalahkan hal itu. Malah dia ingin bertanggungjawab atas bayi yang tidak di ketahui ayahnya itu. Tapi Mauren ... Hanya keras kepala dan ambisi yang ia pelihara.
******
"Saahhh!!"
Kini Eliza dan Alex sudah resmi menikah siri sesuai yang Alex ucapkan tadi. Dia tidaklah main-main dalam berkata dan sungguh Kenan sebagai asistennya begitu cekatan mencari orang yang menikahkan keduanya.
Tidak ada banyak orang hanya ada Alex, Eliza, Kenan, dan salah satu desainer perusahan. lalu beberapa orang saksi dan orang yang menikahkan mereka.
"Sekarang kamu sudah saya nikahi dan kamu harus mengikuti setiap yang saya perintahkan," ujar Alex lalu berdiri dari duduknya.
"Kamu memaksaku menikah denganmu, kamu sungguh terlalu." Eliza menggeram kesal cuman dalam hati riang gembira.
"Ini 'kan yang kamu inginkan? Saya menikahimu dan kamu tidak perlu cari pria lain jika kelak benih ku tumbuh di rahimmu. Awak kalau kau sampai melakukan itu!" ucap Alex memperingati Eliza dan menatap tajam lalu setelahnya pergi duluan.
Eliza menghela napas berat. "Apa dia sungguh Bos kita?" tanya Eliza pada Kenan dan salah satu pria yang dan di sampingnya.
"Ya, begitu. Dia sungguh Bos ngeselin yang saya kenal. Mau protes tapi ini kenyataanya." balas Kenan.
"Mending kamu kejar dia, El. Sekarang kamu kan istrinya juga. Jadi kamu harus ada selama kita di sini. Saya yakin dia itu tertarik tapi gengsi," celetuk Kenan lagi.
"Ya, saya juga tahu itu. Buktinya dia mau menyentuh saya disaat wanita lain berusaha mendekatinya. Ok, kalau gitu saya akan mulai beraksi." Eliza pun sedikit berlari mengejar Alex.
"Bos tunggu saya!" pekik Eliza.
"Ishh, Alex tunggu!" ucapnya lagi dan merangkul lengan Alex di saat sudah dekat. "Kamu itu keterlaluan, kamu tidak lihat aku pakai high heels? Kalau jatuh bagaimana, apa kamu akan membantuku? 'Aku tidak yakin itu."
Alex menoleh ke samping lalu melepaskan tangan Eliza, "Jangan sok akrab. Saya menikahimu hanya karena rasa tanggungjawab saja."
"Tapi sekarang saya ini istrimu dan pastinya saya akan mengakrabkan diri kepadamu termasuk melayanimu di atas ranjang," bisik Eliza tersenyum usil lalu mengecup pipi Alex dan berlari mendahului. Alex tertegun dan mematung memperhatikan Eliza.
Eliza menolehkan wajahnya tersenyum manis lalu mengerlingkan matanya menggoda Alex, "Aku tunggu kamu di hotel," ucapnya lagi lalu berlari lagi meninggalkan Alex yang sedang diam bergeming.
Deg ... deg ... deg ...
Alex memegang dadanya yang sedang berdisko ria, "Ada apa dengan jantungku? Oh shit, dia sungguh cantik dan menggoda. Sialan."
Di tengah malam yang mencekam, Eliza tak dapat tidur dengan nyenyak. Wanita yang baru saja menikah siri itu begitu kedinginan akibat AC terlalu Niat hatinya menunggu kepulangan Alex tapi ternyata pria itu belum kembali ke hotelnya. Dan kenapa bisa Eliza masuk kamar hotel Alex, karena sebelumnya Alex meminta Eliza diam di tempat saat dia bekerja.
Eliza terbangun mencari remote control, cuman dia tidak bisa menemukannya. "Dimana remote nya? Dingin banget. Lagian aneh remote harus di sembunyikan segala."
Eliza yang hanya mengenakan lingerie merah bertali satu jari itu tentu sangat kedinginan. Dia sengaja mengenakan pakaian gaun malam untuk membuat Alex semakin terjerat padanya.
Krek ...
Pintu kamar terbuka, ceklek ... terdengar pintu itu di kunci. Eliza turun dari ranjang dengan selimut membalut tubuhnya, tapi itu masih kurang hangat.
"Alex, kamu sudah pulang?"
Alex yang tengah menunduk melepaskan jam tangannya lalu mendongak, ia mengernyit. Dia sempat heran kenapa Eliza belum juga tidur padahal sudah pukul 11 malam. Alex menghabiskan waktunya bareng Kenan dan desain perhiasan membahas kerjaan dan baru selesai.
"Kenapa kamu pakai selimut begitu?"
"Di kamar dingin banget, kamu simpan dimana remote AC?" jawab Eliza yang masih berdiri di dekat pintu kamar.
"Kan bisa pakai selimut," ujar Alex berlenggang menuju ranjang melewati Eliza dengan acuh merebahkan tubuhnya. Sebelumnya Alex sudah membersihkan diri di kamar Kenan sebelum balik ke kamarnya.
"Ini juga sudah pakai tapi masih dingin. Saya tidak biasa di AC. Alex dimana remot ac-nya?" pinta Eliza mendekati Alex dan berdiri di dekatnya. Alex tak menggubris, pria itu justru memejamkan mata mengubah posisinya menjadi menyamping.
"Alex dimana kamu menyimpan remote AC? Ini dingin banget?" rengek Eliza menggigil kedinginan.
"Jangan berisik! Cari saja sendiri! Saya lelah mau tidur!" sergah Alex kesal.
Eliza memberenggut kesal, wanita itu mengalah dan memilih tidur di sofa saja saking kesalnya pada Alex.
"Ok, saya tidak akan mempertanyakan lagi dimana remotnya," ujar Eliza melangkah kaki menuju sofa lalu merebahkan tubuhnya.
Alex yang tadinya pura-pura terpejam mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat istrinya itu. Ia bisa melihat jika Eliza menggigil, dirinya menghela nafas merasa tak tega. Dia pun mengecilkan AC supaya tidak terlalu dingin. Eliza yang merasakan perubahan menoleh ke arah ranjang.
"Alex makasih kamu sudah mengecilkannya," ucap Eliza kembali bangun dan duduk lalu melepaskan selimutnya dan berlalari mendekati Alex.
Grep ....
Eliza langsung merangkul Alex yang sedang berbaring.
"Hmmm..." hanya deheman, dia sempat melirik sebentar ke arah Eliza dan matanya terbelalak melihat pakaian Eliza begitu menggoda imannya.
"Lepaskan! Jangan memeluk saya!"