Bagaimana jika seorang anak bungsu perempuan,yang seharus nya mendapat kasih sayang penuh dari sang ayah,malah sebalik nya?
Dia adalah gendis,anak yang tidak di ingin kan oleh sang ayah,dia selalu mendapat perlakuan tidak adil dari sang ayah!
Karena memiliki kulit hitam manis,sehingga ayah nya menolak kelahiran sang bungsu
.Namun semuanya berubah setelah seorang erlangga datang di kehidupan gendis Yuk kitaa simak ceritanya mumgkin akan banyak menguras emosi para pembaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
di kediaman baskoro,kini gendis benar benar di sibukan dengan persiapan wisuda,dan dia berhasil mendapat nilai yang bagus,dia juga berhasi kuliah dengan uang sendiri hasil jerih payah nya selama ini.
Dan hari ini gendis cuti dari sekarang,sengaja dia mengambil cuti dia ingin fokus mempersiapkannya,dia benar benar antusias,dari menyiapkan kebaya,dan perintilan lainnya,dia beli secara online supaya harga nya sedikit murah.
gendis sedang berada di kamar ,merapikan semua persiapan yang akan dia gunakan seminggu lagi,senyumannnya begitu mengembang,walaupun selama ini dia berjuang mati matian untuk mempertahankan nilai yang bagus dalam keaadan yang super sibuk,gendis tidak akan pernah melewatkan belajar terlebih dahulu sebelum tidur,dan ini hasil nya,ini buah yang selama ini dia tanam.
Gendis menyimpan kebaya itu di atas kasur nya,kebaya yang bernuasa moderen berwarna maroon itu,sangat cocok di tubuh gendis yang cenderung mungil ,namun memiliki lekuk tubuh yang indah,gendis merasakan kantong kemih nya cukup penuh,dia buru buru pergi ketoilet,sampai dia lupa pintu kamar tidak dia tutup.
Saat gendis kembali dari toilet,gendis melihat seseorang berdiri di kamar nya dengan menghadap cermin,yang membuat di kaget bukan itu,namun seseorang itu sedang menggunakan kebaya nya,seketika emosi gendis naik,dia sangat tidak terima .
"apa yang sedang kamu lakukan kak,lepaskan baju itu,lepaskan"teriak gendis cukup kencang,
Dan itu membuat amel seketika menoleh,dia cukup terkejut melihat kilatan amarah di mata adik nya itu,karena baru sekarang dia melihat gendis semarah ini.
"apaan sih teriak teriak gak sopan banget"ucap amel begitu acuh nya,
"siapa yang tidak sopan di sini?aku atau kamu?datang ke kamar orang lain,dan memakai baju orang lain?setebal itu kah muka kamu sehingga tidak tahu malu?" ucap gendis dengan mata yang menatap tajam
Jawaban yang cukup memohok itu membuat amel terkesiap,ada sedikit rasa takut saat melihat sorot mata adik nya itu,namun bukan amel nama nya jika harus mengalah,
"berani kamu biacara seperti itu!jangan sombong gendis,mentang mentang kamu duluan yang wisuda,baju jelek murahan kaya gini aja so banget kamu,aku hanya mencoba nya saja tidak lebih,jangan berlebihan seperti itu"mulut amel memang benar benar tidak tau malu,bahkan saat keadaan salah pun dia tidak mau mengakui nya
Nafas gendis semakin memburu dia menatap nyalang kakak nya itu,ada rasa ingin mencabik cabuk mulut kakak nya itu,namun amarah nya melemah saat melihat sang ibu belari tergopoh ke arah kamar gendis
"ada apa?tadi ibu mendengar teriakan gendis"ucap suci dengan nafas yang masih tersengal sengal,melihat sorot mata gendis,bu suci menoleh ke arah amel
"loh amel,kenapa kamu memakai kebaya wisuda adik mu?lepas nak itu tidak sopan"ucap nya kemudian
"aku cuman mencobanya bukan mencuri nya,jangan berlebihan deh bu,mentang mentang gendis duluan wisuda ,ibu jadi seperti itu bersikap tidak adil"jawab amel dengan ketus
"cukup kak,kenapa kakak jadi marah kepada aku dan ibu?ini salah kakak sendiri,coba aja kakak tidak bandel ,tidak menyalah gunakan uang semester dari ayah,pasti kakak sudah jauh wisuda sebelum nya"tegas gendis,dia sudah cukup muak,biarlah untuk hari ini gendis mencurahkan semua unek unek dan kekecewaan yang ibu nya rasakan kepada amel.
"berani nya kamu gendis,berani nya kamu mengungkit hal yang sudah terjadi,bahkan ayah pun sama sekali tidak mengungkit,sirik ya kamu karena tidak di sayang ayah,kasian sekali kamu di anggap tidak ada oleh ayah"balas amel tidak kalah pedas nya
Melihat pertengkaran adik dan kakak itu,cukup membuat suci sakit,yang seharus nya saling meyayang ,saling membela,malah sebalik nya.
"cukup amel,diam kamu,di sini kamu yang salah,kenapa kamu merembet kemana mana,dan benar yang gendis katakan"ucap ibu menengahi
"aku akan adukan semuanya ke ayah,dan kamu gendis,kalian menghakimi ku,kalian mengungkit masalah yang sudah selesai?aku adukan kepada ayah,liat saja apa yang terjadi pasti ayah akan mengusir mu"ucap amel dengan berang,dia sangat tidak terima melihat sang ibu yang terus membela gendis.
Dengan sangat emosi amel membuka kebaya gendis,lalu dia banting dengan sangat kasar ke lantai,dan itu cukup membuat gendis tersentak,gendis berlari ke arah di mana kebaya nya tergeletak,untung saja manik manik yang menempel di sana tidak berhamburan.
gendis mendongak ke arah sang kaka yang berdiri tepat di hadapan nya.
"kenapa kakak sebenci itu kepadaku?oke aku terima tapi gendis mohon,jagan pernah bentak ibu,dia ibu kamu yang melahirkan kamu,karena ibu kamu ada"ucap gendis dengan posisi yang masih sama,sehingga seolah olah gendis berlutut di hadapan amel.
Mendengar kata kata bijak yang di ucapkan adik nya itu,seketika amel tersenyum mengejek
"hebat ya kamu ambil hati ibu,dengan dalih membela padahal cari perhatian biar terus dapat pembelaan dari ibu,tapi dengar ibu juga tidak bisa apa apa kok kalo ga ada ayah ,jadi jangan sombong tetep aku yang menang aku yang selalu ada di atas kamu,seperti posisi kita sekarang ini,kamu memang pantas berada di bawah ku"sorot mata amel begitu tajam menatap gendis,dengan senyuman yang terus merehkan gendis.
melihat pertengkaran itu suci benar benar di buat pusing,bahkan kata kata terakhir yang di ucapkan anak sulung nya itu cukup menyentil hati bu suci
"tapi dengar ,ibu juga tidak akan bisa apa apa kok kalo ga ada ayah"
Ucapan amel barusan terngiang ngiang di kepala bu suci sampai akhir nya
Bruk...
Seketika membuat amel dan gendis reflek menoleh,dan betapa terkejut nya mereka melihat sang ibu sudah tergeletak di lantai kamar gendis
"ibu...."teriak mereka berdua dengan bersamaan