Memperbaiki Kehidupan Dengan System

Mengabaikan teriakan John Abraham sebelum nya, para warga pun langsung menatap ke arah Zora untuk melihat apakah yang di ucapkan sebelum nya adalah kebohongan atau tidak.

Namun mereka tidak menemukan kebohongan apapun di wajah pemuda tampan itu , membuat salah satu dari mereka mengangkat tangannya untuk berbicara mewakili yang lainnya.

"Nak Zora, apakah yang kamu ucapkan benar?" tanya wanita paruh baya yang merupakan orang sebelum nya yang menelpon orang tua Zora untuk segera Kembali dari pasar.

"Benar bini, jadi silahkan bibi atur semua orang agar berbaris dengan rapi agar aku bisa langsung memulai untuk mentransfer uang tersebut pada bibi dan yang lain nya. " jawab Zora tersenyum ke arah wanita tersebut

Kemudian setelah itu tanpa aba aba , mereka semua pun langsung berbaris dengan rapi dengan wanita sebelum nya yang berbicara dengan Zora yang menjadi orang pertama yang maju ke arah Zora.

Kemudian tanpa banyak bicara lagi zora langsung mengirim uang sebesar $1 juta Nero pada nomor rekening yang di sebutkan oleh wanita paruh baya itu

Yang kemudian langsung terdengarlah notifikasi dari ponsel nya jika uang tersebut benar benar masuk ke rekening nya.

Membuat wajah nya langsung memerah menahan tangis karena uang sebesar itu bagi nya yang tinggal di pinggiran kota seperti ini sangat lah cukup untuk membuat mereka bertahan sampai puluhan tahun jika mereka bisa mengelola nya dengan baik.

Kemudian Kejadian serupa terus terjadi pada ponsel kepala keluarga yang lain nya hingga pada kepala keluarga terakhir yang menghabiskan waktu sekitar setengah jam bagi Zora untuk melakukan itu

Karena jumlah kepala keluarga di sana 23 orang , jadi Zora mengabiskan $23 Juta Dollar sekali jalan.

Setelah itu Zora pun langsung di kerumuni oleh semua orang Sekali lagi untuk mengucapkan terimakasih padanya.

Bahkan tak sedikit yang memeluk dan mencium nya membuat Zora kelabakan dengan itu,

Namun meski begitu Zora tidak menghindar ataupun marah dengan itu sebab orang orang itulah yang sering kali membantu kedua orang tuanya saat dalam masa sulit di kehidupan sebelum nya.

Hari ini yang seharusnya menjadi hari dimana kematian kedua orang tuanya di kehidupan sebelumnya

Ia gunakan untuk membalas Budi baik mereka semua.

"Paman bibi, aku akan masuk dulu bersama ayah dan adikku ini, sampai jumpa lagi dan aku mohon jangan sebarkan masalah ini pada orang luar karena aku tidak mau terganggu dengan hal hal merepotkan itu. Jadi aku mohon simpan apa yang terjadi di sini untuk diri kalian sendiri!"

Setelah semua nya selesai, Zora pun langsung pamit pada semua orang itu untuk masuk ke dalam rumahnya tak lupa juga ia meminta untuk mereka semua agar merahasiakan apa yang terjadi saat ini.

Karena jika sampai di ketahui oleh pihak luar bisa bisa kehidupan tenang nya akan terusik oleh orang orang yang penasaran dengan identitas nya

Yang tentu nya langsung di setujui oleh mereka karena mereka pun tidak akan mau sosok dermawan mereka kerepotan dengan masalah itu

Kemudian ketiganya Langsung berbalik dan meninggal kan orang orang itu menuju ke dalam rumah untuk menemui Vina dan Aurora yang sudah lebih dulu masuk sebelum nya.

[Ting]

[$23 Juta Nero sudah dipotong dari uang tuan. Saat ini uang tuan tersisa $1.100.500.000 Nero]

...

Sementara di dalam rumah.

Saat ini Vina dan Aurora sudah nampak sangat akrab layak saudari kandung , terlihat keduanya berinteraksi dengan sangat hangat seraya menata berbagai hidangan yang sudah keduanya masak beberapa waktu lalu.

Hingga kemudian aktifitas kedua nya itu terhenti setelah melihat tiga sosok pria memasuki tempat itu

Siapa lagi kalau bukan Zora Abraham, Jhon Abraham dan Leo Smith yang baru saja kembali Dari halaman setelah menyelesaikan urusan mereka di luar sana, atau lebih tepat nya urusan Zora dengan para warga.

"Kalian bertiga sudah kembali ternyata, kalau begitu cepat cuci tangan kalian setelah itu kita langsung makan bersama!."

ucap Vina Abraham menatap ketiga orang tersebut dengan senyum di bibir nya.

Jhon pun langsung memimpin kedua pemuda itu untuk mencuci tangan mereka sesuai dengan instruksi Vina sebelum nya

"Kakak , apakah putramu itu selalu seperti itu jika bersama suami mu?" tanya Aurora yang saat ini sudah duduk bersebelahan dengan Vina

"Begitulah adik , mereka seperti tikus dan kucing jika sudah bersama namun jika saling berjauhan seperti saat putraku itu memutuskan untuk kuliah di ibu kota maka keduanya akan selalu saling menghubungi setiap harinya, aneh bukan.?" ucap Vina menjelaskan mengenai kedua pria yang di cintai nya itu.

Yang di maksud mereka saat ini adalah interaksi kedua nya yang sebelum nya yang mana saat itu terlihat Zora mengejek ayah nya dengan kata jelek di halaman dan berbagai tingkah konyol keduanya sebelum nya.

...

Sebelum nya kedua wanita itu sudah menceritakan mengenai dirinya masing masing , yang akhirnya muncul kesepakatan di antara kedua dimana Vina akan memanggil Aurora dengan sebutan adik begitupun sebaliknya dimana Aurora akan memanggil nya kakak.

Karena kebetulan usia keduanya hanya berselisih beberapa bulan saja ,yang saat ini kedua nya sama sama memiliki usia 39 tahun.

...

Tak lama kemudian ketiga pria yang sebelum nya mencuci tangan itu akhirnya kembali dan langsung bergabung dengan kedua wanita yang sudah nampak seperti saudara kembar tersebut.

"Nampak nya kalian berdua sudah sangat dekat, ya?" ucap Jhon Abraham setelah duduk di salah satu bangku di sana seraya menatap ke arah sang istri yang nampak terus mengobrol dengan Aurora tanpa memedulikan kehadiran ketiganya

"hihihi tentu saja suami ku, karena mulai saat ini dia adalah adikku, dan kalian berdua harus menyayangi dan menjaganya sama seperti kalian berdua menyayangi dan menjagaku. Karena jika tidak maka aku akan menghukum kalian dengan tidur di luar!"

dengan senyum merekah di bibir nya Vina pun langsung menjelaskan mengenai hubungan di antara kedua nya saat ini.

Membuat Jhon dan Zora hanya tersenyum dengan itu sebab mereka berdua sangat tahu jika Vina dari dulu sering bercerita jika ia sangat ingin memiliki saudari perempuan agar bisa menemani nya mengobrol.

Bahkan Vina pun sempat memprogram kehamilan nya beberapa tahun yang lalu untuk bisa mendapat kan anak perempuan di dalam keluarga kecilnya itu

Namun semuanya itu tidak bisa terlaksana karena Zora yang memutuskan untuk berangkat ke ibu kota untuk kuliah , alhasil kedua nya pun melupakan keinginan tersebut dan memilih untuk bekerja keras agar bisa membantu biaya kuliah putra mereka hingga mereka mengabaikan kesehatan tubuh mereka untuk itu.

Yang pada akhirnya membuat kedua harus meninggal karena sakit saat itu.