Menunggu adalah cinta yang paling tulus, tapi apakah yang ditunggu juga mencintai dengan tulus? Sudah tiga tahun lamanya Anaya Feroza Mardani menunggu sang kekasih pulang dari Indonesia. Kabar kematian sang kekasih tak akan membuat Naya begitu saja percaya sebelum dirinya bertemu dengan jasad sang kekasih.
Penantian tiga tahun itu, membuat kedua orang tua Naya harus menjodohkan Naya dengan seorang Dokter tampan bernama Naufal Putra Abikara anak dari Abikara Grup, yang tak lain adalah musuhnya saat SMA dulu.
Apakah kekasih yang Naya tunggu akan datang? Dan apakah dia masih hidup atau sudah meninggal? Bagaimanakah hubungan Naya dengan Naufal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aniec.NM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
“Kayra!”
Suara bentakan itu membuat keduanya menoleh ke arah sumber suara, hingga tersentak kaget.
“Vero.”
Vero mengepalkan kedua tangannya, amarah sudah menguasai diri Vero. Dia menatap tajam gadis itu, rasa kecewa, marah, sakit hati ada di dalam hatinya.
“Selamat Kayra, lo udah buat gue sakit hati,” Vero tersenyum sinis.
Ia begitu kecewa dengan Kayra, cintanya yang tulus ia berikan pada Keyra namun dia hanya mempermainkannya.
“Lo salah dengar Ver, itu nggak seperti apa yang lo denger,” elak Kayra, ia menggenggam tangan Vero berharap Vero mempercayainya.
Vero melepas kasar tangan Kayra.” Gue benar-benar kecewa sama lo Kay, gue benci sama lo!” pekik Vero beranjak pergi.
“Sekarang gue sama lo, nggak ada hubungan apapun!”
Deg
Pernyataan itu terdengar jelas di telinganya bahkan jantungnya juga itu merasakan, ia tak percaya hubungannya dengan Vero sudah berakhir karena dirinya sendiri. Kayra hanya bisa menangis, merasa bersalah mempermainkan hati Vero yang begitu tulus mencintainya. Di hati kecilnya, sebenarnya dia sudah benar-benar mencintai lelaki itu, namun egonya dan gengsinya tinggi. Kayra menatap punggung Vero yang sudah pergi menjauh.
Luna hanya bisa mengelus punggung sahabatnya, ia juga tau apa yang ia lakukan sudah membuat hati seseorang hancur.
Seseorang akan kecewa jika cinta yang dia berikan hanya menjadi permainan, dia akan hancur, sehancur-hancurnya.
Vero melayangkan tinjuan di dinding belakang sekolah, emosinya dia keluarkan dengan menyakiti dirinya. Bahkan dia tak memperdulikan darah yang keluar dari tanganya, itu tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.
Kayra adalah perempuan pertama yang Vero cintai, perempuan pertama yang membuatnya berani mengungkapkan perasaan, dan perempuan pertama juga yang menyakiti hatinya. Padahal hubungan mereka masih di bilang masih baru, dan belum memasuki satu bulan.
**
Naya tengah mengecek keuangan Butik, dia tengah fokus dengan layar laptop di depannya.
Tok! Tok!
Suara itu membuatnya Naya menghentikan aktivitasnya.
“Masuk,” sahutan.
Rupanya Rina pelayan butik, wanita itu menggunakan seragam biru muda dan ada logo Butik Mardani di sampingnya.
“Ada apa, Rin?”
“Di depan ada orang yang nyariin Ibu,” jawab Rina.
“Siapa?”
“Cowok Bu, dia pake masker sama topi hitam,” terangnya.
Naya mengerutkan keningnya, cowok bermasker dan bertopi, cowok yang aneh. Naya menutup laptop, melangkah keluar menemui cowok itu.
Terlihat cowok itu berdiri di ambang pintu Butik, dengan badan yang menyender di ambang pintu dan tangan melipat di atas dada, lelaki itu membelakangi Naya. Kemudian Naya menghampiri lelaki itu.
“Maaf, anda cari saya?” tanya Naya.
Lelaki itu berdiri tegak di hadapan Naya, dengan pandangan mata yang tertuju pada perempuan di depannya.
“Ada apa ya?” tanya Naya lagi.
Terlihat dari matanya, lelaki itu mengukir sebuah senyuman walaupun tertutup masker. Lalu lelaki itu memberikan sebuah serta putih untuk Naya.
Dengan terheranan, Naya meriah surat itu.” Apa ini?” tanya Naya.
Tanpa menjawab pertanyaan Naya, lelaki itu memberi isyarat tangan untuk Naya agar Naya membuka suatu itu dan membacanya.
Lalu Naya membuka surat itu dan mulai membacanya dalam hati.
Selamat siang Marmut nya Tiku, Tikus nya kangen mau kiss katanya biar kerjanya semangat.
Sebuah senyuman terlihat jelas di bibir merah jambu perempuan itu. Ia sudah tau siapa lelaki di balik masker yang berada di hadapannya ini.
“Naufal!” seru Naya.
Naufal membuka maskernya, menampilkan sebuah senyuman manis untuk istrinya.
“Dasar tikus,” ledek Naya.
“Jadi gimana? Kangen Nya di bales nggak?” tanya Naufal, pipinya sudah siapa menerima ciuman itu.
Naya melihat di sekitar, para pelayan Butik sibuk dengan pekerjaan mereka.
“Iih nanti ada orang liat gimana?”
“Nggak ada yang liat sayang, percaya sama aku,” jawab Naufal.
Cup!
Sebuah ciuman mendarat dengan singkat di pipi lelaki itu, dan lagi-lagi senyuman itu terukir indah di bibir lelaki itu.
Pipi Naya seperti kepiting rebus, ia tak bisa menyembuhkan salah tingkahnya, sikap Naufal membuatnya selalu tersenyum. Begitu juga dengan Naufal, ia sangat gemas dengan istrinya, ia tau kalau istrinya itu tengah salah tingkah.
Tatapan lekatnya tak beralih dari siapapun, pandangan mata yang selalu tertuju pada perempuannya.
“Makasih ya.” Naufal membalas cium itu di kening Naya.
“Sama-sama.”
“Sekarang aku lebih semangat lagi kerjanya, nanti kalau aku kangen lagi aku datang lagi kesini,” terangnya.
“Terserah Pak Dokter aja deh, Butik ini terbuka buat kamu,” ucap Naya.
“Naya, kamu tau nggak ke Korea?” tanya Naufal.
“Mau banget,” jawab Naya kegirangan.
“Aku mau ngasih nunjuk bias K-Pop kamu, kalau penggemar nya ini udah jadi milik aku seutuhnya,” kata Naufal, mencium punggung tangan Naya.
“Gimana ngasih nunjuknya, coba?” tanya Naya.
“Nanti pas di konsernya, aku bakal kasih spanduk yang gede terus tulisannya ‘ BTS, one of your fans has become mine forever’.”
Naya tertawa mendengarnya, ia tak menyangka Naufal sebucin ini. Ia juga masih tidak percaya, lelaki yang dulunya sangat ia benci sekarang menjadi lelaki yang sangat ia cintai.
**
Kayra melihat kuris di barisan paling belakang itu kosong, kursi tempat Vero duduk, Kayra juga melihat tas lelaki itu tak ada di sana. Kayra benar-benar merasa bersalah, selama ini dia telah mengkhianati lelaki tulus seperti Vero.
“Vero pergi kemana ya?” batinnya dalam hati.
Tak berselang lama, lelaki yang ia tunggu itu datang. Penampilannya sudah berubah, majunya berantakan, rambutnya acak-acakan dan ada balutan perban di tangan kanannya.
Vero beranjak ke tempat duduk tanpa menoleh sedikitpun kepada Kayra. Lelaki itu benar-benar marah padanya.
“Ver, tangan lo kenapa?” tanya Dion teman sebangku Vero.
“Biasalah, awalnya mau pukul orang jadi nya mukul dinding belakang sekolah,” terang Vero.
Percakapan mereka berdua tak sengaja didengar oleh Kayra, dia semakin tak enak hati.
“Dia melukai dirinya sendiri,” monolog Kayra dalam hati.
**
Malam yang dingin hanya nampak bintang di langit. Dua sepasang sejoli yaitu Naya dan Naufal tengah dalam perjalanan pulang, mereka baru saja ke bioskop. Di dalam mobil, mereka bernyanyi bersama, menikmati alunan musik romantis.
Kita bikin romantis, bikin paling romantis
Sambil bermain mata, turun ke hati, hatinya jatuh
Kita bikin romantis yang paling romantis
Sambil gandengan tangan, hati pelukan di angan syahdu
Awan ikut menari-nari (romantis)
Namun pada saat di pertengahan jalan, mereka berdua memberhentikan mobilnya. Naufal melihat dari kejauhan dirinya melihat Keyra dan Vero, Naya juga melihat Vero tengah memarahi Kayra dan Kayra seperti memohon sembilan menangis.
Cepat-cepat mereka keluar dari mobil dan menghampiri mereka berdua.
“Kayra, Vero!”
Keduanya terkejut mendengar ada sumber suara, dengan kepalanya yang bersamaan menoleh ke arah sura Naya yang memanggil mereka.
“Kak Naya.”
“Kayra kamu ngapain disini?” tanya Naya.
“Kamu juga Vero, katanya mau futsal kok sama Kayra?” Pertanyaan itu Naufal yang lontarkan.
“Oke, Bang gue mau beritahu sesuatu,” ujar Vero.