Sakit rasanya ketika aku menyadari bahwa aku hanyalah pelarianmu. Cinta, perhatian, kasih sayang yang aku beri setulus mungkin ternyata tak ada artinya bagimu. Kucoba tetap bertahan mengingat perlakuan baikmu selama ini. Tapi untuk apa semua itu jika tak ada cinta untukku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zheya87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
Roy semakin intens mendekatiku, berbagai usahanya termasuk antar jemput, berangkat kerja, membawakan makan siang juga perhatian-perhatian kecil lainnya yang tak terhitung. Akupun mulai terbuai oleh kebaikannya keraguanku terkikis sudah.
Tak terasa tiga bulan berlalu aku magang di tempat kerjanya Roy, dan hubunganku dengannya juga semakin membaik. Aku tak menghindarinya lagi, kubiarkan dia kembali masuk ke dalam kehidupanku.
Hari ini adalah hari terakhir aku magang. Selanjutnya aku akan fokus mengerjakan proposal penelitianku. Anak-anak magang berpamitan kepada karyawan dan pimpinan kantor.
Roy menghampiri kami
" hy guys, untuk perpisahan kalian hari ini, saya akan traktir kalian makan di restoran depan kantor? Bagaimana? Setuju? " tanya Roy sambil melirikku. Aku pun tersenyum sambil mengangguk mengiyakan
"setuju pak" jawab mereka serempak
Kamipun beranjak menuju tempat yang dimaksud. Aku berjalan beriringan dengan Roy, dia menggapai tanganku mengandeng sambil tersenyum. Aku menatapnya, apakah kini saatnya? Dalam hati aku berjanji untuk mencoba memantapkan hatiku untuk menerimanya memulai hubungan ini.
Restoran yang kami kunjungi cukup ramai karena bertepatan dengan jam istrahat. Susah payah kami menemukan meja untuk dijadikan satu, akhirnya dengan bantuan waitress yang memang sudah mengenal lama Roy, kamipun mendapat 2 meja yang digabung menjasi satu.
Teman-temanku sangat bersemangat. Mereka memilih menu favorit masing-masing. Kebersamaan ini diselingi dengan canda tawa yang ringan. Sejenak ku melupakan kepenatan ini.
" Dara, gimana kuliah kamu? Sudah sampe mana proposalnya? " tanya Roy mengalihkan perhatianku
" Udah selesai seminar kok, sekarang aku sedang merampungkan hasil penelitian." jawabku sambil terus menghabiskan makan
" Bagus deh kalo gitu, entar malam kita jalan ya?"
" ga bisa Roy, aku deadline nih. aku sementara bimbingan skripsi banyak yang harus aku perbaiki. Kamu kan tau kesempatan aku ngerjain itu semua malam. "
"yah.... "
" kenapa sih? Boring ya? Sana ajak teman-teman tongkronganmu, dalam 2 minggu ini aku ga bisa di ganggu dulu. Aku juga udah ijin sama kakak kamu cuti sebulan buat fokus ngerjain skripsi dulu " lanjutku
" iya deh gpp, "
Selesai makan kami pulang yang masih punya agenda ngumpul- ngumpul dilanjutkan, aku langsung diajak Roy pulang.
Tiba di rumah, aku heran dari halaman kulihat ada tamu, tampak kak Arini dan suaminya juga mamanya Roy. Mereka sedang berkumpul di ruang tamu rumahku. Ayah mengangguk-angguk mendengar penjelasan mamanya Roy. Aku mempercepat langkahku menuju rumah.
" Assalamualaikum" aku masuk dan salim sama ayah ibu juga mamanya Roy.
"waalaikum salam wr wb " jawab mereka serempak
" Nah ini dia yang ditunggu-tunggu udah tiba " imbuh ka Arini
" mari nak duduk di samping mama" ucap mamanya Roy
Aku menoleh menatap Roy yang ikut masuk , sambil mengangguk Roy ikut bergabung juga.
" eh ngomong- ngomong ini ada apa ya, kok pada rame?" aku bertanya heran
" begini nak, orang tuanya Roy datang melamar kamu untuk menikah dengan Roy" to the point ayah menjelaskan.
"hah?..." aku menoleh ke arah Roy, dia menggeleng pertanda dia pun tak tau rencana mama dan kakaknya.
"mah, kenapa tergesa-gesa?" tanya Roy
" Dara masih sementara menyelesaikan skripsinya ,bulan depan dia baru ujian. Belum juga wisuda mah" lanjut Roy
Aku menatap Roy, sesungguhnya ini adalah kabar bahagia buat aku. Ini adalah impianku, dilamar oleh keluarga pria yang kucintai. Tapi entah mengapa perasaanku tak enak ketika Roy protes ke mamanya.
" gpp nak, untuk menghindari fitnah kalian harus segera dinikahkan. Ayah liat setiap hari kamu datang jemput Dara dan mengantarnya pulang saat malam hari, ayah ga enak dilihat tetangga. Kalo sudah menikah, jangankan pulang malam ga pulang pun Dara kami ijinkan asalkan bersama nak Roy" penjelasan ayah
" yah aku sih gpp ayah ibu, tapi tanya Dara nya dulu, siap ga nikah sekarang. Dia kan cita-citanya ' Raih lah baju sarjanamu sebelum meraih baju pengantinmu'
ya kan Dar? " Roy menatapku seakan meminta persetujuanku.
" mama juga udah tua Dara, mama kesepian di rumah sendiri. Sebenarnya mama juga pengen mendampingimu wisuda nanti sebagai menantu mama , ya kan bu? " kata mama Roy sambil menoleh ke arah ibu
" saya terserah Dara aja bu, kalo dia udah siap kami juga terima. Insya Allah dengan jalan ini semua akan baik-baik aja. " jawab ibu
"gimana sayang?" Roy bertanya padaku
Aku reflek memukul tangan Roy yang dengan entengnya memanggil aku sayang depan orang tua.
" Dar, mama sama Roy sudah lama sebenarnya mempersiapkan pernikahan kalian, cuma Roy nya aja yang tidak mendiskusikannya dengan kamu. Bahkan mama sudah mulai melihat-lihat desain undangan. Kamu ga usah mikirin apa-apa, biar kakak sama mama yang ngurus semua persiapan pernikahan ini. kamu fokus saja sama penelitian skripsi, serahkan sama aku ahlinya" kak Arini menimpali sambil menaik turunkan kedua alisnya.
" Iya Dara, Mas juga malah sudah ambil cuti seminggu buat nemenin Arini ngurus persiapan acaranya, kamu tinggal request aja konsep apa nantinya acara resepsi kalian. "
Aku kembali menoleh ke arah Roy, dia mengangguk dan meraih jemariku.
" aku pikir-pikir dulu yah?..." ucapku ke Roy
" jangan lama dong mikirnya, nanti kamu berubah pikiran lagi " Roy semakin menggenggam ganganku, tak ada rasa malunya di depan orang tuaku dia bersikap seperti itu.
" nak, niat baik seseorang jangan di ulur-ulur. Ayah ibu sama kakakmu sudah setuju, kami tinggal menunggu keputusanmu saja " ibu menambahkan
" beri aku waktu 3 hari, aku ingin memantapkan hatiku " jawabku
" ga bisa, lama banget Dar, sejam udah bisa mikirnya tinggal bilang iya juga" protes Roy lagi
" ckk...." aku berdecak padanya
" besok, aku jawab besok. Iya besok ya?"
" oke, deal besok pagi kami datang ya nak " ucap mamanya Roy
" iya tante, besok Insya Allah saya kabari Roy"
" ga usah panggil-panggil Roy, aku setahun lebih tua dari kamu, mulai sekarang panggil aku Mas , " kata Roy
Ha....
Ha...
Ha...
Semua ikut tertawa dengan candaan Roy.
Akupun mengangguk.
" kalo begitu kami pamit dulu pak bu, nanti kelanjutannya kita bisa bertemu kembali besok " mama Roy pamit kepada kedua orang tuaku.
" iya bu, Insya Allah segera ada kabar baiknya ya " tambah kak Arini lagi
" kami pamit bu, mari "
"Terimakasih sudah berkunjung bu Anita nak Arini, hati-hati di jalan " Ayah menambahkan sambil mengantar para tamu hingga depan teras.
Roy masih di tempat duduknya, dia belum beranjak pamit. Akupun masih sama, ingin bicara berdua dengannya meminta penjelasan tentang lamaran ini.
" ada yang mau kamu jelasin ke aku? " tanyaku sambil menatap Roy, setelah ayah ibu masuk ke ruang keluarga.
" semua udah jelas Dara, minggu depan kita menikah. Apalagi yang perlu aku jelasin? Hmm?"
"Roy Nikah loh ini, yang kita bahas ini pernikahan bukan pacaran. Kamu dan aku. Kita belum tau perasaan kita bagaimana. Menikah adalah keputusan yang harus dipikirkan matang-matang"
" Dara, dengerin aku. Kita sudah saling mengenal lama, lama banget. Kamu sudah tau apapun tentang aku, kurangnya aku, lebihnya aku kamu tau segalanya, bahkan kamu lebih tau semua tentang diri aku lebih baik dari mantan-mantan pacar aku. Aku yakin, hanya kamu yang bisa mengerti Ku nanti. Hanya kamu yang bisa mendampingi aku kapanpun kemanapun " Roy sambil menggenggam kedua tanganku menatapku .
Aku luluh dengan bujuk rayunya.
" Lalu kemana pacar kamu yang kemarin? Aku tau hubungan kamu lama, nanti sulit untuk melupakannya." aku mencoba mengorek informasi tentang masa lalunya
" Aku single sekarang, itu yang terpenting. Bantu aku. Bantu aku move on, bantu aku menumbuhkan cinta dalam hubungan kita. Aku janji, akan setia sama kamu, aku janji akan memperlakukan kamu lebih baik lagi" Roy meyakinkanku
Sesungguhnya aku ragu dengan hal ini, aku tau aku hanyalah pelarian Roy ketika dia telah disakiti pacarnya. Aku terdiam, kubiarkan dia memohon sambil membungkuk. Aku ingin menikmati momen ini seorang Roy Mahendra memohon kepadaku.
" beri aku waktu berpikir malam ini, besok aku kabari kamu yah? Sekarang pulanglah. Aku mau istrahat, kamu juga capek kan? beri aku waktu berpikir" aku menarik tanganku dari genggaman tanganya.
" baiklah Dar, aku pulang ya? " Roy beranjak berdiri
" Aku pamit ya, nanti titipkan salam pamitku ke ayah ibu"
" iya, hati-hati dijalan ya...!
Aku mengantarnya sampai teras, kulambaikan tangan ketika dia mulai menjalankan mobilnya.
" hhhhhh ..." aku mendesah kasar
Aku memasuki rumah, ayah ibu sudah tak nampak duduk di depan Meja Tv, mungkin mereka sudah tidur begitupun adik-adiku mereka sudah terlelap tidur di kamar tempat kami bertiga.
Masih belum percaya, aku mencoba melihat kotak kecil yang mamanya Roy selipkan di kantong bajuku tadi saat dia pamit pulang. Kubuka kotak itu, cincin yang sangat indah, kutaksir mungkin harganya mahal. Ya Tuhan apa amalan terbaikku sehingga mendapatkan kejutan baik ini.
Kusimpan rapi kotak cincin itu dalam lemariku, aku beranjak membersihkan diri lalu melaksanakan Sholat malam yang sudah lewat waktunya.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku mengambil Hp kuhubungi ka Arini via chat Wa. aku ingin tau sampai mana keseriusan Roy untuk melamarku.
Terlihat Wa ka Arini masih online, ku coba menyapa dengan emoticon smile. Alhamdulillah langsung direspon.
"yaa dara"
"mau tanya boleh kak? "
"Iya , silahkan sayang"
"Roy apa benar udah putus? Sama yang kemarin?" Aku tidak berani menyebut nama gadis itu, takut baper
" emang dia ga cerita?"
" ga ada kak"
" yang waktu kamu ke rumah, pas hari pertama kamu magang, ada ga dia ngomong ?"
Oh yang waktu itu dia nangis dipelukanku.
" ada sih, cuma nangis doang sambil bersandar dibahu aku"
" hmm, itu mah dia gengsi mengakui kalo dia di khianati sama pacarnya yang udah pacaran 5 tahun "
"oh ya? Pantas aja, ya udah deh kak. Makasih ya infonya"
" dara, jangan sampe info dari aku mempengaruhi keputusan kamu besok ya? Kami sudah berharap banyak sama kamu, mama juga sudah terlanjur sayang sama kamu sejak dulu. Makannya mama langsung menyetujui niat Roy menikahi kamu ketika dia patah hati. Mama terburu-buru melamar kamu, takut keduluan orang katanya hhe"
"keduluan gimana to kak, aku ga punya pacar gini"
" ga punya pacar, tapi ada yang ngefans loh, kata mama ada sahabatnya Roy yang juga suka sama kamu"
"ye artis bukan kak, ada-ada aja, ya udah deh makasih ya, selamat malam kak.
Aku lega setelah mendapatkan informasi dari ka Arini tentang Roy, kupejamkan mata. Pikiranku masih melayang. Sesungguhnya aku sangat bahagia malam ini, Ku dilamar sama pria yang kucintai. Tak apa dia belum mencintaiku, yang terpenting mama dan kakaknya baik kepadaku. Diapun berjanji akan belajar untuk mencintaiku.