Lin Mei seorang bodyguard di abad 21, meninggal karena kecelakaan tunggal, Jiwanya berpindah ke tubuh seorang Nona di dinasti Qing .
Feng Yie gadis yang cantik, lembut dan penurut. Ia hidup dengan Ayahnya yang tidak peduli padanya, Ibunya sudah meninggal saat Feng Yie berumur empat tahun.
Feng Yie tinggal bersama Ibu dan saudara tirinya yang kejam, akan kah Lin Mei mampu bertahan? tanpa adanya dukungan dari sang ayah.
Sekedar hiburan aja, yang suka silahkan baca, yang gak suka tidak perlu baca!
yang mau kasih bintang limanya, Author ucapkan Terimakasih, selain bintang lima tidak perlu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33 nyonya Wang bahagia.
Feng Yun dan Feng Yie melompat dari tembok pagar yang tinggi ke halaman belakang di mana ada paviliun yang biasa Feng Yie tempati.
Ji Yu yang panik dan mondar mandir dari tadi.
'' Ji Yu!!'' Feng Yie sedikit berteriak.
''Nona Ji Yu takut hiks hiks,'' ujar sambil terisak.
''Ji Yu menjadi orang ku jangan lemah oke, aku tidak suka,'' ujar Feng Yie.
Ji Yu mengusap air matanya yang terus mengalir Karena bahagia melihat Nonanya selamat.
''Yie'er, Ji Yu pasti menghawatirkan mu,'' ujar Feng Yun.
''Hem. Tapi aku ingin orang ku yang kuat jangan cengeng oke, karna ke depannya kita pasti akan lebih banyak masalah dan kita harus jadi lebih kuat,'' ujar Feng Yie.
''Baik Nona, Ji Yu akan menjadi Pelayan yang bisa Nona andalkan,'' Ji Yu mengelap air matanya dengan tangannya dan tersenyum pada Nona nya.
Feng Yie merasa lucu dengan sikap Ji Yu, ''Nona dan Tuan pasti haus, silahkan minum dulu tadi Ji Yu sudah menyiapkannya .''
''Hehe aku punya sesuatu,'' tiba tiba di tangan Feng Yie ada botol berisi arak.
''Wah, Yie'er membawanya?'' ujar Feng Yun
''Tentu saja Yie'er ingin mencicipinya, ini untuk Kakak dan ini untuk Ji Yu kamu harus meminumnya agar biasa,'' ujar Feng Yie pada Ji Yu
''Terimakasih Yie'er, sudah lama Kakak tidak meminumnya,'' Feng Yun langsung menegak minuman itu.
''Terimakasih Nona,'' Ji Yu Meminum arak menggunakan gelas kecil sedangkan Feng Yie langsung menegaknya.
'' Yie'er, cara mu minum itu tidak pantas,'' ujar Feng Yun mengingatkan.
''Kakak seperti ini lebih nikmat,'' Feng Yie terus menegak minumannya, tubuhnya tidak begitu lemah lagi, jika itu Feng Yie yang dulu pasti langsung pusing.
''Nona kenapa mata Ji Yu berat dan kepala Ji Yu pusing?'' perlahan pandangan Ji Yu memudar dan Ji Yu pun ambruk.
''Haha, dasar payah,'' ujar Feng Yie terbahak.
'' Yie'er, Ji Yu pasti tidak kuat dengan minuman ini,'' ujar sang kakak.
'' Hem, Yie'er tahu. Tapi Ji Yu harus terbiasa, Yie'er rasa kedepannya tidak akan mudah, kita akan pergi ke kota tempat ibu tinggal, dan kita akan berkeliling itu pasti menyenangkan dan jika Ji Yu ingin selalu di samping ku Ji Yu harus menjadi kuat,'' Feng Yie melirik ke arah Ji Yu dengan mudah Feng Yie mengangkat tubuh Ji Yu seperti memanggul karung beras lalu membawanya kekamar Ji Yu.
Feng Yun melihat aksi Adiknya saat merampok Ayahnya ia terlihat lincah saat memanjat, dan saat membawa Ji Yu ke kamarnya dengan entengnya ia membawa Ji Yu. Feng Yun tersenyum bangga, Adiknya yang cantik tidak manja dan bisa melindungi diri.
* * Sore hari di mansion.
Matahari sebentar lagi terbenam Nyonya Wang tersenyum bahagia dengan putri kesayangannya mereka baru turun dari kereta mewah.
''Ibu, aku tak sabar melihat Feng Yie di kirim pada keluarga Kakek,'' Feng Hai tersenyum.
''Haha Ibu juga tak sabar, dia pasti akan menangis setiap hari memiliki Suami seperti Kakak sepupumu,'' ibu dan anak itu tersenyum jahat.
Mereka berjalan masuk ke mansion Feng dan tak hentinya tersenyum karna sebentar lagi mereka akan mengirim Feng Yie ke rumah jendral Guo.
''Bibi Bai, masak makan malam yang sepesial kita akan merayakan kemenangan!'' ucap selir Wang.
''Baik Nyonya,'' Bibi Bai pergi untuk menyampai kan pesan Nyonya Wang pada koki kediaman Feng.
* * Malam pun datang.
Setelah mandi dan berdandan Nyonya Wang turun dari kamarnya ia berjalan dengan anggun turun ke lantai bawah, karna sebentar lagi jendral Feng akan datang.
Tak lama, Jendral Feng datang dengan kudanya, setelah turun dari kudanya Jendral Feng masuk ke mansion mewah miliknya.
''Salam Tuan,'' ucap penjaga di depan pintu.
''Hem,'' jendral Feng masuk kedalam mansion, di sambut senyum manis Nyonya Wang.
Jendral Feng duduk dan Nyonya Wang memijit bahu Suaminya.
''Aku merasa kamu sangat bahagia hari ini,'' ujar jendral Feng.
''Hem, tentu saja hari ini aku sangat bahagia,'' jawab Nyonya Wang.
''Apa Ayah menerima Feng Yie sebagai calon Istri cucuk nya?'' tanya jendral Feng.
''Tentu saja, mereka menerima Feng Yie,'' ujar selir Wang tersenyum.
Jendral Feng melirik pada istrinya, ''Tapi sepertinya ada hal yang sangat membuatmu bahagia,'' ujar jendral Feng.
''Suamiku bicara apa? Lebih baik kita makan malam dulu, kamu pasti lelah.''
''Hem, aku juga masih ada pekerjaan,'' ujar jendral Feng.
''Baiklah setelah makan malam kamu bisa melanjutkan pekerjaannya.'' Jawab Nyonya Wang.
''Baiklah.''
Nyonya Wang menarik tangan jendral Feng ke ruang makan walaupun sudah tak muda lagi tapi Nyonya Wang selalu bersikap manis di hadapan jendral Feng.
''Ternyata Putri Ayah sudah menunggu,'' ujar jendral Feng.
''Ia Ayah, Hai'er menunggu ayah,'' jawab Feng Hai dengan manis.
''Ayo kita makan, Ayah sudah lapar,'' jendral Feng mengelus rambut panjang Feng Hai dengan penuh kasih sayang.
mereka makan malam dengan bahagia penuh canda tawa.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
jangan lupa like dan terima kasih bunganya.
gak ada perlawanan gitu
slalu anak selir lebih dipandang ketimbang anak sah, padahal anak sah yg lebih unggul.