"Tolong lepaskan saya!" seru gadis cantik itu saat tubuhnya di seret menuju ke kamar yang sangat ingin dia hindari, salah rasanya dia telah menerima tawaran dari teman nya karena dia sangat butuh uang sekali.
"KAU! BISA DIAM ATAU TIDAK, ATAU KAU INGIN AKU PENGGAL DI SINI JUGA KEPALAMU!" teriak pemuda tampan namun sangat mematikan itu, bahkan wanita yang tadi di bentak oleh pria itu langsung diam dengan tubuh bergetar hebat.
"Tolong lepaskan saya tuan." seru gadis itu memohon.
"ck kau lupa bahwa aku sudah membeli mu dengan harga mahal." seru pria itu.
"Akan saya ganti tuan, tapi mohon lepaskan saya."
"Aku tidak butuh uang mu, karena mulai sekarang kau akan menjadi pemuas dan j*lang ku." bisik pria itu dengan begitu tegas dan dinginnya yang terdengar sangat menyeramkan.
Bagaimana kelanjutannya??
kepoin ceritanya yaaa!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8_Menyusahkan Diri Sendiri
Jam menunjuk pukul sepuluh pagi dan Mikaila baru bangun dari tidurnya, baru saja membuka mata dia dan dia ingin bangun namun badan nya begitu remuk sekali.
Dia langsung teringat dengan kejadian semalam yang langsung membuat Mikaila sedih, hatinya begitu teriris mengingat bahwa sekarang dia bukan wanita terhormat karena kehormatan nya sudah di renggut paksa oleh orang yang bahkan bukan suaminya.
"Ayah ibu maafin Mikaila." lirihnya kemudian beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Dia begitu lama menggosok tubuhnya karena begitu banyak bekas yang di tinggalkan oleh Dave di tubuhnya, bahkan dada nya begitu banyak tanda merah di sana.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya Mikaila langsung membersihkan kekacauan di kamar tersebut, dia melihat tempat tidur yang terdapat bercak noda merasa di sana membuat dia kembali bersedih.
Dia mencuci hingga bersih noda itu, setidaknya tidak sampai ada yang tahu walau sudah di pastikan kalau semuanya sudah tahu sebenarnya.
Setalah itu Mikaila turun ke bawah, dia ingin mengurung dirinya namun rasa lapar lebih membuatnya mengalahkan ego.
"Nona Mikaila, anda sudah bangun?" tanya bidan Siti begitu senang melihat wanita tuan nya itu sudah mau turun.
"Bu saya lapar." ucap Mikaila membuat bi Siti tersenyum ramah ke arah wanita cantik itu.
"Bi Siti nona, nona panggil saya bi Siti saja." ucap bi Siti dan di angguki oleh Mikaila.
"Nona duduk saja di meja makan biar saya siapkan untuk makanannya." ujar BI Siti dan Mikaila menurut.
Dia duduk dengan tenang dan tak lama makanannya pun datang, begitu banyak menu yang tersedia membuat Mikaila melongo bagaimana bisa dia menghabiskan semuanya.
"Silahkan nona." seru bi Siti yang melihat begitu iba ke wanita di sampingnya itu.
"Terima bi." jawab Mikaila berterima kasih.
"Sama-sama non."
Setelah itu Mikaila pun menyantap makanan tersebut dengan begitu lahap, dia seperti Tidka makan satu tahun saja karena begitu lahap sekali, setelah di rasa kenyang dia pun menyudahi makan nya, dia berencana untuk membersihkan bekas nya namun dilarang oleh bi Siti.
"Jangan non biar saya saja." ucap bi Siti.
"Enggak usah bi saya bisa kok, ini kan bekas saya jadi gak harus bibi yang bersihkan." ucap Mikaila merasa tidak enak jika harus bi Siti yang membersihkan nya.
"Tidak usah nona, ini sudah kewajiban kami jadi nona bisa kembali ke kamar atau duduk di ruang keluarga juga boleh." ucap bi Siti.
"Boleh saya lihat televisi bi?" tanya Mikaila merasa bosan jika harus di kamar terus, apa lagi itu membuatnya mengingat kejadian semalam saja.
"Silahkan nona." ujar bi Siti membuat Mikaila berjalan ke ruangan di mana terdapat televisi begitu besar sekali.
Dia menyalakan televisi tersebut namun sayang televisi dia biarkan menyala namun pikirannya kemana mana dan tidak melihat ke arah televisi.
Hal itu pun tak luput dari pemantauan Dave dari layar komputer, dia memang memasang cctv di segala penjuru karena bagaimana pun disetiap tempat tidak aman bagi nya bahkan di rumah sendiri.
"Sedang memikirkan apa dia?" tanya Dave bergumam pada dirinya sendiri.
Sebulir air mata tanpa permisi jatuh mengalir di pipi nya namun segera Mikaila hapus, dia tidak boleh terlihat lemah walau sebenarnya dia sudah tidak tahan lagi, sejak kejadian semalam dia sudah menjadi wanita yang murahan dan tidak berguna, dia malu kepada ayah dan ibu juga.
"Kamu sedang apa?" tanya Lani yang memang tak sengaja melihat Mikaila duduk sendiri sambil melihat televisi, bahkan wanita itu melihat bahwa wanita yang di bawa bos nya itu sedang menangis.
Sedangkan Mikaila begitu terkejut dengan ada orang lain di sini karena dia pikir hanya ada maid dan beberapa pengawal saja.
Mikaila menatap ke arah wanita yang dia rasa umurnya tak jauh dari dirinya, namun entah ada rasa ingin bertanya siapa wanita ini.
"Aku Lani anak buah dari bos Dave." ucap Lani duduk di samping Mikaila sambil menarik tangan nya untuk bersalaman.
Lani tahu sekali kalau wanita itu pasti bingung kenapa tiba-tiba ada wanita di mansion ini, maka dari itu Lani menjelaskan agar Mikaila tidak salah paham entah mengapa dia harus menjelaskan namun firasat nya mengatakan kalau Lani harus menjelaskan.
"Aku Mikaila." balas Mikaila sambil menerima jabatan tangan dari Lani.
"Lagi apa?" tanya Lani.
"lagi nonton televisi." jawab Mikaila singkat, dia termasuk orang yang tidak bisa berbaur dengan orang baru, dia begitu pemalu dan takut.
"Kamu ketemu sama bos di mana?" tanya Lani yang sebenarnya begitu penasaran dengan kronologi bos nya membawa wanita untuk pertama kali nya ke mansion.
"Cerita nya panjang dan aku tidak mau mengingat ingat lagi tentang hal itu." tutur Mikaila menjadi sedih.
Lani pun tidak melanjutkan pertanyaannya karena dia tahu kalau pertanyaan nya itu sepertinya begitu sensitif bagi Mikaila.
Lani mencoba mencairkan suasana, dia ingin akrab dengan Mikaila yang terlihat begitu lembut, sopan dan cantik sekali menurut Lani, sebagai wanita saja dia sampai Nasir kalau saja dia laki-laki mungkin dia akan menjadikan Mikaila sebagai miliknya.
Setelah mengobrol panjang lebar Mikaila sudah bisa mulai nyaman dan bisa bicara santai dengan Lani, hal itu membuat lani bersyukur setidak nya dia akan ada teman di mansion ini jika dia tidak sedang bekerja.
Semua percakapan Mikaila dan Lani terus di pantau oleh Dave, dia senang karena Lani mengajak wanita nya berbincang setidaknya Dave tidak melihat Mikaila menangis seperti tadi karena sungguh Dave tidak tenang dan tidak suka Mikaila menangis.
Setelah itu Lani pun pamit karena dia ada kegiatan yang harus segera di selesaikan.
"Aku ke kamar aja deh, capek duduk dari tadi butuh istirahat." gumam nya kemudian menaiki tangga lagi, dia ingin naik lift tapi dia takut dan tidak bisa cara naiknya dan tidak tahu tombol mana yang harus di pencet, harpa maklum orang miskin dan kampungan jadi tidak pernah naik lift.
"Ck sungguh menyusahkan dirinya sendiri." seru Dave dengan tawa menyindirnya melihat Mikaila malah memilih untuk berjalan dengan tangan.
Max yang berada di sana hanya bisa diam dan menyembunyikan keterkejutan nya melihat sang bos bisa tertawa dengan lepas sambil melihat komputernya.
'Sepertinya nona Mikaila akan menjadikan tuan kembali menjadi tuan Dave yang dulu.' gumam Max dalam hatinya.
Dia berharap semoga tuan nya bisa menemukan pasangan yang begitu mencintai dirinya dan juga mau menerima apa ada nya keadaan sang tuan.
Sedangkan Mikaila merasa capek sekali karena dia harus menaiki tangga hingga ke lantai tiga, baru sampai di lantai dua dia langsung duduk di anak tangga paling atas, dia begitu lelah apa lagi area bawah nya masih sedikit sakit walau tidak seperti saat pagi tadi.
Dengan tertatih tatih Mikaila pun kembali melanjutkan perjalanan nya, dia seperti nya akan menyuruh maid untuk membawakan makanan ke kamar nya saja deh karena sangat capek jika harus bolak balik dengan tangan ini.
.
.
Bersambung.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13