CRAZY BOY AND CRAZY GIRL

"Ga usah ngomong sama aku, aku lagi kesal sama kamu"

"Seng...udah dong ngambe kan nya, dari kemaren itu ga cukup ya buat maafin aku"

"GA...GA CUKUP"

Natasya melangkah lebar di koridor, berusaha menjauhi Zayyan karena cowok itu sangat gencar sekali mengekori nya.

Sudah sehari berlalu sejak kejadian pagi kemarin Natasya masih mendiami Zayyan. Walaupun cowok itu sudah meminta maaf namun tetap saja rasa nya gadis itu masih merasa jengkel terhadap Zayyan. Ya... begitulah ketika Zayyan mempermainkan Natasya maka jalur balas dendam terbaik kepada cowok itu adalah mendiami nya.

Natasya tidak mengumbris ucapan atau permintaan maaf beruntun dari cowok itu. Ia masih bersikap acuh walaupun terkadang mengomel untuk mengusir Zayyan dari hadapan nya.

"Plisss...sengg aku minta maaf ya..."

"Nanti aku beli cokelat yang banyak, mau ga?"

"Ga"

"Beli jajan dehh"

"ga"

"Es cream"

Natasya menghentikan langkah nya. Gadis itu melirik tajam ke arah Zayyan, dapat di lihat dari raut wajah yang di tunjuki gadis itu, bahwasa nya ia sangat jengkel kepada cowok itu.

"Ngejauh dari aku 1 kg meter, atau ga kamu bakal aku usir dari rumah"

Ujar Natasya membuat Zayyan melongo, sekaligus merasa sangat tertekan. Padahal jika di pikir-pikir kesalahan nya tidak terlalu fatal, tapi gadis nya itu marah-marah seperti orang kecurian uang saja.

"kamu serius ngomong kayak gitu seng?, A...aku...bagaimana bisa aku jauh dari kamu seng"

"Ga..ya ga usah ngomong kayak gitu, aku ga mau jahuan sama kamu"

Tolak Zayyan mentah, bagaimana bisa ia menjauhi Natasya. Tidak menatap gadis itu barang sejenak saja sudah membuat diri nya rindu. Apalagi berjauhan seperti ini. Sungguh Natasya itu sudah menjadi candu bagi nya.

"Terus...kamu bisa tuduh aku di hadapan bunda kayak kemaren? kamu yang salah malah aku yang kamu salahin, udah sekarang ngejauh dari aku 2kg meter sana cepat huss...hus.."

"Seng itu kejauhan...."

"Terserah inti nya kamu harus jauh dari aku"

"Seng gabisa...."

Zayyan nampak merengek di hadapan Natasya, namun tetap saja tak di gumbris oleh gadis itu. Kini Natasya berdiri seraya bersekedap dada di hadapan Zayyan. Mengangkat wajah nya tinggi-tinggi di hadapan cowok itu.

Di tempat Lain...

"Mereka kenapa ya...kayak orang ga waras anjing..."

"Padahal baru dua minggu jadian, tapi keluan nya rada-rada banget..."

"Menjauh 2kg? ga sekalian mereka pindah sekolah aja?"

"Gue bilang juga apa, jika biasanya orang kalo lagi berantem itu kan biasanya cewek nya manja gitu kan? tapi ini kok serem anjing...."

"kedua nya kan sama sama reong, Malah jadian, jadi bersatu tercipta dable keong"

"Haaaa.....haa... anjierrr"

Felicia tertawa ngakak mendengar penuturan Raisa. Mereka berdua menyaksikan perdebatan kedua doi itu dari jarak yang agak jauh, tapi masih bisa mendengar kan sedikit pembicaraan Zayyan dan Natasya.

"Kan benar kata pepatah 'ga ada yang namanya sahabat antara pria dan wanita, karena pada akhirnya berujung ke pelaminan juga"

Ujar felicia, atensi gadis itu masih Fokus menatap kedua doi yang masih dalam proses pensuburan.

"Seng..."

"ngejauh Zayyan kamu budeg ya"

"Udah... ni udah jauh..."

"Ga...itu baru dua langkah dari aku Zayyan, kamu tau kan jauh itu kayak gimana, kamu di sudut ujung.... aku di sudut paling depan, ngerti ga sih?"

Zayyan cemberut, jika tau Natasya akan ngambekan sampai separah ini kepada nya, sumpah cowok itu tidak akan pernah melakukan hal itu. Ia sudah kapok membujuk Natasya, apalagi morning kiss nya sudah tidak ada lagi. Sebab gadis itu masih belum memaafkan nya.

"Cepat Zayyan ih..."

Natasya menghentak kan kaki nya di lantai, menunjukan bahwa kesabaran gadis itu benar-benar sudah di ujung tanduk. Dan dengan terpaksa Zayyan melangkah mundur hingga beberapa langkah menjauhi gadis nya yang masih merajuk.

"udah kan?"

"Jauh lagi, pokoknya sampai kamu ga keliatan di mata aku"

"Seng..."

"DOI ZAYYANNN MERAJUK...COYYY HA...."

terdengar suara Dante di ujung koridor, bersama dengan Kevan dan Adit. Membuat Zayyan menoleh ke arah mereka.

"HEMMM....MERAJUK"

Ujar Kevan dengan wajah tengik nya seraya memalingkan wajah nya ke kiri mengikuti tren merajuk untuk mengoda Zayyan.

"HAAA.....HA...ANJING LO VAN..." Kevan tawa cowok itu yang paling keras, sampai ujung mata cowok itu sedikit mengeluarkan air.

"Coba lo ulangin kayak tadi"

"HEUMM... MERAJUKK..."

"HA.....ha....Anjinnnn cocok banget lo kayak gitu sumpah"

Ucap Dante seraya menepuk keras pundak Kevan.

"Bukan teman gue"

Adit hanya bisa bergumam atas keluakan kedua teman curut nya itu.

Zayyan melotot ke arah mereka berdua. Merasa jengkel terhadap tingkah mereka terutama Kevan. cowok itu sudah sangat menyebalkan dari pertama batang hidung nya terlihat.

Melihat teman teman Zayyan datang Natasya langsung bergegas meninggalkan cowok itu. Membuat Zayyan langsung spontan mengejar langkah cewek itu.

"Ajingg lo semua"

***

Liam terlihat menikmati kopi panas nya pagi ini. Sudah dua minggu semenjak Zayyan tidak pulang ke rumah, pria itu nampak sangat tenang sekali. Ia yakin cowok itu akan kembali pulang ke rumah jika dia sudah kehabisan uang saku.

Dari jarak yang lumayan jauh, Elsa nampak berjalan ke arah sang suami yang masih menyantap nikmat kopi hitam nya, dengan selembar surat kabar yang bertengger di tangan nya. Elsa menduduki tempat di hadapan Liam.

Liam masih tidak terganggu dengan kehadiran Elsa. Pria itu masih berfokus pada kertas di tangan nya.

"Kamu yakin tidak ingin menyeret Zayyan pulang mas?" ucap Elsa kepada suami nya itu.

"Bukan kah kita membutuhkan nya untuk perjodohan ini?" lanjut wanita itu.

Namun pria paruh baya itu masih tenang di tempat nya. Liam mengambil gelas berisi kopi hitam di atas meja, lantas menyuruput nya. Untuk sesaat menikmati kenikmatan kopi tersebut sebelum menatap lekat ke arah istri nya.

"Jangan mengemis di hadapan anak sendiri"

Ucap Liam tenang. Pembawakan pria itu sangat menekan dan tegas. Terkesan tidak banyak bicara namun perkataan nya membuktikan se akan akan pria itu tidak mau mengemis kepada Zayyan agar cowok itu mau pulang ke rumah. Jika cowok itu masih kekeuh pada pendirian nya, biarkan saja, apa yang tidak bisa Liam lakukan kepada Zayyan. Jika ia mau Zayyan sudah menginjakan kaki nya di rumah ini sejak lama.

Namun Liam masih membiarkan nya, Memberikan kebebasan kepada Zayyan. Dalam artian nya masih membiarkan cowok itu membuat seenak nya.

"Tapi mass.. Robert tidak bisa menunggu lama, dia mau perjodohan Zayyan dan anak nya itu di percepat"

"Bukan hanya dia rekan bisnis kita Elsa, Masih banyak di luaran sana yang bisa memberikan lebih dari apa yang sudah di janjikan oleh pria itu"

"tapi tetap aja kita harus membuat Zayyan kembali pulang ke rumah"

Lagi Liam meneguk kopi nya, sebelum menjawab ucapan Elsa. Gadis itu sangat agresif sekali.

"Anjing harus dijinakkan terlebih dahulu baru bisa kembali ke tempatnya"

****

SEE YOU....