Rahma seorang mahasiswa semester akhir, terjebak di dalam tubuh pemeran utama di dalam novel dengan ending yang tragis.
tapi nasib baik masih berbaik hati pada nya. wanita modern itu masuk ke tubuh seorang Lady bernama Clarisse Corleone itu sebelum semua malapetaka terjadi beberapa tahun kemudian.
dan itu memberikan Rahma kesempatan untuk mengubah kebodohan Lady Clarisse dan menghindari sumber kematian wanita itu yaitu seorang Grand Duke Alexander Maximilians. dengan cara berhenti menjadi budak cinta pria itu dan berhenti mengejar-ngejar alasan yang membuat wanita itu mati dua kali seperti di dalam novel nya.
tapi mampu kah Rahma mengubah takdir tragis yang di miliki oleh Lady Clarisse?
sequel dari cerita "Lady Clarisse" silahkan di nikmati dan mohon dukungan nya.
disclaimer: cerita ini hanyalah sebuah fantasi dari imajinasi random bawah sadar penulis jadi banyak kejadian di luar nalar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRANSMIGRASI X
ALEXANDER POV
Malam ini aku kembali tidak bisa memejamkan mata ku. Semenjak beberapa Minggu yang lalu semua mimpi aneh terus saja menghantui tidur malam ku. Mimpi yang sangat menyeramkan.
Di mimpi itu aku terlihat lebih dewasa dari sekarang dan di dalam mimpi itu aku membunuh anak angkat dari Duke Corleone yang selalu mengejar ku itu. Di setiap mimpi pasti aku membunuh nya dengan cara yang berbeda dan tempat yang berbeda. Aku bahkan tidak tau apa alasan ku membunuh nya.
Dan di akhir mimpi itu pasti aku berakhir gila atau bahkan bunuh diri setelah membunuh gadis itu.
Huh!!! mimpi yang sangat membuat dada ku sesak.
Aku berjalan ke arah lemari pakaian dan mengambil sebuah mantel bulu yang hangat milik ku dan segera keluar dari kamar menuju ruang kerja milik ku.
Setiap kali aku bermimpi buruk pasti aku tidak akan melanjutkan tidur ku dan melampiaskan nya dengan mengerjakan pekerjaan yang menumpuk di atas meja kerja ini.
Namun lagi-lagi bayangan tentang kematian gadis itu sangat menggangu ku. Entah kenapa aku sangat takut. Takut jika itu benar benar terjadi.
Sudah 6 tahun gadis itu mengejar ku. Meneriaki kata-kata cinta yang konyol setiap bertatap muka dengan ku. Bahkan aku sudah lelah dengan tingkah nya itu. Padahal dia masih terlalu muda tapi semangat nya mengejar ku sungguh di luar logika.
Sudah ratusan kali aku menolak nya bahkan mempermalukan nya tetap saja dia mendekat dan tidak menyerah.
"Alexander aku mencintaimu, kau adalah suami masa depan ku!!"
Kalimat itu adalah kalimat pertama yang dia ucapkan saat pertama kali kami bertemu ketika usia nya masih 11 tahun.
Aku kembali tersenyum mengingat kekonyolan Clarisse saat itu. Namun senyuman ku hanya bertahan beberapa detik saja. Aku kembali mengingat tingkah nya beberapa hari yang lalu.
Aku menarik laci meja kerja ku dan mengeluarkan penjepit rambut yang dulu pernah aku berikan saat gadis itu berulang tahun yang ke 14 tahun. Aku memberikan nya penjepit sederhana yang cukup mahal ini karena paksaan dari Damian si kaisar bermulut besar itu. Karena Morgan yang meminta nya untuk membuat adik angkat nya itu bahagia.
Aku kembali memandangi penjepit rambut ini. Dan teringat dengan kejadian beberapa hari yang lalu saat gadis itu malah mau menjual nya hanya untuk sebuah kentang panggang.
Dan lagi gadis itu malah mengabaikan ku dan bertindak aneh. Dia bertindak seolah-olah tidak menginginkan ku. Aku sungguh tidak percaya dengan penolakan nya. Dia mungkin hanya kesal karena sejak kejadian dia yang tenggelam di danau istana karena perkelahiannya dengan salah satu pelayan istana aku tidak menjenguk nya.
Saat dia tenggelam. Untung saja aku melihat nya jika tidak aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada gadis naif yang keras kepala itu. Saat aku menyelamatkan nya dari dalam danau, dan memberikan nya nafas buatan untuk menyelamatkan nya. Aku benar-benar tidak bisa lupa dengan bibir lembut gadis itu.
Seperti perasaan yang sama perasaan yang pernah terjadi dan rasa bibir gadis itu juga sangat familiar. Seperti aku pernah mengulang nya lagi dan lagi. Tapi aku selalu tidak menemukan jawaban dari semua itu.
"aku akan menemui nya besok!".
Aku kembali melanjutkan pekerjaan yang menumpuk di meja kerja ku hingga pagi menyambut hari.
Aku kembali tidak tidur malam ini. Hingga Hans masuk kedalam ruang kerja ini.
Pria itu sama sekali tidak terkejut dengan keadaan ku. Di karenakan dia sudah sering melihat tuan nya yang gila kerja.
"Hans untung lah kau datang lebih awal. siang nanti aku akan mengunjungi kediaman Corleone. Dan aku ingin kau memberikan kabar ini pada Duke Cristian. Aku akan berkunjung untuk membicarakan tentang pekerjaan yang di berikan oleh kaisar Reus".
"bukan kah pekerjaan yang di berikan oleh kaisar sudah anda bicarakan dengan tuan Duke beberapa hari yang lalu di istana? Kenapa anda ingin membicarakan nya kembali tuan?"
Aku langsung menatap tajam ke arah Hans yang terlalu banyak tanya.
"Hans kau tidak perlu mengetahui kenapa aku ingin melakukan nya. Aku hanya menyuruh mu untuk memberikan kabar kedatangan ku nanti siang kepada Duke Cristian!".
"baik lah tuan maaf kan atas kelancangan saya".
Hans segera keluar dari ruang kerja ku untuk melakukan perintah tersebut.
Sementara aku akan segera membersihkan diri dan membuat diri ku terlihat lebih segar dari sebelum nya. Aku tidak akan membuat pesona ku luntur di mata gadis itu.
Aku berjalan kembali ke kamar untuk mandi dan memakai pakaian terbaik ku. Tentu ini bukan untuk menarik perhatian Clarisse Corleone tapi ini untuk menjaga image baik ku sebagai bangsawan kelas atas.
aku menatap diri ku di depan cermin besar yang ada di dalam kamar ku. Entah kenapa rasa bangga hadir dalam diriku saat mengingat gadis itu sangat menyukai ku. Aku tersenyum mengingat betapa gila nya gadis itu melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan perhatian ku. Sama seperti Waktu itu dia pura-pura mengabaikan ku.
Namun senyuman yang sejak tadi mengukir wajah ku berangsur angsur redup. Aku mengingat sebuah kutukan yang di miliki keluarga Maximilians. Kutukan yang kata nya sangat mengerikan.
Dalam kutukan itu seorang mengatakan jika aku akan membunuh orang-orang yang aku sayangi. dan bila aku bertemu dengan seorang wanita yang katanya memiliki takdir sebagai pengendali keseimbangan maka takdir akan terus menuntun ku untuk membunuh nya. Bahkan orang itu mengatakan aku tidak akan memiliki takdir yang bahagia.
Tapi setelah yang ku baca dan ku ketahui dari Damian dan Lilian bayi yang di takdirkan menjadi penyeimbang sihir sudah tewas ratusan tahun yang lalu bersama hancur nya kerajaan Migesta. Walaupun mayat bayi itu masih belum di ketahui keberadaan nya.
Aku bisa bernafas dengan sedikit lega mendengar penuturan dari Damian dan Lilian yang sudah hidup beberapa ratus tahun yang lalu. Jadi kutukan yang bersemayam di dalam tubuh ku akan terus tertidur di dalam tubuh ku hingga aku mati.
"sudah lah Alexander!! Tidak usah memikirkan kutukan konyol itu. Yang terpenting sekarang kau pergi ke kediaman Corleone".
Setelah aku menyemangati diri ku sendiri aku segera pergi mengunjungi kediaman Corleone. Aku akan menaiki kuda bersama dengan Hans. Tanpa tangan kanan ku itu maka urusan ini tidak akan berjalan lancar.
Hingga beberapa saat kemudian aku menunggangi kuda ku dengan kecepatan tinggi. Entah kenapa aku bersemangat sekali hari ini. Sampai-sampai Hans tertinggal jauh di belakang ku.
Tak sampai satu jam aku tiba di kediaman keluarga Duke Cristian Corleone. Hari juga belum terlalu siang. Aku memang sengaja datang lebih awal agar ada alasan untuk menemui gadis keras kepala itu.
Setelah turun dari kuda seorang pelayan menuntun ku untuk masuk ke dalam rumah besar milik Duke Cristian.
Aku berjalan melewati sebuah taman tanpa bunga. Dan aku terkejut melihat pemandangan yang saat ini tersuguh kan di taman tersebut.
Lady Clarisse Corleone sedang berlatih pedang dengan seorang pria yang ku yakini pria itu adalah salah satu pengawal pribadi yang sangat terlatih milik Duke Cristian. Dellon Montes anak dari Baron Montes.
Mereka terlihat sangat akrab dan itu sangat menggangu ku!.
egois bget
ya udah cerita aja yg sebenarnya, siapa tau bs membantu menguak misteri ini