Clarissa tidak menyangka jika dirinya diberi kesempatan untuk kembali ke waktu.
Dis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Calvin
" Apakah putri saya sudah ada di dalam?" tanya Daniel setelah selesai meeting. Di belakangnya ada asisten yang setia mendampinginya.
" Sudah dari tadi tuan," jawab sang sekretaris dengan sopan.
" Belikan makanan untuknya seperti biasa."
" Baik tuan."
Daniel memasuki ruangannya diikuti sang asisten. Tidak terlihat Clarissa di ruangan itu. Sudah bisa ia tebak jika putrinya sedang istirahat.
" Apa lagi agenda saya hari ini?" tanya Daniel pada sang asisten. Dia sudah duduk di kursi kebesarannya.
" Sudah tidak ada lagi tuan . Anda tinggal menyelesaikan laporan di atas meja ini saja," jawab sang asisten sambil melihat jadwal Daniel ditangannya.
" Baiklah kalau begitu. Kamu bisa kembali ke ruangan kamu."
" Baik.... Permisi tuan."
" Hemm..."
Daniel segera melanjutkan pekerjaannya. Dia berencana untuk mengajak putri dan juga istrinya untuk jalan-jalan. Apalagi besok libur.
Tut Tut Tut
Telpon disamping Daniel berdering. Dengan malas Daniel menerima telpon itu.
" Ada apa? " tanya Daniel to the point.
" Maaf.... mengganggu tuan. Ada dua orang gadis yang ingin bertemu dengan tuan. Salah satunya mengaku sebagai keponakan tuan yang bernama Bella," jawab sang sekretaris dari seberang telpon.
Daniel mengerutkan dahinya. Tidak biasanya Bella menemuinya di perusahaan. Tanpa banyak berfikir dia menyuruh sang sekretaris untuk membiarkan Bella masuk kedalam ruangannya.
" Suruh masuk saja!"
" Baik tuan. "
Setelah itu Daniel mematikan sambungan telepon dan meletakkan kembali ke tempatnya.
Daniel tidak menyangka jika Bella sampai mendatanginya ke perusahaan. Apa mungkin dia sudah tahu jika Clarissa setiap hari datang kesini. Daniel jadi penasaran.
Tok tok tok
" Masuk!"
Bella dan Aurora memasuki ruangan Daniel. Lagi-lagi keduanya merasa takjub dengan dekorasi ruangan itu.
" Ada apa?" tanya Daniel begitu keduanya telah duduk di hadapannya.
" Bella hanya ingin minta izin Om . Tadi Bella sudah menelpon paman, tetapi tidak terhubung."
" Maaf... Om baru saja selesai meeting. Ponsel Om silent agar tidak menggangu jalannya meeting, " jawab Daniel dengan jujur.
" Mau izin kemana?"
" Aurora mengajak Bella untuk mengunjungi neneknya di luar kota. Kebetulan besok libur. "
" Bersama siapa saja? "
" Bersama kedua orang tua saya Om, " jawab Aurora mewakili Bella.
" Baiklah... Hati-hati saat dijalan nanti. Kalau ada apa-apa jangan lupa untuk hubungi Om. Apakah uang sakumu masih ada? "
" Ada Om. "
" Ini buat jaga-jaga. "
Daniel mengambil uang yang ada di brangkasnya sebanyak lima juta buat Bella. Tentu saja hal itu membuat Bella sumringah.
" Terimakasih Om... Kalau begitu kami pergi dulu. "
" Hati-hati di jalan! "
" Siap! "
Bella dan Aurora meninggalkan ruangan itu dengan riang. Sepeninggalnya mereka berdua, Clarissa yang sudah terbangun menghampiri papanya.
" Pa!" panggil Clarissa dengan manja.
" Sudah bangun? Kemarilah... "
" Ada apa?"
" Mau jalan-jalan? "
" Kemana?"tanya Clarissa dengan mata berbinar. Apalagi jika harus jalan- jalan bersama keluarganya.
" Ke villa yang ada di puncak aja bagaimana?"
" Pergi sama kakak dan mama,kan?"
" Tentu saja. "
" Asyik... Kalau begitu Cla ketempat kak Calvin dulu. "
" Pergilah. Papa akan menyelesaikan pekerjaan papa dulu sambil menunggu mama kesini."
" Oke!"
Dengan semangat Clarissa keluar dari ruangan itu dan pergi ke ruangan kakaknya. Tanpa mengetik pintu terlebih dahulu, Clarissa masuk kedalam ruangan itu.
" Eh! "
Deg!
Ternyata bukan hanya sang kakak yang ada diruanganya. Ada dua orang pemuda yang seusia dengan Calvin sedang berbincang hangat dengannya.
" Ada apa dek? Masuk saja. Kenalin... Ini teman-teman kakak yang baru balik dari luar negri," ucap Calvin saat melihat Clarissa terdiam di tengah pintu.
Dengan malu Clarissa mendekat dan duduk di samping sang kakak.
" Kenalin broters... Ini adik bungsu gua Clarissa, " kata. Calvin memperkenalkan Clarissa kepada kedua temannya.
Kedua teman Calvin memiliki reaksi yang berbeda. Yang satu tersenyum ramah dan yang satunya terkesan cuek dan datar.
" Hai Cla.... Gua Aldo, temen kakak lo yang paling cakep. Masih jomloh loh... Kalau mau daftar masih bisa diterima loh," sapa Aldo dengan pedenya.
" Salam kenal kak."
Yang satu hanya cuek tidak mau memperkenalkan dirinya. Hingga Aldo lah yang memperkenalkannya.
" Kalau yang tak kalah cakep disamping kakak ini bernama kevin. Orangnya emang gini, mulutnya sariawan jadi irit omong."
Clarissa tersenyum mendengar gurauan Aldo. Membuat kedua orang di depannya terpesona. Meskipun yang satu bisa menutupinya dengan raut datar wajahnya.
" Ya alloh ya rob.... Akhirnya. Lo mau kan vin jadi kakak ipar gue, " ucap Aldo dengan lebay.
" What! Enak aja... Adik gua masih sekolah woi. Main nikah aja. Gua aja belum nikah-nikah."
" Makanya jadi orang tuh jangan pilih-pilih. Ada yang cocok langsung sikat. Kayak gua nih! "
" Kak Aldo play boy! "
" Ya bukan dong sayang."
" Jangan panggil adik gua sayang. Gedeg gua dengarnya! "
" Ya alloh vin... Gua _"
" Berisik!"
Ceklek!
" Loh... Lagi ada tamu nih. Jadi ini yang membuat putri papa lama? Padahal mama sudah sampai loh," ucap Daniel sambil berjalan menghampiri mereka.
" Selamat sore Om," sapa Aldo dan kevin bersamaan.
" Sore. Bukankah kalian selama ini tinggal di luar negeri? "
" Benar Om. Tapi papa menyuruh untuk kembali. "
" Aldo masih jadi asisten kamu vin? "
" Ya begitulah Om. Aldo nggak tega ninggalin nih orang, " jawab Aldo yang membuat kevin meliriknya
" Peace Vin, "ucap Aldo dengan kikuk. Bisa berabe jika bos besar sudah marah. Bisa-bisa gajinya dipotong bulan ini.
Melihat tingkah kocak Aldo membuat Calvin, Clarissa dan Daniel tidak bisa menahan tawanya. Hanya kevin yang menatap Aldo datar.
Kevin merupakan seorang pengusaha muda yang melebarkan sayapnya di negri paman Sam. Hanya dalam waktu tiga tahun perusahaannya sudah mampu bersaing dengan perusahaan lainya.
Aldo merupakan sahabat sekaligus asisten kevin. Sejak awal membangun usaha, kevin sudah meminta Aldo untuk menjadi asistenya.
Aldo tentu saja dengan senang hati menerimanya. Apalagi dia berasal dari keluarga kurang mampu.
Untuk berkuliah saja dia mengandalkan beasiswa. Sejak bekerja sebagai asisten kevin, perekonomian keluarganya mulai membaik.
" Oh iya... Papa tadi kenapa masuk ke ruangan Calvin?" tanya Calvin begitu tawanya sudah mereda.
" Papa berencana liburan bersama di villa."
" Kita boleh ikut tidak Om?" pinta Aldo. Padahal Calvin saja belum menanggapi ucapan papanya.
" Nggak usah aneh-aneh. Om mau qwality time dengan keluarganya, " seru Kevin.
" Nggak papa kok. Semakin ramai semakin bagus. Vila Om memiliki banyak kamar jadi tenaga saja."
" Om Daniel saja nggak nolak kok. Kalau lo mau nggak ikut ya nggak masalah. Lagian nih ya... Gua kan mau pedekate buat deketin calon bini. Boleh kan Om? "
" Pedekate sama siapa? "
" Ya sama putri Om lah. Masak istri Om. Bisa-bisa badan Aldo babak belur semua," jawab Aldo santai.
" What!! "
semoga apa yang di rencanakan bela berbalik ke dia biar tau rasa
up up uup
crazy uup dong thor 😷