NovelToon NovelToon
Pernikahan Semalam

Pernikahan Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Single Mom / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:527.2k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.

Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mawar Merah

Part 9

Setelah dirawat sepuluh hari. Kiano kembali ke rumah, dua bulan kemudian kondisi Kiano sudah sangat membaik. Kayesa pun sudah menempati rumah kontrakan milik Ratih atas bantuan Iyan.

Dua bulan berada dikontrakan itu, Kayesa belum pernah bertemu dengan Rizwan pemilik aslinya. Kayesa mencari waktu yang tepat untuk menjumpai abangnya dan menanyakan kabar ibunya. Mungkin bulan depan dia akan meminta cuti meluangkan waktu satu minggu.

Pagi ini Kayesa sudah siap berangkat kerja, Kayesa menurunkan motor metic yang baru dua hari dibelinya. Dia tidak perlu takut lagi telat, karena sudah punya kendaraan sendiri.

Sebelum Kayesa berangkat kerja, seperti biasa dia menemui Kiano dulu di kamarnya.

"Kiano sayang. Bunda kerja dulu." Kayesa mengusap kepala putranya yang masih berada di tempat tidurnya. Seperti biasa, Kiano akan bangun dan melingkarkan kedua tangan di leher Kayesa dan memeluknya erat. Kayesa mengecup puncak kepala putranya dengan penuh rasa sayang. Lalu keluar kamar Kiano.

Jam menunjukkan pukul enam lewat lima menit. Kayesa mengambil tas tangan dan mencantolkan di bahu, lalu meraih kunci motor di atas nakas. Setelah memakai helm, Kayesa meluncur meninggalkan rumah menuju jalan raya.

Seperti minggu sebelumnya, Kayesa singgah di toko bunga, membeli beberapa tangkai bunga mawar. Selain dia menyukai bunga mawar, pemilik ruangan juga sepertinya tidak keberatan. Dan bunga di vas sudah saatnya diganti, karena sudah terlihat layu.

"Kakak seperti minggu kemaren." pinta Kayesa begitu sudah berada di depan toko.

"Maaf dek, mawar putih sudah habis, pengantarnya belum datang, yang ada tinggal mawar merah."

Kayesa berpikir sejenak. Mungkin untuk minggu ini, mawar merah tidak jadi masalah pikir Kayesa.

"Baiklah. Lima tangkai," ujar Kayesa, seraya membuka dompet mengambil uang ratusan satu lembar.

Sang penjual bunga membungkus lima tangkai mawar dan menyerahkan ke Kayesa. Setelah membayar dan mengucapkan terima kasih, Kayesa pun meluncur.

Pukul enam tiga puluh, Kayesa sudah sampai di kantor. Seperti biasa Rio sang satpam yang datang lebih pagi darinya, akan menyapanya ramah. Dan Kayesa hanya tersenyum ke arah Rio.

Sepuluh menit kemudian, Kayesa sudah berada di ruangan Zafran. Hal pertama yang dilakukan Kayesa, mengganti bunga di vas yang diletakkan Kayesa di atas nakas. Setakat ini belum ada keberatan dari Zafran saat melihat rangkaian bunga itu.

Setelah mengganti mawar yang dibelinya seminggu yang lalu, dengan mawar yang baru. Keyesa meneruskan pekerjaannya. Tiga puluh menit kemudian ruang Zafran sudah bersih dan wangi. Kayesa keluar dari ruangan bos, menuju ruang menejer, karena dia juga bertanggung jawab atas kebersihan ruangan Ray.

Setelah tugasnya selesai, Kayesa mengembalikan alat kebersihannya ke gudang penyimpanan, alat itu akan digunakannya sekali lagi sebelum dia pulang.

"Esa! Tolong bantu Malika menyiapkan ruang meting." Titah Ruhi.

"Baik kak!" Kayesa mengambil sebuah sapu lalu menuju ruang meting.

Walaupun jabatan Malika lebih tinggi, Malika tidak pernah memerintah orang lain untuk mengerjakan tugasnya. Dia akan penuh tanggung jawab untuk menyelesaikan amanah yang diberikan padanya. Kayesa dan Malika mereka selalu saling bantu. Malika orangnya keras, tapi enak berteman dengannya, karena dia ringan tangan kalau membantu tidak pernah perhitungan.

"Mal! Alas mejanya kurang cocok warnanya. Tukar ya."

"Terserah kamu saja, kalau mau ditukar silakan," ujar Malika, dia tak pernah memikirkan tentang keindahan ruangan, baginya rapi dan selesai itu sudah cukup.

"Sudah selesa. Waktunya istirahat," ujar Malika, lalu beriringan keluar dari ruang meting menuju pantry.

"Esa! Kamu dipanggil bos." Suara Ruhi menghentikan langkah Kayesa.

"Aku." Kayesa menoleh kecarah Ruhi dan menunjuk dirinya. Ruhi mengangangguk.

Sejenak Kayesa memandang ke arah Malika. Malika mengangkat kedua bahunya, memberi isyarat Kayesa kalau dia tidak tahu apa-apa.

"Pergi sana. Titip salam sama bos ganteng," bisik Maliki, membuat Kayesa melotot.

"Au..ah," balas Kayesa, lalu menyeret kakinya menuju ruang CEO.

Langkah Kayesa berhenti di depan pintu ruang Zafra. Jantungnya berdetak kencang, dua kali lebih kuat dari biasanya. Dia sangat gugup dan takut. Kayesa mengangkat tangan dan mengetuk pelan daun pintu yang terbuat dari kaca yang di sebut reflective glass.

"Masuk," terdengar suara bariton menyuruh Kayesa masuk.

Perlahan Kayesa menyentuh hendle dan mendorong daun pintu otomatis.

"Permisi Tuan! Apa Tuan memanggil saya?" Tanya Kayesa menundukkan kepala. Tak berani sedikit pun memandang ke arah Zafran.

"Apa kamu yang bertugas membersihkan ruangan saya?" Tanya Zafran berbasa basi.

Tak tahu kenapa Zafran bisa bertingkah seperti itu, biasanya dia akan menatap tajam lawan bicaranya. Tapi kali ini Zafran tidak melakukannya.

"I-iya Tuan." Kayesa semakin gugup. Dia berpikir pasti ada kesalahan yang telah dilakukannya.

"Kenapa hari ini mawarnya berwarna merah?"

Mendengar pertanyaan Zafran. Kayesa memberanikan diri mengangkat kepalanya. Begitu juga dengan Zafran, mata mereka pun beradu, Kayesa semakin gugup. Mata Zafran tajam menatap ke arah Kayesa.

"Apa dia wanita itu," batin Zafran, masih segar diingatan Zafran. Dua bulan yang lalu, seorang wanita menyetop mobilnya dan wanita ini sedang menangisi anaknya yang berada di pangkuannya. Zafran dan supirnya yang mengantar ke rumah sakit.

"Bunga mawar putih, di tempat biasa habis, hanya sisa yang merah," ujar Kayesa membela dirinya.

Zafran menarik nafas panjang. Dia tak memperdulikan ucapan Kaseya. Pikirannya masih ke anak laki-laki yang berada dalam pangkuan wanita itu.

Melihat Zafran tidak merespon pembelaannya, Kayesa semakin takut, kalau laki-laki bergelar CEO itu memecatnya. Pada hal dia sudah berusaha bekerja maksimal.

"Aku tidak perduli. Selama ini aku tidak meminta kamu menaroh bunga mawar di situ, karena bunga yang kamu letakkan kesukaanku. Aku memakluminya. Tapi pagi ini, kesalahanmu terlalu besar, aku alergi dengan mawar merah."

Cuehimm.. Zafran bersin berkali-kali.

"Cepat singkirkan bunga itu," titah Zafran sambil menutup mulutnya.

"Maafkan saya Tuan. Saya tidak tahu kalau mawar merah membuat Tuan bersin-bersin," ujar Kayesa seraya mengambil bunga itu dan membawanya keluar. Lima menit kemudian Kayesa kembali sambil membawa vas yang sudah kosong.

"Sekali lagi maafkan saya. Tuan," ujar Kayesa menangkupkan kedua tangan di dadanya.

"Kamu saya hukum, karena telah membuat kesalahan, kamu tahukan apa hukumannya jika ada yang melakukan kesalahan," ujar Zafran menatap intens ke arah Kayesa.

"Tuan! Jangan pecat saya, saya butuh pekerjaan ini untuk biaya hidup anak saya." Kayesa duduk bersimpuh di depan Zafran. Memohon pada Zafran, sambil menangkupkan kedua tangan di dada. Matanya mulai berkaca-kaca.

Dari beberapa karyawan, Kayesa mendengar, kalau Zafran akan memecat siapa saja yang melakukan kesalahan. Baik kesalahan kecil atau pun besar. Tidak ada kata maaf bagi Zafran.

"Anak laki-laki yang terluka itu. Anak dia, berarti dia sudah menikah lagi, setelah malam itu," batin Zafran.

Anak buah Zafran sudah memberikan informasi tentang Kayesa, setelah Kayesa menjual cincin pemberiannya. Dan Zafran yakin kalau wanita di depannya sekarang adalah wanita terakhir yang dinikahi, setelah dia menikahi delapan orang wanita sebelumnya. Dan kesemua wanita itu diceraikan setelah malam pengantin.

Dari kesembilan wanita itu, hanya Kayesa yang berkesan dengannya, hingga dia memberikan cincin itu sebagai peninggalan jejak. Setelah malam itu, Zafran selalu teringat Kayesa. Dan diam-diam dia mencari keberadaan Kayesa, tapi tak menemukannya. Sejak itu Zafran memutuskan tidak akan menikah lagi, sebelum bertemu dengan Kayesa.

Berbeda dengan Kayesa, dia sama sekali tidak tahu, kalau laki-laki yang sekarang berada dihadapannya adalah laki-laki yang telah menikahinya lima tahun lalu. Karena pada saat ijab qabul dilaksanakan Kayesa tidak dibenarkan melihat wajah laki-laki yang menjadi suaminya.

Begitu juga di saat Kayesa dan laki-laki itu menghabiskan malam pengantin. Kayesa pun tidak tahu bagaimana rupa laki-laki yang telah merenggut kesuciannya, karena malam itu tidak ada penerangan sedikit pun di kamar pengantinnya.

"Saya tidak akan memecatmu, jika kamu bisa menganti bunga mawar itu. Cari sampai dapat yang berwarna putih. Saya kasih wakti dua jam. Jika tidak dapat, jangan pernah datang lagi ke kantorku." Ancam Zafran, ada nada kecewa dari ucapannya, setelah mengetahui Kayesa sudah memiliki seorang anak.

"Sekarang ke luar dari sini." Zafran mengibaskan tangannya sebagai bahasa isyarat agar Kayesa pergi. Sejatinya Zafran tidak ingin mengusir Kayesa, ada pro dan kontra berperang di dadanya.

1
Rismawati Damhoeri
kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..
Ginawati Desi
asiiiaap
Dewi Dama
malas baca nya lagiii...ter lalu ber belit2...
sweetpurple
Luar biasa
Dewi Dama
banyak salah ketik nya...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
gk..usah se detel itu ngejelasin nya thoor...bosan baca nya naruh mukenak aja...di tulis....
Uli Kristiani
maaf, zafran gk tegas sama sekali. jadi cerita nya buat bosan
Alma Izka
ya
Rahmah Rahmah
ending nya gk enak bget
Nurliana Saragih
Masih kecil itu harganya, biasanya kan kalo HOLANG KAYA beli berlian harganya sampai M dan kalo di novel barang itu satu - satunya di dunia.
😅😅😅
Nurliana Saragih
Manggilnya kok NYONYA sih?!
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.
Praised93
cerita ujungnya dipaksakan tamat yang harusnya beberapa bab lagi
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!