"Daddy dan mommy menemukan wanita yang cocok untuk menjadi isterimu! Tepati janjimu! Kau akan menikah bila kami menjodohkanmu kan?"
"Baiklah. Dengan siapa?" tanya Xander
"Namanya Audrey Lee, puteri Christoper Lee dan Margareth Lee. Usianya sembilan belas tahun."
Xander langsung membelalakkan matanya, "Sembilan belas?!"
Bab 15
"Pak, apakah ada masalah?" Tanya Audrey hati
- hati
"Maaf nona, kita sedang diikuti jadi saya perlu mengalihkan perhatian mereka. Tapi jangan khawatir nona, semua akan baik - baik saja" jawab supir itu sopan
Audrey langsung menoleh ke belakang mencari siapa yang dimaksudkan oleh sang supir. Tapi Audrey tidak melihat siapapun. Audrey menjadi semakin tegang saat mengetahui sang supir tidak lagi menuju ke pusat perbelanjaan yang seharusnya mereka tuju.
"Pak, bapak mau membawa saya kemana?"
Tanya Audrey mulai panik
"Jangan khawatir nona. Saya sudah mengirimkan lokasi kita pada tuan Jose. Tuan Jose memantau pergerakan kita" jawab supir itu tetap tenang
Audrey menggigit bibir bawahnya. Bukannya dia tidak percaya pada Jose, tapi jika pun sang supir mengirimkan live location pada Jose, tapi kan jarak Jose dan mereka sekarang pasti sangat jauh, lantas bagaimana bila semua sudah terlambat dan mereka
tak selamat?
BRAKKK!!
Suara pukulan di pintu belakang sisi Audrey duduk, berhasil membuat Audrey berjingkat.
"Pak! Siapa mereka?!!" Teriak Audrey panik
Sang supir tidak menjawab ucapan Audrey, dia malah seolah sibuk dengan entah apa. Tapi Audrey seperti mendengar sang supir berbicara lirih, "Saya akan menghadapi mereka"
Tapi Audrey tentu tidak tau dengan siapa sang supir berbicara. Sampai supir ini tiba - tiba memekankan laju mobilnya dan dia menepikan mobil itu di tempat yang menurut Audrey cukup sepi.
"Pak, kenapa malah berhenti?!!" Tanyanya
panik
"Nona tolong, apapun yang terjadi jangan sampai keluar dari mobil ini. Tenang saja, mobil ini anti peluru, jadi anda akan aman di dalam sini. Tunggu sampai saya kembali dan kalau saya tidak selamat, hubungi tuan muda Xander!" Ucap sang supir
Ucapan yang tentu saja membuat Audrey ingin protes tapi bahkan sebelum Audrey menjawab, sang supir sudah keluar. Dia mengetuk jendela Audrey dan meminta calon isteri tuannya itu untuk mengunci pintu mobilnya. Audrey langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh sang supir.
Audrey mengambil ponselnya dan menghubungi Xander. Dalam hitungan detik, Xander sudah mengangkat telponnya.
"Tenang saja, kau tak akan terluka. Supirmu itu mampu menghadapi mereka. Tunggu di dalam mobil dengan tenang, tak sampai hitungan seratus dia akan kembali masuk ke dalam mobil dengan selamat" ucap Xander tanpa mengucapkan salam pembuka atau menunggu Audrey bercerita
Begitu telpon dari Xander terputus, Audrey menatap ke depan dimana supir yang tadi turun sedang berhadapan dengan beberapa orang. Dia melihat supirnya menghadapi bukan hanya satu orang tapi ada lima orang sepertinya. Seluruhnya sepertinya pria dan badannya kekar. Audrey tak bisa melihat wajahnya karena mereka semua menggunakan topeng.
Ternyata memang sesuai dengan ucapan Xander, sang supir tampak tidak kesusahan menghadapi mereka semua. Bahkan dengan tangan kosong sang supir menghadapi mereka semua. Gerakannya tampak begiu terlatih dan begitu yakin. Audrey menggigit bibir bawahnya karena dia gugup melihat pemandangan di depannya.
Sampai tiba - tiba terdengar suara pintunya lagi - lagi di gedor. Dan bukan hanya itu suara timah panas itu terdengar begitu nyaring. Tidak hanya sekali tapi dua kali.
“ΑΚΚΚΗΗΗΗH! TOLONGGG!!" teriak Audrey saat pintu di sampingnya di pukul entah dengan menggunakan apa lalu suara letusan-0 terdengar sepertinya dia berusaha membuka paksa pintu di samping Audrey.
Audrey meringkuk di bawah jok, karena tubuhnya yang memang sangat mungil sehingga cukup untuk menyelip diantara jok depan dan belakang. Audrey menggenggam erat tasnya di depan dadanya sambil meringkuk.
*
*
*
"Supir nona Audrey melapor jika mereka diikuti tuan" ucap Jose pada Xander
Xander yang saat itu sedang sibuk memeriksa dokumen langsung menghentikan pekerjaannya dan menatap Jose lekat.
"Selidiki siapa pelakunya? Apakah musuh AM? Atau musuh Scorpion?" Tanya Xander
Jose mengangguk dan dia langsung berbalik untuk menyelidiki seperti yang diinginkan oleh Xander. Sedangkan Xander langsung menghubungi Hector dan meminta pengawal adiknya itu untuk menyusul Audrey dan membantu sang supir.
Xander juga menghubungi supir Audrey dan memintanya mengirimkan live location kepada Hector. Lalu Xander menyuruh sang supir untuk menggiring mereka yang mengikuti itu ke jalanan sepi.
"Bukan tuan. Mereka sepertinya preman bayaran biasa. Artinya kemungkinan memang nona Audrey yang dituju. Tapi saya belum menemukan dari kelompok mana mereka berasal." Lapor Jose
Xander memikirkan semua kemungkinan yang ada. Dia lalu bangkit berdiri dan mengambil jasnya. Meninggalkan begitu saja pekerjaannya. Jose pun langsung mengekor di belakangnya sambil langsung menghubungi bagian keamanan untuk menyiapkan mobil milik Xander.
"Mau kemana Audrey memangnya?" Tanya Xander begitu dia sudah duduk di jok belakang mobilnya sedangkan Jose duduk di kursi kemudi.
"Nona Ellea mengajak nona Audrey bertemu di pusat perbelanjaan tuan" jawab Jose
Xander mengangguk pelan tapi dia langsung menghubungi adiknya itu. Tak menunggu waktu lama panggilan langsung terhubung dan suara Ellea terdengar.
"Aku sudah dalam perjalanan Xan." Jawab Ellea
"Kemana?" Tanya Xander
"Kamu meminta Hector membantu supir kakak ipar kan? Hector sedang bersamaku tadi, paman Gabriel memintanya menemaniku" jawab Ellea
Xander mengangguk pelan meski adiknya tak bisa melihatnya, "Baiklah. Batalkan saja rencana belanja kalian"
"Sepertinya kau mengkhawatirkan kakak iparku?" Goda Ellea
Xander hanya menghembuskan nafasnya mendengar godaan yang diberikan oleh adiknya itu. Xander tau benar bahwa seluruh keluarganya sangat berharap perjodohan ini berhasil. Tapi Xander sendiri tidak yakin, bagaimana mau berhasil jika dia tidak bisa menyentuh Audrey dan bagaimana bisa berhasil jika tak ada perasaan apapun di hatinya!
Ah katakan saja bahwa cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi bukankah hal itu hanya akan menyiksa mereka berdua? Karena meskipun pada akhirnya mereka saling mencintai tapi Xander tetap tak bisa menyentuh Audrey. Setidaknya itu yang ada di pikiran Xander, sehingga dia memilih untuk menjaga dirinya agar tidak jatuh cinta pada Audrey atau gadis mana pun.
"Hector sudah tiba tuan, nona Audrey sudah bersama dengan nona Ellea"
Ucapan Jose membuat Xander tersadar dari lamunannya.
"Hentikan mobilnya agak jauh!" Jawab Xander
Dia memang sempat khawatir saat mendengar seseorang menargetkan calon isterinya. Tapi dia tentu tak ingin memberikan harapan palsu pada gadis itu. Xander memilih mengamati kejadian di depan sana saja dan tak ingin mendekat.
Jauh di depan sana suasana sudah bisa tertangani. Xander bisa melihat Ellea memeluk Audrey yang sepertinya gemetar ketakutan. Sementara Hector sibuk mengamankan para preman dan membawanya ke markas bersama dengan supir itu.
Ponsel Xander berdenting tanda notifikasi. Dia langsung membuka ponselnya dan pesan dari Ellea masuk.
[Kau akan mendekat atau hanya melihat dari jauh seperti pengagum rahasia?] Tulis Ellea
Xander menghembuskan nafasnya membaca tulisan sang adik. Tangannya bergerak mengetikkan pesan balasannya.
[Aku akan mengurus mereka. Bawa dia kembali saja]
Balasan dari Ellea datang dengan cepat : [Aku akan ke mall dengan kakak iparku. Tolong urus para pembuat onar itu ya]
Xander hanya menghembuskan nafasnya membaca pesan sang adik. Adiknya ini benar -benar! Jika Ellea bertemu dengan Sala dan Daphne, kedua sepupu mereka maka Xander, Alam dan Damian akan sedikit kewalahan menjaga mereka.
"Kita ke markas. Aku akan mengurus mereka sendiri!" Ucap Xander