“Gun ... namamu memang berarti senjata, tapi kau adalah seni.”
Jonas Lee, anggota pasukan khusus di negara J. Dia adalah prajurit emas yang memiliki segudang prestasi dan apresiasi di kesatuan---dulunya.
Kariernya hancur setelah dijebak dan dituduh membunuh rekan satu profesi.
Melarikan diri ke negara K dan memulai kehidupan baru sebagai Lee Gun. Dia menjadi seorang pelukis karena bakat alami yang dimiliki, namun sisi lainnya, dia juga seorang kurir malam yang menerima pekerjaan gelap.
Dia memiliki kekasih, Hyena. Namun wanita itu terbunuh saat bekerja sebagai wartawan berita. Perjalanan balas dendam Lee Gun untuk kematian Hyena mempertemukannya dengan Kim Suzi, putri penguasa negara sekaligus pendiri Phantom Security.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fragmen 18
"Kalau kau mendekat, gadis ini akan kulempar ke sungai!"
Sebenarnya Gun bukan tipe orang yang takut dengan ancaman, tapi keadaan saat ini benar-benar di luar dugaan. Dia menoleh ke bawah sana. Aliran sungai terlihat deras dalam keadaan cukup keruh, hujan masih terus turun hingga sore kemarin. Orang itu juga tak ada nampak bercanda, jadi Gun harus benar berhati-hati.
Berpikir sesaat, sampai ....
"Diam di tempatmu atau kau akan menyesal." Sedikit gertakan mungkin akan berhasil.
Tapi yang terlihat pria itu justru memasang seringai. "Kapan lagi aku punya kesempatan mati bersama putri presiden."
Gun langsung membulatkan mata. Pria itu ternyata tahu jika Suzi adalah seorang putri presiden. "Siapa kalian sebenarnya?" Dia menyipitkan mata.
Rupanya penculikan ini tak sederhana. Mereka mengetahui jelas siapa Suzi, demikian berarti semua yang mereka lakukan sudah matang direncanakan.
"Hahahaha!" Pria itu malah tertawa. Tak nampak sedikit pun raut lelah dan pegal di wajahnya, tubuh Suzi di atas pundak mungkin dianggapnya hanya sekantong kapas. "Apa perlu kuberitahu?"
Sebenarnya tidak!
Yang dibutuhkan Gun saat ini hanyalah keselamatan Suzi, persetan siapa mereka. Jika saat ini harus melenyapkan nyawa manusia, akan dia lakukan.
"Tidak jadi. Turunkan saja dia dan aku akan membiarkanmu pergi dengan tenang beserta segepok uang."
"Hahaha! Segepok kertas lotre maksudmu?!" Orang jelek itu malah mengolok.
Gun mendelikan mata. "Apa kau sebahagia itu ingin mati dengan seorang gadis?" Masih terdengar tenang. "Aku adalah orang yang pernah mengalami kematian, dan mati itu sangat menyakitkan. Tenggorokanmu seperti dicekik, jantungmu berderu kencang hingga menghasilkan keringat deras di semua pori-pori kulitmu. Dan yang paling menyengsarakan ... saat itu kau hanya seonggok sampah."
Dari ketenangan yang terlihat, jauh di ujung dada, Gun sebenarnya merasakan perasaan lain saat melontarkan itu semua. Seperti ada sesak yang alasannya hanya diketahui oleh dirinya sendiri.
Sekarang dia merasa bodoh, memakai cara menakuti seperti bocah, yang padahal dia sendiri yang merasakan efek buruknya.
Ada masa lalu kelam yang membuatnya seperti itu.
Setelah mendengarkan lelucon konyol dari mulut pria muda itu, tawa di wajah lapuk si penjahat menghilang, sorot matanya berubah tajam. "Siapa bilang aku ingin mati sekarang? Sekalipun ingin, kematianku akan menjadi moment yang paling manis."
BRUK!
Gun melebarkan mata dan terperanjat saat tubuh Suzi dijatuhkan begitu saja.
"Bedebah!" semburnya dengan suara geram.
Segera dia bergerak cepat ke arah Suzi, namun ....
SYUTT! JLEBB!
Gun melengak dan terdiam, berhenti sebelum sampai di tempat Suzi.
Tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah pisau kecil yang baru saja menembus bagian lengan kirinya. Sedikit meringis karena itu lumayan sakit. Ya, hanya lumayan.
Perlahan matanya menoleh pada pisau yang menancap, lalu beralih dengan tajam menyapu sekeliling. Beberapa orang pria menyusul berdatangan. Dari tangan salah satunya, dia melihat sebuah gergaji mesin berukuran kecil.
Mungkin benar, mereka para penebang liar di hutan ini. Tapi bisa juga salah.
Tatap tajam mata Gun berhenti di pria yang pertama. Ternyata ini penyebab pria itu begitu percaya diri tak akan celaka.
Dengan pandangan masih lurus pada pria itu, dia mencabut pisau yang menancap di lengannya sekali tarikan.
Mereka sedikit terkejut menyikapi apa yang dia buat. Wajah Gun tak menunjukkan kesakitan bagaimana harusnya. Aura kelam tiba-tiba keluar seperti asap hitam yang meliputi. Mereka mendadak terintimidasi. Terdiam tolol seolah dibuat beku.
Di detik berikutnya ....
SYUTT! JLEEBB!
"Aaaaarrrgghh!"
Lemparan pisau lipat Gun tepat mendarat di betis pria yang membawa gergaji.
Semua terkejut dan langsung kelabakan, memasang diri pada mode perlawanan.
"Habisi dia!" Orang pertama--yang menculik Suzi memberi komando pada rekan-rekannya.
Pertarungan satu lawan banyak akhirnya terjadi. Gun sedikit kewalahan karena rasa sakit akibat tusukan di salah satu lengan mulai terasa dalam, tapi seperti biasa, dia akan mengatasi tanpa rasa takut. Luka kecil itu anggap saja digigit semut.
Di posisi nahasnya, Suzi tersadar. Perlahan membuka mata dan mendapati langit masih saja mendung. Namun pendengarannya terganggu dengan suara ricuh yang sepertinya tak cukup jauh.
Dengan gerak lamban, dia menolehkan kepala, kemudian langsung terbelalak. Gun tengah bertarung dengan banyak pria bersenjata random. "Gun," dia mendesis terkejut dan langsung cemas. Ingin mengangkat diri untuk bangun, tapi rasa sakit di kepala cukup menghambat. "Gun!"
Di medan tarung Gun dan para musuhnya, teriakan demi teriakan keras membahana menantang langit. Beberapa telah tumbang dan kini hanya menyisakan dua yang juga mulai terlihat kewalahannya.
Selangkah lagi Gun akan jadi pemenang seperti biasa.
Sampai habis di orang terakhir.
"Aaaarrrggghhh!"
Gun menusuk bagian punggung lawan dengan sebatang bambu runcing kecil yang entah milik siapa.
Mereka terkapar di beberapa tempat.
"Gun! Toloooong!"
Baru saja bernapas lega, suara Suzi menggaung keras. Pandangan Gun sontak terhentak ke arah suara.
Ternyata dia salah, mereka belum selesai. Satu orang tengah mengekang Suzi di tepi jurang.
"Suzi!" Pasang matanya membola lebar.
"Dua detik waktumu kurasa tak akan cukup menyelamatkannya dari maut." Seringai di wajah orang itu lumayan terlihat mengerikan.
Tanpa berpikir dan peduli kicauan itu, Gun berlari menyongsong Suzi untuk mengambil alih kekuasaan atas nonanya. Namun ....
"GUUUNNNN!"
"KIM SUZIIIII!"
Terlambat sudah. Pria penjahat itu melanting cepat dari tempatnya, melarikan diri setelah mendorong Suzi ke jurang yang mengalir sungai deras di bawahnya.
Suzi tak peduli lagi dengan musuhnya, tak ada waktu. Tak pula berpikir tentang resiko dari tindakannya, dia melompat ke sungai yang cukup jauh di bawah sana untuk menyelamatkan Suzi, walau itu baru harapan.
Meski harus mati, setidaknya dia sudah melakukan hal yang benar, terlebih Suzi adalah tanggung jawabnya. Mayatnya tak akan menjadi buruk di hadapan presiden, walaupun putrinya mungkin juga tak bisa diselamatkan.
Berenang mengikuti arus lumayan terlihat konyol, tapi Gun harus lebih cepat dari arus itu sendiri.
Sementara Suzi timbul tenggelam terus menjauh. Sesekali tangannya naik menggapai-gapai ke udara yang sudah jelas tak ada yang bisa dijangkau untuk menggenggam.
Mata Gun menangkap gadis itu, sesegera mungkin bergerak semakin dekat. Deras sungai sulit membuat geraknya seimbang dan sesuai inginnya, berulang kali dia terseret lupa kendali.
"Suzi!"
GREPP!
Akhirnya tubuh Suzi berhasil didapat, tapi keadaan masih sulit untuk mencapai tepi. Mereka berada di tengah-tengah.
Sekuat tenaga Gun terus mencoba, meski melawan air lebih merepotkan dibanding melawan sepuluh begundal, tapi dia harus.
Tanpa sadar mereka terseret semakin jauh meninggalkan desa. Pohon-pohon berjejer di sepanjang tepi kiri dan kanan.
Suzi sudah berpasrah pada waktu. Dia sudah lelah, dadanya merasakan sesak karena air banyak masuk ke dalam tubuh. Sebelum matanya tertutup dan menjadi gelap, wajah Gun ditatapnya dalam keremangan.
"Setidaknya aku bisa mati di pelukan orang tampan." Tersenyum, lalu benar-benar kehilangan kesadarannya.
ditunggu karya barunya yang tak kalah keren dan pasti mengguncang dunia perhaluan lagi. semangat n'sukses selalu Thor kesayangan.😘😘 lope sekebon orang beserta isinya🤣🤣🤣
akhirnya ketemu visual buat babang jagoan dan si cantik😍