Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Bidadari cantik
Sementara Aura heran melihat teman temannya seperti terdiam dalam lamunan hingga Aura menyapanya
"Hallooo......kalian kenapa semuanya bersikap aneh?"
Aura menepuk bahu mereka satu persatu hingga semua Bidadari Desa yang cantik ini jadi tersadar oleh lamunannya dan menjadi malu apalagi ketika Fino dan Aura tertawa melihat tingkah mereka yang lucu dan salah tingkah ketika ketahuan kalau mereka lagi menghayalkan cowok di depan mata mereka
"Kami terpesona melihat senyumannya Ra,"
Kata Chika malu malu dan di iyakan oleh teman temannya hingga Aura bicara
"Kalian mulai genit ya sama abangku"
"Itu karena kamu saudaranya Aura kalau tidak em....kamu juga akan jatuh cinta pada abang-abangmu itu"
"Apa iya ya?, kenapa bisa seperti itu ya?, padahal Aura lihat biasa saja"
"Itukan karena kamu tiap hari melihatnya tapi coba kalau seperti kami"
Dinda bicara seperti memberitahu Aura bagaimana kalau Dika dan Fino bukan saudaranya pasti juga akan seperti mereka yang membuat Aura tertawa mendengarnya
"Iya juga ya tapi karena aku jumpa tiap hari, jadi biasa saja"
"Tapi kalau kami"
Sepertinya cewek-cewek ini bagaimana perasaan mereka yang baru berjumpa cowok ganteng yang jarang-jarang ada di desa mereka sedangkan Dika senyum-senyum sendiri sambil bicara pelan
"Ternyata enak ya diceritain para bidadari desa yang cantik ya Fino"
Fino garuk-garuk kepala melihat sikap Dika yang begitu senangnya diceritain cewek-cewek cantik sedangkan baginya sesuatu yang tidak enak karena membuatnya jadi serba salah.
Sementara itu para gadis Bidadari desa ini jadi tersipu malu
"Jadi malu"
Dinda dan ketiga temannya mengucapkan kata yang sama sambil menundukan kepala tapi melirik Dika
"Bang Dika sudah punya yayang hati, kalau belum maulah jadi yayang hati bang Dika"
Nanda memberanikan diri bicara kepada Dika tapi yang lain ikut menawarkan diri
"Chika saja ya abang pilih ya"
"Sila saja yang paling cantik diantara mereka"
"Dinda yang paling cantik, yang seharusnya di pilih bang Dika"
"Acim'
Acim"
Aura dan Fino saling bersin mendengar kata kata cewek cewek cantik yang kata Dika adalah para Bidadari desa yang cantik ini namun semua para cewek cantik ini jadi tertawa mendengar bersin dari Fino dan Aura yang mereka tahu menyindir mereka tapi tiba-tiba Dika bicara
"Baiklah para Bidadari cantik maukah semua menjadi yayangnya Dika"
"Mauuuuuuu"
Teriak para gadis cantik bahkan angkat tangan hingga semuanya mendekati Dika sambil malu malu, sementara Fino dan Aura jadi geleng geleng kepala
"Bang Dika sekolah dimana?"
Tanya Chika kepada Dika yang sudah mulai berani dengan Dika
"Di SMA Pelajar, kalian teman sekelasnya Aura ya"
"Iya'
Mereka berempat menjawab bersama seakan-akan ingin menunjukan diri mereka kepada Dika
"Boleh Dinda ikut bang Dika, kebetulan ada keluarga dijalan Perjuangan"
"Dimananya?"
"Di pinggir jalan"
"Tapi rumah abang dimenteng jadi agak jauh"
"Nanda maulah ikut sama abang ke kota biar Nanda selalu dihati abang"
"Kalau bisa langsung buat kartu Nikah saja"
"Gerebak"
Tiba tiba Aura terjatuh dari kursi yang didudukinya mendengar kata kata teman temannya yang pada lebay
Semua orang tertawa melihat Aura yang tiba-tiba terjatuh dari kursi yang dia duduki sedangkan Aura sendiri seperti kesal dengan kawan-kawannya
"Kalian ini ya diluar nalar ku kalau ngomong sampai ngajak mau nikah segala, lebay!"
"Biarlah bang Dika saja suka sama kami"
Aura garuk-garuk kepala melihat tingkah kawan-kawannya namun tiba-tiba terdengar suara
"Gung"
"Gung"
"Gung"
Tiba tiba terdengar suara gungungan dari seekor anjing yang sangat kuat sehingga Dika menarik tangan Aura dan Fino berlari menuju kerumah mereka kakek nenek mereka sementara para cewek cantik ikut berlari kelain arah karena mereka juga ketakutan
"Berenti"
Dika tertawa sambil meminta mereka berenti dan melihat mereka sudah jauh dari lapangan sedangkan para Bidadari cantik yang dikatakan Dika sudah tidak bersama mereka lagi
"Berenti sebentar ya aku mau tarik napas dan tertawa dulu ya"
Dika berenti tertawa dan tarik napas panjang hingga dia merasa lega
"Ah lega sudah, kita sudah dekat rumah kakek.nenek jadi jalan saja menikmati suasana pagi di desa Mawar ini.yang indah dan penuh bunga Mawar"
Aurel dan Atta heran kenapa Dika berenti dan tertawa bahkan mengatur napasnya sambil senyum-senyum sendiri melihat pemandangan desa bahkan memuji keindahannya selanjutnya mendekati Fino dan Aurel sambil menunjukan handphonenya
"Ini lihatlah"
Dika memutar suara gunggungan dari seekor anjing sehingga Aurel dan Atta jadi ikut tertawa karena semua ini akibat keusilan Dika yang mengerjai mereka semua
"Jadi kerjaan bang Dika ya"
Aura tidak bisa menahan tertawanya hingga dia tertawa sepuasnya sampai memegang perutnya
"Aku tahu, ini karena bang Dika melihat mereka sudah lebay bahkan minta nikah segala"
"Kok Aura tahu ya"
"Iyalah karena Aura saja sampai jatuh mendengar kata-kata mereka"
Sementara itu Fino jadi geleng-geleng kepala melihat Dika yang usil
"Betul betul Usil kau ini Dika, pantas pak de mengingatkan jangan usil sampai Fino tidak percaya tapi sudah lihat sendiri, gila!"
Fino tertawa sendiri melihat semua yang terjadi sedangkan Dika saat ini santai saja karena keusilannya berhasil
"Bang Dika usil ya suka mempermainkan hati orang"
Aurel bicara sambil geleng geleng kepala melihat Dika yang senyum-senyum saja
"Tidak juga Aura, saya yakin juga mereka tidak serius karena baru jumpa sudah ngajak mau menikah jadi bagi Dika, itu hanya candaan saja"
"Betul juga ya, mereka tidak ada yang serius tapi usil abang membuat kami semua berlari karena suara gungungan itu jelas kali seperti benar-benar ada, coba kita dengar lagi"
Aura mengambil handphone Dika yang ada di tangan Fino dan memutar ulang
"Benarkan?"
Aura benar-benar memastikan kata-katanya yang di iyakan oleh Fino
"Fino kira betulan ada gunggungan ternyata hanya rekaman dari Handphone"
"Benar bang, dan ini.handphone bang Dika tapi baguslah kalau kita bisa jauh dari mereka karena sudah tidak enak mendengarnya"
"Iya Ra, kita jadi bisa pulang kerumah dengan cepat karena hari sudah agak siang juga"
"Iya benar bang Fino, lagi pula mereka rasanya lebay dan kata-katanya sudah tidak sesuai dengan usia mereka"
"Ya sudahlah kita sudah pulang dan kita juga bisa cepat pulang atau Dika mau jalan-jalan terlebih dahulu biar kami temani"
"Tidak, besok saja. Yang penting sudah melihat keindahan Desa Mawar dan gadis-gadis cantik desa ini"
"Ok kalau begitu kita pulang ya dan lihat itu kakek sedang berada di halaman rumah"
"Iya, ya"
Mereka berempat memasuki gerbang rumah kakek nenek mereka yang disambut sama kakek mereka
"Sudah pulang"
"Iya kek"
Dika tersenyum sambil menyalami kakeknya yang mengelus kepala Dika
"Bang Dika Usil kek"
Aura langsung melapor sama kakeknya tentang apa yang sudah terjadi
"Berarti mirip sama papanya dulu, ada saja yang kena usil sama papanya"
Kakek tertawa menceritakan keusilan papanya Dika yang membuat heboh karena keusilannya
"Oh gitu ya"
"Pantas, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya"
Fino dan Aura bicara bersamaan hingga mereka tertawa sambil mengatakan hal itu tapi tiba-tiba Dika bicara
"Kalau papa dulunya usil berarti bisa jadi kakek juga usil ya"