NovelToon NovelToon
Kaya Karena Selembar Sampah

Kaya Karena Selembar Sampah

Status: tamat
Genre:Tamat / Menantu Pria/matrilokal / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.6
Nama Author: Santi Suki

Daniel Hao, seorang sopir yang menyelamatkan Tuan Besar Jimmy Li saat terjadi pengeboman di pabriknya. Sebagai ucapan terima kasih Daniel dinikahkan dengan Sandra Li, gadis kesayangan dan kebanggaan dari keluarga besar Li.
Daniel dipandang rendah dan hina oleh keluarga Li lainnya. Bahkan disebut sebagai menantu sampah karena tidak berguna sama sekali keberadaan dia dia keluarga Li dan menjadi aib bagi mereka. Akan tetapi, mereka tidak bisa berbuat semena-mena kepadanya. Sebab laki-laki itu berada dalam perlindungan Tuan Besar Jimmy Li.
Suatu hari Daniel menemukan selembar kupon lotre di tong sampah, dengan nomor seri sama dengan tanggal ulang tahun ibunya. Ternyata kertas itu merupakan pemenang lotre dengan hadiah uang sebanyak 300 juta Yuan. Maka Daniel pun membeli banyak saham di beberapa perusahaan dan sebagiannya dipakai buka usaha bersama teman baiknya untuk membuktikan kalau dia pun bisa menjadi orang yang setara dengan orang-orang yang merendahkan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Taktik Untuk Melarikan Diri

Bab 33

Keadaan di bekas pabrik Li kini semakin menegang dengan kedatangan kelompok Red Hair yang di bawah komando Marco. Kedua kelompok itu saling baku tembak, karena mereka memang musuh bebuyutan dari dahulu.

Daniel memanfaatkan kesempatan ini untuk melarikan diri. Dia menarik Leon untuk lari ke arah Utara di mana ada hutan bambu yang masih rimbun. Hutan itu bisa dijadikan sebagai tempat bersembunyi untuk sementara waktu.

"Nathan, kamu jaga Tuan Leon. Dan kau, Dilan … bantu aku!" perintah Daniel.

"Kita mau ke mana?" tanya Dilan sambil memapah Daniel karena kakinya terkena tembakan.

"Ke hutan bambu," jawab Daniel.

"Apa? Jadi, kita melarikan diri dari pertarungan ini?" tanya Dilan dan Nathan bersamaan.

Kedua orang itu tidak percaya temannya lari dari medan perang. Ini sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Tidak ada cara lagi untuk saat ini. Kita juga tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi dua kelompok itu," jawab Daniel.

Dilan dan Nathan pun saling lirik. Keduanya membenarkan ucapan Daniel kalau mau menang menghadapi dua kelompok besar itu harus dipersiapkan perencanaan yang matang dan beberapa strategi jika terjadi sesuatu di luar perkiraan mereka.

Leon hanya diam mendengarkan sambil memperhatikan setiap perbuatan mereka bertiga. Dia belum mengetahui siapa sosok menantu yang sebenarnya.

"Tunggu!" teriak salah seorang laki-laki berlari menghampiri mereka berempat.

"Tuan Daniel, keadaan Tuan Osama sekarang dalam keadaan kritis. Beliau sangat membutuhkan Anda saat ini," lanjut orang itu.

Daniel sungguh tidak suka dengan keadaannya saat ini. Dia rasanya ingin menghabisi orang-orang yang selalu berusaha menariknya kembali ke dunia hitam.

Leon mengalihkan pandangannya ke arah sang menantu. Dia penasaran ada hubungan apa antara Daniel dengan Osama.

"Pergilah! Aku tidak mau ikut campur dengan urusan kalian lagi," titah Daniel sambil mengacungkan pistol ke arah orang itu.

"Maafkan aku, Tuan Daniel. Sepertinya itu tidak bisa, karena apa pun yang terjadi Anda harus ikut bersama kami," balas laki-laki berseragam hitam-hitam.

Daniel melirik lewat ujung matanya kepada Nathan. Temannya itu tahu apa maksud dari kode mata ini.

"Tuan, kita harus pergi dari sini secepatnya!" ajak Nathan kepada Leon.

"Kenapa dia ingin membawa Daniel? Ada hubungan apa antara Daniel dengan kelompok Red Hair?" tanya Leon kepada Nathan.

"Itu … bukan urusan aku ataupun Tuan. Jadi, sebaiknya kita segera pergi dari sini atau Tuan tidak akan bisa bertemu dengan anak dan istri yang sedang menunggu di rumah," jawab Nathan sambil menarik tubuh ayah mertua Daniel.

Leon yang berjalan sambil ditarik oleh Nathan masih sempat melihat ke arah Daniel, ternyata sang menantu kini sudah dikepung oleh banyak orang. Dia pun berpikir jika keberadaan dirinya di sana juga tidak akan ada gunanya.

"Kenapa kamu membawa aku pergi? Apakah ini perintah dari Daniel?" tanya Leon.

"Iya tentu saja," jawab Nathan sambil naik motor lalu menyerahkan helm kepada Leon.

"Kenapa dia tidak ikut kabur juga?" tanya ayahnya Sandra ini penasaran.

"Itu tidak akan mudah dilakukan jika terlalu banyak orang yang harus dia lindungi. Berbeda jika dia melawan musuh seorang diri. Dia hanya perlu memikirkan bagaimana cara menyelamatkan dirinya," jawab Nathan sambil melajukan motornya dengan kecepatan penuh.

Kedua tangan Daniel memegang pistol yang entah ada berapa peluru yang ada di dalamnya. Dengan kaki yang terluka, sudah pasti itu akan menghambat gerak dirinya.

"Dilan, di mana kamu memarkirkan kendaraannya?" tanya Daniel dengan pelan.

"Sekitar 300 meter ke arah jam 3 dari sini," jawab Dilan.

Daniel terdiam dan sedang berpikir cara apa yang harus dia gunakan agar bisa lolos dari kepungan anak buah ayahnya ini. Selain itu dia juga memikirkan langkah selanjutnya jika mereka gagal lolos dan malah berhasil ditangkap.

"Dilan, setelah ini kamu dan Dina pindah ke apartemenku. Lindungi Sandra dan calon bayi kami. Peter sudah tahu identitas asliku pastinya dia akan mengincar Sandra juga. Apalagi ada Damian dan Arthur yang bisa dengan mudahnya berkeliaran di dekat Sandra," kata Daniel sambil memeriksa isi peluru.

"Ya. Aku akan mempertaruhkan nyawa untuk melindungi istri dan anakmu," ucap Dilan yang matanya tidak lepas dari mengawasi gerak-gerik lawannya.

"Bagus. Apa pun yang akan terjadi di sini nanti. Kamu harus bisa pergi menyelamatkan diri. Kamu sudah janji kepadaku barusan," tukas suami dari Sandra.

"Kamu tidak boleh mati. Jangan biarkan istri cantikmu jadi janda muda," pungkas Dilan dan mendapat toyoran dari Daniel.

"Akan aku usahakan kita berdua bisa selamat dari sini. Kita bisa gunakan taktik berputar atau dansa. Hanya saja peluru punya aku tinggal 5 biji lagi," kata Daniel dengan lirih karena dia merasa tidak yakin bisa lolos dari kejaran mereka sekarang.

"Peluru aku tinggal 6 buah. Berarti total ada 11 peluru. Jumlah musuh lebih dari 20 orang. Ini sudah pasti tidak akan bisa mengalahkan mereka," ujar Dilan sudah membayangkan kekalahan di depan mata.

"Ya, apalagi struktur pijakan yang tidak rata. Kekuatan kaki aku juga tidak akan bisa maksimal. Rencana aku adalah kita melakukan taktik berputar sampai ke balik dinding yang ada di arah jam 3 dengan catatan kita hanya menggunakan masing-masing satu pistol. Jika sudah sampai dinding kamu berikan pistol milik kamu satunya lagi kepadaku lalu kamu lari sekuat mungkin dan ambil kendaraan milikmu dan aku akan tahan mereka dengan sisa peluru yang ada di pistol. Semoga kamu bisa segera bawa aku sebelum mereka sampai ke tempat aku. Kamu mengerti!" Daniel membicarakan taktiknya dengan suara pelan.

"Oke," balas Dilan.

Kini Daniel memeluk tubuh Dilan dengan sebelah tangannya sedangkan yang sebelah lagi dia gunakan untuk menembak lawan. Begitu juga dengan Dilan, dia memeluk tubuh Daniel agar bisa berdiri dan bergerak bersama dengannya. Dilan lah yang harus mengeluarkan banyak tenaga sedangkan Daniel hanya perlu menopangkan berat badannya kepada Dilan.

"Kamu siap?" tanya Daniel.

"Oke!" jawab Dilan sambil mencengkram tubuh Daniel agar tidak terlepas saat mereka berputar sambil berlari layaknya orang yang sedang berdansa.

"Go!" Daniel memberi aba-aba.

Dor!

Dor! Dor!

Dilan dan Daniel berputar sambil berlari layaknya pasangan dansa sambil melancarkan tembakan ke arah lawan mereka. Suami dari Sandra itu menahan sakit di kakinya karena banyak bergerak.

Lawan mereka tidak bisa sembarangan menembak ke arah mereka berdua karena bisa saja itu akan mengenai dan membunuh Daniel.

Dor! Dor!

"Bertahanlah, tinggal sedikit lagi!" pinta Dilan yang semakin kuat memeluk tubuh Daniel karena takut terlepas.

Dor! Dor!

Anak buah kelompok Red Hair pun memutuskan untuk menggunakan peluru karet dan peluru bius untuk melawan calon pimpinan mereka. Mereka selalu membawa senjata itu khusus saat untuk menangkap Daniel.

Dor! Dor!

Daniel yang melihat dinding itu tinggal sekitar 5 meter berusaha sekuat tenaga menggerakkan kakinya berlari ke arah sana. Peluru di pistolnya juga sudah habis dan tidak bisa memberikan lagi perlawanan.

Brug!

Akhirnya Dilan dan Daniel sampai di dinding. Napas kedua memburu begitu cepat karena kelelahan dan merasa agak pusing efek dari gerakan memutar itu. Mereka menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Cepat pergi ambil kendaraanmu. Aku akan menahan mereka di sini!" perintah Daniel sambil mengambil pistol di tangan Dilan.

"Ya, tunggu aku. Kamu jangan sampai mati atau tertangkap mereka," ucap Dilan sambil berlari kencang.

Daniel pun sesekali memberikan tembakan balasan kepada lawan. Dia melihat ada beberapa anak buah Red Hair yang tadi terkena tembakan dirinya juga tembakan dari Dilan.

Dor! Dor!

"Si_al! Peluru sudah habis," umpat Daniel.

***

Apakah Daniel akan tertangkap oleh kelompok Red Hair atau bisa meloloskan diri? Ikuti terus kisah mereka, ya!

1
Rahimahhassan Rahimah
Luar biasa
Erly Mimi Bisma
apa nathan dan nathali itu anak peter
Ismail Muin
ya
Tara
dasar keluarga murtad...ayah sendiri mau disingkirkan🤔😱
Omha Achun
Luar biasa
pendekar angin barat
kok dilan meninggal Thor ...
Supri Yati
keren
Mba Wie
Luar biasa
Adi kelana
Kecewa
Adi kelana
Buruk
Jasmin Melor
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Surya Bebaspati Sitepu
gampang benar nyadap apalagi diruang umum
Siti Solekah
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Akew Sugandi
bagus
Mamik Widowati
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih sudah baca karya aku, Kak
total 1 replies
zevs
izin maraton thor
zevs: Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu
insyaallah pasti suka
terus berkarya ya Thor
apapun karyamu jika di kerjakan dengan hati pasti hasilnya baik
😚Pejuang Tangguh😚: semoga suka dengan karya aku ini, Kak
total 2 replies
Yaazit Yaacob
Lumayan
NBF
Sarah???😌😌😌
😚Pejuang Tangguh😚: 🤭🤭🤭 typo itu, seharusnya Sandra.
total 1 replies
Lintang Edgar
ceritanya bagus. cuma terlalu bertele2
Wishnu Soesanto
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!