Kaya Karena Selembar Sampah
Suara keras yang memekakkan telinga dan membuat sebuah bangunan pabrik hancur di bagian atas dari sisi kiri sampai tengah. Banyak orang berseragam warna biru muda yang berhamburan ke luar dari sana dengan ekspresi wajah ketakutan.
Beberapa di antara mereka mengalami luka dan badannya dipenuhi oleh darah. Suara teriakan dan tangisan dari buruh pabrik sebuah makanan terdengar setelah bunyi ledakan.
"Tuan Besar Li masih di dalam!" teriak seseorang.
"Apa?" Seorang pemuda berbaju jas hitam dengan tag nama Daniel terkejut, karena tuan yang dia layani masih berada di lokasi kejadian.
Tanpa berpikir panjang Daniel pun berlari masuk ke bangunan yang sudah hancur sebagian. Laki-laki itu bertabrakan dengan beberapa orang yang sedang berlari ke luar untuk menyelamatkan diri.
'Tuan Besar Jimmy, sedang berada di mana saat ini?' tanya Daniel dalam hatinya.
Pemuda berbadan proposional dengan wajah yang memiliki rahang kokoh itu berlari menaiki anak tangga. Daniel berpikir kalau tuannya sedang berada di kantor kepala pimpinan cabang, karena memang itu tujuan Tuan Besar Jimmy Li ke sini hari ini. Laki-laki tua itu sedang melakukan pengecekan di salah satu pabrik miliknya.
Setelah naik sampai ke lantai lima, Daniel pun melihat kalau bagian kantor kepala cabang ini dalam keadaan hancur. Dia pun berteriak memanggil nama tuannya sambil memeriksa di setiap sudut bangunan yang sudah tidak berbentuk lagi.
"Tuan, apa Anda mendengar suara saya! Jika mendengar berikan tanda!" teriak Daniel sambil memfokuskan pendengarannya.
Sayup-sayup dia mendengar ada suara pukulan benda meski lemah. Daniel masih menyuruh tuannya untuk memberikan tanda karena dia bisa mendengar ada bunyi tapi tidak tahu di mana sumbernya.
Pemuda itu mencoba menyingkirkan puing-puing yang akan dilalui olehnya. Suara itu semakin bisa di dengar olehnya meski hanya seperti ketukan. Saat melihat ada papa bekas lemari rak buku yang terguling Daniel pun mencoba menyingkirkannya. Terlihat ada laki-laki tua yang bagian kepala dan badannya penuh dengan darah.
"Tuan!" Daniel pun menyingkirkan beberapa reruntuhan tembok yang menimpa kedua kaki Tuan Besar Jimmy Li.
Daniel menggendong tubuh laki-laki tua itu dengan sangat hati-hati agar tidak terguncang, karena tuannya akan merintih kesakitan saat tubuhnya terguncang. Saat tiba di lantai tiga kembali terdengar suara ledakan yang keras dan di depan mata keduanya bangunan sisi kanan hancur luluh lantak. Untungnya jalur tangga tidak ikut hancur dan masih bisa di lalui meski banyak reruntuhan yang menghalangi.
Hampir satu jam Daniel di dalam bangunan yang hancur itu. Tony sang asisten Tuan Besar Jimmy Li, pun berjalan di dekat pintu depan pabrik dengan terseok-seok, tubuh dia juga penuh dengan darah.
"Tuan Besar Li!" teriaknya antara senang dan cemas.
"Syukurlah kamu selamat," ucap Tuan Besar Jimmy dengan suaranya yang lemah.
***
Para korban yang mengalami luka-luka mendapatkan perawatan di 3 rumah sakit yang ada di kota itu, karena jumlah mereka sangat banyak. Sementara itu, korban yang meninggal langsung di serahkan kepada pihak keluarga.
Polisi langsung menyelidiki penyebab ledakan di Pabrik Li. Menurut keterangan beberapa korban bunyi ledakan berasal dari lantai paling atas dan di sana tidak ada mesin. Semua mesin di pabrik itu berada di lantai dua sampai empat.
Kondisi Tony memang parah, tetapi masih dalam keadaan sadar. Berbeda dengan Tuan Besar Jimmy Li, yang kini dalam keadaan kritis. Sudah tiga hari laki-laki tua itu koma setelah menjalani operasi karena ada beberapa potongan besi yang menancap di tubuhnya.
Anak, menantu, dan cucu dari keluarga besar Li merasa sedih melihat keadaan pemimpin keluarga mereka. Jika laki-laki tua itu meninggal dengan cara mendadak seperti ini, pasti akan terjadi perebutan harta kekayaan.
"Kakek adalah orang yang kuat, pasti dia akan segera sadar, Papa," ucap seorang perempuan cantik yang memakai pakaian kasual karena baru pulang dari kuliah.
"Kamu benar, Sandra. Kakek itu orang kuat," sahut laki-laki paruh baya yang terlihat perlente.
"Kak Leon, pasti senang, melihat ayah seperti ini, 'kan?" Seorang laki-laki yang berdiri di samping papanya Sandra tersenyum mengejek.
"Diam kamu, Damian! Apa mau aku hajar kamu sampai ikut terbaring di salah satu kamar di bangunan ini, hah!" bentak Leon kepada adik bungsunya.
Damian hanya berdecih lalu pergi dari sana. Kini tinggal ada Leon putra sulung dari keluarga Li dan putri semata wayangnya. Daniel hanya diam saja, bagi dia percekcokan keluarga itu sudah tidak asing lagi.
"Pa, Kakek siuman. Tadi tangannya bergerak!" seru Sandra senang dan Tuan Besar Jimmy Li membuka matanya saat Leon melihat ke arahnya.
Semua keluarga kumpul saat dokter memeriksa keadaan Tuan Besar Jimmy Li. Lalu, dia mengatakan kalau laki-laki tua itu masih membutuhkan proses kesembuhan dan pengobatan yang intensif. Masa kritis sudah terlewati, tetapi bisa juga ada kemungkinan akan kembali drop kesehatannya jika terlalu banyak beban pikiran.
"Kita akan kirim Ayah ke Eropa. Di sana ada Arthur yang bisa mengawasi, menjaga, dan memantau kesehatan Ayah," ucap Leon.
"Iya, aku setuju," balas Damian, agar tanggung jawab menjaga ayahnya kini dilempar ke kakak keduanya.
"Sebelum aku pergi, aku ingin melihat Sandra menikah," kata Tuan Besar Jimmy Li dan membuat semua orang di sana terkejut.
"Kakek, Ronald saat ini sedang ada di Amerika. Dia sedang sibuk merintis usahanya," tutur Sandra dengan mimik wajah sendu.
"Kamu akan menikah dengan Daniel," tukas laki-laki tua itu dengan serius.
"Apa? Maksud Kakek ... aku menikah dengan seorang sopir!" pekik Sandra merasa tidak terima sambil menunjuk ke arah Daniel.
Bukan hanya keluarga Li yang terkejut, Daniel yang sedang berdiri di dekat pintu pun sama terkejutnya. Pemuda itu tidak menyangka kalau tuan yang dia layani menginginkan dirinya menjadi cucu menantu.
"Ya. Menikahlah dengan Daniel, Sandra. Hanya dia yang bisa Kakek percaya untuk bisa menjaga kamu dan keluarga Li," jelas Tuan Besar Jimmy Li.
Leon merasa keberatan dengan permintaan ayahnya. Dia tidak mau mempunyai menantu dari kalangan rendahan. Begitu juga dengan Damian yang tidak setuju, alasan dia adalah takut kalau Daniel akan memanfaatkan status sebagai suami Sandra untuk mengeruk harta keluarga Li.
"Jika kalian tidak mau menerima Daniel di keluarga kita, maka aku akan memberikan tujuh puluh persen harta milikku kepadanya. Lalu sisa yang tiga puluh persen akan diberikan kepada yayasan milik pemerintah," ucap laki-laki tua itu dengan terbata-bata dan napas yang terdengar kasar.
"Apa? Jadi kita tidak diberi sedikit pun harta dari Ayah?" Damian emosi.
Leon memberi kode kepada putrinya agar mau menerima permintaan sang kakek. Meski dengan berat hati akhirnya Sandra pun menyetujui.
'Begitu sudah menikah, akan aku ceraikan dia,' batin Sandra.
"Jika kalian menginginkan harta warisan ada syaratnya," lanjut Tuan Besar Jimmy Li dan semua orang kembali melihat ke arahnya.
Jantung Sandra sudah berpacu dengan kencang. Perempuan ini merasa syarat itu akan memberatkan dirinya.
"Sandra dan Daniel harus memberikan keturunan untuk keluarga Li," ucap Tuan Besar Jimmy Li dan itu bagikan sambaran petir bagi orang-orang yang ada di sana.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Sutikno 23
Daniel jadi cucu mantu asik
2024-11-20
1
Ismail Muin
ya
2024-09-14
2
Tara
dasar keluarga murtad...ayah sendiri mau disingkirkan🤔😱
2024-09-13
2