"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Peringatan atau Ancaman Dayyan
Hampir satu jam Dayyan membela jalanan Jakarta yang macat. Sampai direstauran yang sudah dijanjikan, Dayyan diantarkan oleh seorang pelayan keruangan VIP yang telah dipesan oleh asissten nya.
Ketika pelayan membukakan pintu ruangannya, terlihat ayah dan anak yang ingin ditemuinya sudah datang terlebih dahulu. Dayyan pun segera masuk dan melihat jam dipergelangan tangannya.
"Ternyata kalian datang 30 menit lebih cepat dari dari waktu yang saya buat" ucap Dayyan basa basi setelah menyalami dua orang pria beda usia dihadapannya.
"Maaf kalau saya telat" lanjut Dayyan yang kini sudah duduk dihadapan mereka.
"Tidak apa Tuan Dayyan. Dan maaf kalau kami datang lebih cepat. Karena kami tidak ingin membuat anda menunggu" ucap Tuan Martin sopan dan seramah mungkin.
"Baiklah langsung saja ke pokok pembahasan kita. Karena saya bukan orang yang suka terlalu lama berbasa basi" jeda Dayyan melihat dua orang didepannya secara bergantian.
"Saya tidak tau seperti apa Anda menyakiti hati Breena tiga tahun yang lalu Tuan Brian. Tapi menurut saya sebuah pengkhianatan memang tidak akan mudah untuk mendapatkan maaf dari orang yang telah kita sakiti. Walau pun maaf itu sudah terucap dari bibirnya, belum tentu hatinya sudah memaafkan" potong Dayyan yang tatapannya kini hanya terarah ke Brian.
Brian pun hanya menganggukan kepalanya sebagai bentuk pembenaran dari apa yang Dayyan katakan.
"Apa anda tau setelah pengkhianatan anda waktu itu membuat Breena mengalami trauma, sampai dia tidak mau menjalin hubungan yang serius dengan lawan jenisnya?" tanya Dayyan dengan tatapan tajam.
Brian yang ditanya seperti itu hanya mampu menggelengkan kepalanya. Ia sungguh tidak tau kalau perbuatannya sampai membuat Breena trauma. Itu artinya pengkhianatannya dulu sangat membekas dihati Breena.
Dayyan yang melihat gelengan kepala Brian pun hanya menampilkan senyum mengejeknya.
"Baiklah saya tidak ingin membuang waktu semakin lama disini. Tuan Martin saya tau kalau mertua saya sudah memberikan pilihan kepada keluarga anda mengenai berita kedatangan anak bungsu anda. Yang akhirnya menyeret nama istri saya. Dan sama seperti permintaan beliau kemarin. Saya juga ingin kalian mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi dimasalah kalian dahulu. Walaupun sebenarnya saya sudah mengetahui semuanya. Tetapi mungkin dipihak kalian akan berbeda versinya dengan yang disampaikan oleh Breena dan anak buah saya" jeda Dayyan, ia menyesap kopi pesanannya terlebih dahulu.
"Saya tidak tau ini termasuk peringatan atau ancaman untuk kalian. Tetapi sesuai dengan keninginan mertua saya, waktu kalian 2x24 jam. Yang artinya besok adalah hari penentuannya. Ka...." ucapan Dayyan terpotong karena ponselnya yang ada diatas meja berdering. Ketiga lelaki itu melihat nama yang tampil dilayar ponsel Dayyan tertulis "zaujati" dengan foto pernikahan mereka.
"Maaf saya angkat dulu" ucap Dayyan.
"Silakan Tuan Dayyan" jawab Tuan Martin mempersilahkan.
"Assalamualaikum sayang. Ada apa hem?" tanya Dayyan dengan suara lembutnya.
"Wa'alaikum salam. Mas, buah yang dihalaman belakang banyak yang sudah matang. Breena uda minta tolong sama Pak Budi mengambilnya. Apa Breena boleh membagi buahnua untuk para pekerja dirumah kita? Teru Breena juga mau kirim kerumah Mama Ratih. Terus sisanya kan masih banyak" ucap Breena panjang lebar.
"Hmm sisanya mau diapakan sayang? Kita nggak mungkin menghabiskan semuanya kan?" tanya Dayyan lembut sambil tersenyum.
"Emmm, Breena kangen sama Umma Mas. Mas mau nggak antarkan Breena ke Bandung?" tanya Breena manja.
Senyum Dayyan semakin melebar ketika mendengar suara manja Breena.
"Baiklah sesuai permintaan Tuan Purti. Nanti kita siang kita akan pergi ke Bandung" ujar Dayyan tanpa memikirkan pekerjaannya terlebih dahulu. Apakah pekerjaannya banyak atau tidak.
"Yeeee..... Terima kasih Mas. Breena akan bersiap" ucap Breena girang.
Brian mendengarkan percakapan antara Dayyan dan Breena hatinya sakit. Ntah kenapa Brian tidak suka Breena bersikap manja pada laki laki dihadapannya ini.
"Maaf kalau pembicaraan kita terjeda. Mari kita lanjutkan pembahasan kita tadi" ucap Dayyan.
"Iya Tuan Dayyan. Bagaimana?" tanya Tuan Martin.
"Kalau besok saya belum melihat klarifikasi dari keluarga Anderson. Dengan terpaksa saya akan membatalkan semua kerja sama kita. Dan saya juga akan menarik semua saham saya yang sekarang sudah atas nama Breena" ucap Dayyan tegas dengan aura Dinginnya.
Brian pun dibuat terkejut dengan perubahan Dayyan. Belum ada lima menit selesai berbicara lembut dengan Breena. Sekarang Dayyan sudah berbicara tegas dan mengeluarkan aura dinginnya.
"Apakah tidak ada cara lainnya Tuan Dayyan. Apa lagi semua proyek kerja sama kita sedang berjalan" bujuk Tuan Martin.
"Tidak Tuan Martin. Ini pilihan terakhir kalian. Saya tidak mau istri saya terus terusan tersakiti dengan pemberitaan yang tidak benar itu" tolak Dayyan.
"Baiklah Tuan Dayyan. Kami akan merembukkannya terlebih dahulu dengan anggota keluarga kami. Jujur saja sebenarnya kami tidak sanggup untuk kehilangan dua pemegang saham terbesar diperusahaan kami" ucap Tuan Martin lirih.
"Itu semua tegantung dengan keputusan Anda Tuan Martin. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu. Karena setelah ini saya akan ke Bandung mengantarkan istri saya. Dan sampai jumpa di rapat pemegang saham nanti Tuan Martin dan Tuan Brian" ucap Dayyan kemudian berdiri dan menyalami dua orang dihadapannya. Setelah itu ia pun keluar dari ruangan itu dan meninggalkan restauran tersebut.
...----------------...
Sepeninggal Dayyan. Kedua ayah dan anak itu masih duduk didalam ruangan VIP restauran tersebut. Keduanya sibuk dengan pemikiran mereka masing masing.
"Dad..." panggil Brian. Karena sudah hampir tiga puluh menit Daddy nya tidak bersuara.
"Inilah yang Daddy takutkan dari dulu Brian. Ketika kita diam saja saat semua orang memberikam asumsi buruk merek kepada Breena. Kita bahkan tidak memberikan pembelaan saat itu. Dan demi menutupi hubunganmu dengan wanita itu. Daddy harus kehilangan sahabat terbaik Daddy. Kenapa kamu dulu bisa khilaf mengkhianati Breena boy?" ucap Daddy Martin menatap lurus kedepan dengan tatapan sendunya.
Iya nasi sudah menjadi bubur. Untuk menyesal pun seperti sudah terlambat. Sahabat seperjuangannya. Doni Abraham yang terlahir dari keluarga kaya mau berteman dengannya uang seorang anak yatim piatu. Tidak memiliki sanak saudara lainnya.
Mereka berteman dari saat mereka masih bersekolah SMP. Martin yang tinggal dirumah sederhana peninggalan orang tuanya. Hidup sendirian dari sisa tabungan orang tuanya. Bahkan untuk melanjutkan kebangku SMA dan kuliah pun yang membiayai adalah orang tua Doni. Dan Doni jugalah yang membantunya membangun usahanya sampai sukses seperti sekarang ini.
Namun ketika ia sudh sukses dan anaknya membuat kesalahan. Dia hanya diam saja. Bahkan ia malah membiarkan orang orang menjelekkan dan menghujat Breena dihadapan mereka. Doni sudah seperti kacang yang lupa kulitnya.
"Lalu apa yang akan kita lakukan Dad?" tanya Brian yang sudah putus asa.
Sepertinya keputusannya untuk kembali ke Indonesia salah. Tapi mai bagaimana lagi semua sudah terjadi.
"Ayo pulang. Kita bahas sama Mas mu dimansion" ajak Daddy Martin yang sudah berdiri duluan.
Brian pun mengikuti Daddy nya. Mereka segera kemobil dan pulang kemansion. Karena Ibra sudah menunggu mereka.
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor