Dunia bernama Gaia, di penuhi hewan iblis yang di sebut sebagai Enigma. Manusia harus berjuang antara hidup dan mati untuk melawan kelompok Enigma yang melakukan Genosida. Tidak ada yang tau, sampai kapan kehancuran ini akan berakhir, dan sampai kapan manusia bisa bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DenEmma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05 - Rapat Petinggi
[Pos Militer]
"Ini tidak seperti yang kalian bayangkan, aku pun juga terkejut melihatnya." kata Leo.
"Apa kau sedang mengelabuhi kami.? Jika memang seperti yang kau katakan, seharusnya kota ini beserta isinya sudah lenyap sebelum kami datang kemari." sahut Sela
"Itu pun mustahil buat kami bisa bertahan sekarang. jika memang ada puluhan ribu Enigma, mungkin di butuhkan 5 batalion tempur untuk membunuh mereka semua." kata Klain
"Ah, kau benar. Tapi kenyataannya kota ini masih utuh dan hanya beberapa persen korban jiwa disini. Jika memang ada puluhan ribu Enigma, mungkin mereka sudah berada di kota selanjutnya. Jadi apa kau bisa menjelaskannya Leo.? Apa yang kau lihat itu sungguhan, atau hanya karanganmu saja." kata Sela.
Leo pun menarik nafas dalam-dalam disana. Ia mencoba menenangkan dirinya, dan semua orang masih menunggu jawabannya.
"Mereka semua sudah terbunuh." kata Leo
"Hm.? " sahut mereka semua dengan kebingungan.
"Apa maksudmu.? apa kau yang membunuh mereka semua.?" sahut Sela dengan kesal.
"Chik, ternyata kau pintar sekali mengarang." kata Jian.
Leo pun memasang wajah sangat serius disana. lalu ia mengepalkan tangannya. Dan Edo masih melihat Leo dengan serius.
"Jika hanya dari ucapan saja, kalian tidak akan percaya. Lihatlah sendiri dengan mata kalian." kata Leo.
Laura pun langsung menghampirinya
"Kenapa kau mengarang cerita seperti itu Leo, aku kecewa padamu. Apakah ini caranya lari dari tanggung jawab.? Jika yang kau katakan adalah kebohongan, kau akan di cap sebagai pengecut di seluruh negeri, dan reputasi mu akan hancur saat itu juga" kata Laura.
Lalu, ia pun berjalan keluar dari sana, dan disusul Sela, Jian, dan Klain.
"Jangan coba-coba kabur dari kami. Jika kau tidak ada disini sebelum kami kembali, kami akan mencari mu kemanapun kau berada. Ingatlah, kita ini seorang Awakening." kata Edo dengan tatapan serius.
"Lebih baik aku mati dari pada kabur dari kalian. Sebaiknya kau pergi kesana dan lihatlah sendiri." sahut Leo.
Edo pun hanya terdiam dan berjalan melewati Leo disana.
...
Di luar pos, semua orang masih meratapi kesedihannya. Beberapa petugas dan perawat rumah sakit berbondong-bondong datang kesana.
Mereka membawa peralatan dan kantong mayat untuk membungkus semua mayat yang ada disana.
Creeek. suara kantong mayat yang di tutup.
"Jasad keluarga kalian akan di kuburkan bersama dengan jasad lainnya di pinggiran kota. untuk sementara, kalian tunggu disini dan menunggu instruksi dari pihak militer." kata petugas itu kepada Dion.
"Terimakasih" sahut Dion dengan wajah sedih.
"Kami akan membawanya sekarang. Jika nanti kalian ingin mencari makamnya, kalian bisa mencari nomer yang tertera di atas batu nisannya." kata petugas itu lagi.
"Baik, terimakasih banyak pak." sahut Dion.
Petugas itu pun hanya menganggukkan kepalanya dan langsung mengangkat kantong mayat itu.
"Hiks, ayah. " sahut Lisa yang menangis di pelukan Dion.
Dion hanya bisa mengelus pundak lisa sambil menenangkan nya.
Kejadian itu adalah tragedi kelam di kota tersebut, Selama berabad-abad tidak pernah terjadi pembunuhan masal yang menimbulkan puluhan ribuan korban jiwa.
Dan beberapa jam pun berlalu, politikus dan Pejabat kota pun berkumpul di gedung wali kota Sura. Mereka membahas tragedi kelam yang menimpa kota mereka.
"Rapat dimulai. Kita tidak perlu basa-basi, karena ini kejadian yang memerlukan tindakan secepatnya." kata Pimpinan rapat.
"Pimpinan, bagian kami masih belum bisa mengumpulkan data dengan akurat, seberapa parahnya kehancuran kota. dan berapa kerugian yang kita alami. Berikan waktu untuk menginvestigasi lebih lanjut." kata salah satu anggota DPR disana.
"Interupsi pimpinan. Aku rasa kita tidak perlu ada investigasi lebih lanjut lagi, karena pihak militer sudah mengumpulkan semua datanya beberapa jam yang lalu. Kami akan menyampaikan nya disini. " kata Komandan militer bernama Argus.
Semua orang disana pun langsung ber bisik-bisik dan membuat ruangan rapat jadi sedikit ramai.
"Apa anda benar-benar sudah mengumpulkan informasi dari kejadian itu.? " tanya pimpinan sidang.
"Benar pimpinan." sahut Argus dengan serius
Dalam sejenak, suasana disana jadi tegang sementara.
"Baiklah, silahkan. "
"Ijin pimpinan. Kejadian ini memang tidak bisa kami prediksi sebelumnya. kami masih menyelidiki kedatangan Enigma lebih lanjut, kenapa dan bagaimana Enigma tiba-tiba menyerang di tengah-tengah pusat kota Blok D." kata Argus.
"Interupsi pimpinan." sahut anggota DPR lainnya yang menyela omongan Argus.
"Em, Silahkan."
"Terimakasih pimpinan. Jika dari pernyataan komandan Argus sebelumnya, dia berkata sudah mengumpulkan semua informasi, tapi selanjutnya komandan bilang masih menyelidikinya, ini tidak bisa di lanjutkan lagi."
"Saya masih belum selesai bicara pak. Biarkan saya menyelesaikan pembicaraan saya." sahut Argus dengan kesal.
"Jika anda tidak bisa memberikan informasi yang signifikan, kita tidak akan menemukan cara untuk mengatasi masalah itu di kemudian hari. Jika memang perlu waktu untuk menyelidiki lebih lanjut, pihak kepolisian kota bisa melakukan investigasi selanjutnya." kata komandan polisi bernama Tido.
"Bukan begitu pak, kejadian ini tidak bisa di anggap enteng, saya masih belum menyelesaikan pembicaraan saya." sahut Argus.
"Tidak bisa, anda masih belum mengumpulkan semua informasi yang kita butuhkan. Jadi tidak perlu di lanjutkan...
Mereka pun berdebat disana, saling menyalahkan dan menyela tanpa ada titik temu yang jelas. Hanya perdebatan yang sia-sia.
Tok tok tok tok
Suara palu rapat yang pukul oleh pimpinan rapat disana.
"Cukup, semuanya tetap tenang. Yang kita lakukan disini adalah untuk mengatasi masalah. Jika kalian masih berdebat seperti itu, silahkan lakukan di luar." sahut pimpinan rapat.
"Maaf pimpinan, tapi kami sedang berdebat untuk mencari solusi."
"Itu benar pimpinan, kita masih mencari.....
Mereka semua pun saling mengadu argumentasi disana.
"Mereka semua seperti anak kecil yang ingin merebut satu mainan. Apa mereka hanya mementingkan perut dari pada keselamatan warga.? Ini adalah masalah genting, kenapa mereka masih berebut tanggung jawab. padahal pihak militer tidak mengajukan dana untuk investigasi selanjutnya." kata Argus dalam hati.
"Interupsi pimpinan." teriak seorang wanita disana dengan cukup kencang.
Dalam sejenak, suasana disana jadi sunyi seketika.
"Sialan, wanita itu mulai angkat bicara." kata Argus yang panik.
"Tidak kusangka, Nona Anna sampai angkat bicara disini." kata pimpinan rapat dalam hati.
"Itu nona Anna bukan.? "
"Tidak seperti biasanya dia angkat bicara disini."
Kata semua orang disana dengan bisik-bisik.
"Baiklah Nona Anna, silahkan." kata pimpinan sidang yang mempersilahkan untuk bicara.
"Terimakasih. Saya langsung saja, terus terang yang kalian bicara kan sebelumnya tidak ada satu pun pembahasan tentang sebab, akibat dan dampak dari kejadian di kota ini. Saya menghadiri rapat ini karena undangan dari pimpinan sidang secara langsung. Jadi, aku akan blak-blakan disini." kata Anna.
Semua orang masih terdiam disana dan tidak ada yang berani menyelanya.
"Jika kita membicarakan akibatnya, kita semua sudah tau, terjadi pembantaian di atas jembatan oleh Enigma, dan akibat lainnya adalah menimbulkan puluhan ribu korban jiwa."
"Disini aku katakan, kalian ingin berusaha mengambil alih pekerjaan investigasi untuk mendapatkan dana tambahan untuk pekerjaan ini. Jadi, saya mewakili seluruh anggota dan sebagai pimpinan Anggota Lance batalion 16, untuk mengambil alih tugas itu, dan kami tidak membutuhkan dana sepersen pun." kata Anna dengan sangat serius.
...
