HATI YANG KAU SAKITI

 Keesokan harinya, polisi menggedor rumah Beta. Para tetangga yang penasaran pun mengintip, mereka penasaran dan bertanya tanya, kenapa bisa ada polisi di daerah sini.

Tok tok tok..."

terdengar suara ketukan pintu dari luar, membuat Surti yang baru bangun langsung membuka pintu rumahnya.

  "Hoaamm..." ada apa ya Pak?" ucap Surti yang baru bangun dari tidur nya.

 "Kami dari pihak kepolisian, ingin menangkap saudara Dimas Prasetyo, atas kasus yang sedang viral di sosial media!"

 Mata yang tadi nya sedikit tak fokus, kini melotot seketika, betapa kaget nya Surti mendengar suami nya akan ditahan, sial sekali hidupnya.

  "Apa!" bagaimana bisa ditahan Pak. suami saya itu dalam keadaan mabuk, ga mungkin dia berbuat seperti itu!" bantah nya dengan keras.

 "Ini, bukan tentang mabuk atau tidak nya Buk! tapi ini sudah menyandang kasus kriminal, apalagi seseorang melaporkan kepada kami, bahwa suami ibu lah penyebab kerugian yang dialami oleh perusahaan tempat nya bekerja!"

 Pertahanan nya yang tadi mengoceh, kini terdiam dengan pandangan kosong, kenapa jadi berantakan seperti ini. Surti menatap wajah polisi dan orang orang yang berbisik pun langsung menahan emosi nya.

  "Tolong kerjasama nya, kalau anda menghalangi kami menjalankan tugas! maka kami tak akan segan segan membuat anda juga terkena imbasnya!"

  "Sua_suami saya tidak ada dirumah Pak, yang ada hanya Mertua saya saja." ucap nya sambil terbata

 "Izinkan kami, melihat nya Buk!" ucap polisi yang meminta izin

 "Baiklah Pak!"

 Surti tak ingin terlibat, apalagi ini udah menyangkut kepolisian, bagaimana nasib nya kedepan nya, dia bener bener nyesal menikah dengan laki laki itu.

 ****

 Sedangkan dipertemuan kali ini, Anton yang sudah memakai jas rapih, dan juga terlihat lebih tampan membuat Tina berdecak kagum.

Selama ini dia tak menyangka, suami nya begitu kaya, dan mau diajak hidup susah, apalagi Anton juga pekerja keras, jadi di kampung halaman Tina, dia memiliki kebun sawit, dan juga sawah yang lumayan luas berhektar-hektar, itu semua juga berkat kerja kerasnya.

Semenjak kembali ke rumah ini, dia menyuruh seseorang kepercayaan nya yaitu Pak Mamat, mengurus kebun dan sawah nya, karena kemungkinan dia akan jarang kesana, dan hanya bisa memantau dari jauh.

 Kini suaminya berpakaian layaknya orang orang yang sering diliat nya di televisi pun membuat nya menatap haru.

 "Bapak ganteng." celetuk Tina yang tiba tiba

 Sedangkan Anton yang mendengar istri nya memujinya pun terkekeh geli, istrinya itu memang apa adanya, dia sungguh mencintai Ibu dari anak nya ini.

 "Bapak udah tau Buk, kan dari lahir juga udah ganteng begini." sahut nya narsis

 "Hahah, Ibu ga nyangka Pak, kehidupan kita yang dulu nya ke kebun, ke sawah, kini punya rumah yang besar, punya kantor sendiri lagi, Ibu kaya orang kaya kaya itu Pak."

"Maafin Bapak ya Buk. gara gara bapak, ibu jadi berkerja keras dulu untuk memenuhi kehidupan kita, tapi sekarang ibu gausah khawatir, karena apapun mau ibu akan bapak turuti, jadi kita akan menikmati masa tua sambil bersantai.

 "Tapi, ibu khawatir dengan Sofia, Pak! Dia sekarang jadi lebih keras sama diri sendiri, dia jadi ga punya waktu untuk beristirahat, Ibu takut dia kenapa kenapa Pak."

 "Biarin dia melanjutkan apa yang dia mau buk, bapak ga akan maksa dia lagi, udah cukup masa muda nya yang hilang, sekarang biarin dia melakukan apa yang dia mau!"

  "Baiklah Pak, ayok turun! Anak kita pasti udah nungguin di meja makan, ini hari pertama nya ikut rapat penting kan."

  "Ibu bener, ayok kita ke ruangan makan."

"Kok, wajah bapak grogi gitu sih?" tanya Tina yang heran melihat suami nya terasa cemas.

"bapak cuman sedikit gelisah Buk, sekian tahun akhirnya bapak kembali lagi menjalankan perusahaan, sebenarnya bapak grogi nanti Bu, jumpa para investor asing!" ucap nya dengan wajah cemas.

"Bapak jangan khawatir, Ibu yakin bapak pasti bisa, suami ibu ini kan keren." puji nya dengan bangga

"Hahah, ibu bisa aja!"

***

 Sedangkan dirumah Dimas terjadi huru hara yang begitu hebohnya. bagaimana tidak, Beta yang mengetahui anak nya akan ditangkap membuat keributan dengan polisi itu.

 "Ga bisa gitu dong Pak, masa harus digeledah gini sih! protes nya dengan teriak.

Bagiamana tak kaget, saat polisi menggerebek rumah nya seolah ada barang haram, padahal dia tak tau apa apa saat ini, lagi pula dia percaya dengan anaknya sendiri.

 "Anak saya tak bersalah, Pak! tolong jangan menangkap nya, dia tulang punggung keluarga ini!"

 "Maafkan kami Buk, tapi mohon kerjasama nya, karena ini udah ketentuan hukum yang berlaku, bahwa anak Ibu terbukti bersalah, jadi saya mohon tolong beritahu kami dimana anak Ibu berada!"

 "Saya ga tau, lagi pula dia ga pulang semalam!" ketus nya

Sementara para tetangga mulai bergosip, bahkan buk Romlah yang berada di sana tak berani mendekat ke arah rumah besan nya.

  "Rasain bu Beta, itulah sombong sering banggakan anaknya didepan kita, dan sering hina kita yang miskin ini, eh taunya anaknya kriminal ketus mereka.

 "Bener, kasihan ya Sofia, aku dengar anaknya meninggal.”

 "Apa! bagaimana bisa? Bukannya Fuji dirawat ya dulu?"

 "Udah meninggal anaknya, dan sekarang Sofia ikut ibu dan bapak nya ucap tetangga yang berteman di sosial media milik Sofia.

  "Kasihan ya dia, tapi aku denger dia bekerja sekarang, dan di story nya terlihat sibuk gitu, keren ya dia udah jadi wanita yang punya karir ya bagus, dan juga wajah nya yang sekarang lebih cantik!"

 Tanpa sengaja ucapan mereka membuat Romlah yang tadinya fokus ke polisi yang sedang menggeledah rumah besan nya, kini dia merasa kesal mendengar bahwa Sofia lebih baik dari sebelumnya.

 "Kenapa hidup nya selalu beruntung!" ucap nya kesal sambil meremas tangan nya kuat kuat.

 "Lapor Pak! tersangka tak ada di dalam!" ucap anak buahnya yang bertugas memeriksa kondisi di rumah tersangka.

  "Baiklah, tetap pantau rumah ini, sebelum kita mendapatkan pelaku!"

 "Baik, Pak!"

 Setelah polisi itu pergi, barulah Beta dan juga Surti bernafas lega. Apalagi mereka tadinya merasa gugup dan takut.

  "Kita harus sembunyikan Dimas Sur!" ucap Beta yang tiba tiba berbicara.

 "Apa! bagaimana ibu bilang seperti itu, mas Dimas itu tersangka kejahatan, kita ga bisa sembunyikan dia disini protes nya.

 "Diam, dan tutup mulut mu, kalau kau masih mau menjadi menantu keluargaku, maka diam lah sialan!" bentak Beta yang kesal

 "Cih, lebih baik aku berpisah dari pada harus hidup dengan buronan seperti, Mas Dimas!"

 "Apa kau bilang!...Plak..''

 Tamparan keras membuat Surti kaget, dia merasa tak terima dan ingin membalas mertua nya, tapi ibu nya datang terlebih dahulu dengan tergesa-gesa.

 "Ada apa Sur?" tanya Romlah yang kaget melihat anak nya yang ingin menyerang besan nya.

"Ajaran Anakmu ini, dia ingin menyerang ku tadi!" ketus Beta terhadap besan nya

 Romlah kaget, dan melihat ke arah anak nya. lalu kemudian Surti menggelengkan kepala nya pertanda dia tak bersalah.

  "Bukan, Bu! dia yang mulai menampar ku!" protes nya

"Hei, kalau kau tak berani macam macam dan mengatai anak ku buronan, aku juga tak akan pernah menampar mu sialan!" teriak nya