NovelToon NovelToon
Dijebak Di Malam Pengantin

Dijebak Di Malam Pengantin

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:566.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Aura, gadis berusia 26 tahun yang selama hidupnya tidak pernah memahami arti cinta.

Karena permintaan keluarga, Aura menyetujui perjodohan dengan Jeno.

Akan tetapi, malam itu akad tak berlanjut, karena Aura yang tiba-tiba menghilang di malam pengantinnya.

Entah apa yang terjadi, hingga keesokan harinya Aura justru terbangun di sebuah kamar bersama Rayyan yang adalah anak dari ART di kediamannya.

"Aku akan bertanggung jawab," kata Rayyan lugas.

Aura berdecih. "Aku tidak butuh pertanggungjawaban darimu, anggap ini tidak pernah terjadi," pungkasnya.

"Lalu, bagaimana jika kamu hamil?"

Aura membeku, pemikirannya belum sampai kesana.

"Tidak akan hamil jika hanya melakukannya satu kali." Aura membuang muka, tak berani menatap netra Rayyan.

"Aku rasa nilai pelajaran biologimu pasti buruk," cibir Rayyan dengan senyum yang tertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Tanggung jawab

Sentuhan demi sentuhan pun terjadi. Sejarah itu berulang kembali. Bedanya, kali ini Rayyan dalam keadaan sadar, sementara Aura didasari kondisinya yang mabuk.

Hingga akhirnya semua itu berubah menjadi suara erangaan yang bersahut-sahutan.

"Ah, sakit!"

Sesaat kemudian, rasa sakit itu juga mulai tergantikan dengan rasa yang lain.

"Lagi, lagi! Iya seperti itu enak!"

-

Rayyan menyudahi permainannya saat di dirasa Aura sudah lelah mengimbanginya.

"Kok udah? Lagi ya. Lagi, enak banget!" rengek Aura kembali menciumi Rayyan bertubi-tubi, ia tak memberi kesempatan pria itu untuk bicara.

"Yang keras, Akh!"

"Iya, kayak gitu. Ah kamu hebat!"

Hingga pagi hampir menyingsing, Aura baru ingin terlelap dibawah selimut yang sama dengan suaminya. Rayyan pun mengecup pucuk kepala istrinya, kemudian ikut memejamkan mata.

...***...

Aura terbangun dengan rasa hangat. Baru kali ini ia merasa gulingnya amat nyaman, tapi aroma ini? Kenapa Aroma ini mengingatkannya dengan seseorang? Aura langsung refleks untuk menjauhkan diri.

Disaat yang sama, Aura melihat apa yang kini ini ia peluk dan tengah memeluknya. Aura hampir menjerit menyadari jika itu adalah Rayyan. Tapi mendadak ia memikirkan apa yang telah terjadi kemarin.

Aura ingat jika dirinya mabuk, apakah karena itu ia dan Rayyan jadi berakhir diatas ranjangg lagi? Apa Rayyan memanfaatkannya?

Awalnya Aura ingin marah dengan kenyataan ini, tapi entah kenapa ia justru merasa ini sudah semestinya. Bukankah ia memang istri untuk Rayyan?

Aura berpikir singkat, setidaknya ini lebih baik ketimbang tadi malam ia berakhir dengan pria lain lagi karena efek mabuknya.

Rayyan suaminya. Ya, mau bagaimanapun Aura mengingkarinya, pada kenyataannya Rayyan memanglah suaminya.

"Engh ..." Rayyan menggeliat pelan, tampak mengucek matanya sendiri. Disaat yang sama, Aura pura-pura memejamkan matanya kembali.

Rayyan melihat keadaan dikamar Aura. Itu tampak sangat berantakan karena ulah mereka semalam. Rayyan mengusap wajahnya sendiri. Melirik Aura yang masih tampak pulas disebelahnya.

"Kalau abis ini kamu nyalahin aku lagi, aku bakal suruh kamu tonton sendiri isi cctv Apartmen, biar kamu lihat siapa yang udah pancing aku lebih dulu, tadi malam." Rayyan berujar pelan didepan wajah Aura yang terpejam, ia pikir Aura takkan mendengarnya sebab wanita itu masih tertidur. Kenyataannya, tentu saja Aura mendengar pernyataan tersebut, ia pun jadi malu sendiri saat mengingat jika ternyata ia yang menggoda pria itu duluan.

Rayyan melepaskan pelukannya di tubuh Aura secara perlahan-lahan, ia ingin meninggalkan kamar Aura sebelum wanita itu bangun. Ia tau setelah ini akan ada pertengkaran hebat lagi antara ia dan sang istri, tapi setidaknya Aura tak akan menyemprotnya langsung disaat baru terbangun karena mendapatinya berada dalam ranjangg yang sama.

Jadi, Rayyan pikir-- pergi ke kamarnya sendiri akan jauh lebih baik ketimbang memilih tetap disini sampai aura terbangun.

Rayyan pun mengenakan pakaiannya sendiri, kemudian ingin segera berlalu. Sayang langkahnya terhenti saat mendengar suara Aura di belakangnya.

"Apa begini adab kamu? Udah nikmatin tubuh aku terus pergi gitu aja?"

Pria itu akhirnya menoleh dan mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamarnya sendiri.

"Ra ... aku--"

"Kamu apakan aku? Rasanya aku gak bisa gerak. Badan aku sakit semua. Kamu harus tanggung jawab kalo kayak gini."

"Maaf." Rayyan mengadah ragu-ragu, ia takut mendapati kemarahan Aura lagi karena pertahannya yang runtuh akibat digoda Aura yang sedang mabuk.

"Maaf aja gak cukup. Bantuin aku!" kata Aura ambigu. Entah bantuan apa yang dimaksudnya.

"Iya, aku bantuin kamu. Kamu mau dibantu apa?" tanya Rayyan pasrah.

"Bantuin aku mandi."

Rayyan melongo, tidak menduga Aura akan meminta bantuannya perkara hal ini.

"Kenapa bengong? Kamu juga udah lihat tubuh aku semuanya, kan? Jadi aku pikir gak ada salahnya kamu bantuin aku mandi disaat aku seperti ini karena ulah kamu."

Tentu saja Rayyan takkan menolak hal itu. Dalam hati ia malah bersyukur Aura tidak marah padanya atas hal yang terjadi diantara mereka semalam.

"Ya udah, ayo!" Rayyan mulai bergerak, tapi Aura tampak ragu-ragu, bagaimanapun ia masih malu pada pria itu kendati Rayyan sudah melihat semua miliknya.

"Aku minta kamu bantuin aku mandi, sebagai bentuk tanggung jawab kamu. Jadi, jangan macem-macem!"

Rayyan tersenyum miring. "Macem-macem apanya? Satu macem aja nunggunya lama terus harus pas kamu mabuk dulu," candanya.

"Hih..." Aura mendesis dan Rayyan mengulumm senyum.

Rayyan ingin membawa Aura dalam gendongannya tapi wanita itu masih menyelubungi tubuhnya dengan selimut.

"Apa selimutnya gak mau dibuka? Nanti basah, kalau dibawa sampai kamar mandi."

"Tapi aku belum pakaian." Aura menggigitt bibirnya, malu.

"Ya mandi emang gak pake pakaian, apalagi selimut," cibir Rayyan dengan senyum yang tertahan.

Rayyan segera menyingkirkan selimut yang dikenakan Aura, bersamaan dengan selimut yang tersingkap-- seluruh tubuh wanita itu langsung memerah karena akhirnya mata Rayyan benar-benar leluasa mengekspos tubuhnya.

"Kenapa? Kamu sendiri yang bilang aku udah terlanjur lihat semua bagian tubuh kamu. Ini bukan masalah," kata Rayyan seolah baik-baik saja. Akan tetapi, tentu saja Rayyan berdusta, karena begitu melihat Aura dalam keadaan polos seperti ini, justru itu kembali mendatangkan masalah terutama untuk dirinya sendiri.

Rayyan membawa tubuh Aura dalam gendongannya dan wanita itu benar-benar diam tanpa kata. Rayyan menurunkan Aura di dalam bathtub yang kosong sembari menahan gejolakk yang muncul dalam dirinya. Tau sendiri saat pagi adalah waktu rawan bagi seorang pria dan pemandangan ini sungguh-sungguh mengujinya.

Rayyan jadi berpikir apa Aura sengaja seperti ini demi mengerjainya? Agar ia tersiksa menahan rasa ini tanpa bisa berbuat apa-apa karena tahu Aura membuat tembok diantara mereka.

Rayyan mengisi air hangat di bak mandi yang sudah ditempati Aura.

"Kalau udah siap, kamu boleh panggil aku. Aku tunggu didepan pintu aja," Rayyan berniat pergi tapi Aura mencegahnya.

"Katanya mau tanggung jawab dan bantuin mandi? Tungguin sampai selesai disini. Bantu sabunin, bantu pakein shampo, bukan nunggu didepan pintu," cibir Aura.

"Tapi, Ra ..."

"Kenapa? Takut khilaf? Katanya ini bukan masalah." Aura mengesampingkan rasa malunya, ia mau melihat sejauh mana Rayyan dapat bertahan dengan hal ini. Pria itu harus menanggung resiko atas tindakannya semalam. Ya, meski Aura ingat jika ia yang mabuk tapi harusnya Rayyan tidak memanfaatkan keadaannya, kan?

Intinya, Aura ingin Rayyan tersiksa karena melihat tubuhnya tanpa bisa melakukan apapun.

"Oke, aku bantuin kamu."

Rayyan menyalakan shower dan mulai membasahi rambut wanitanya. Dalam hati, Rayyan merapal doa agar ia tidak memakan Aura saat ini juga. Ia tak mau terjadi pemaksaan kehendak, kecuali Aura yang menginginkannya juga.

"Rayyan membubuhi Shampo ke atas rambut wanita itu lalu memijat kepalanya perlahan.

"Enak juga pijitan kamu," puji Aura sungguh-sungguh.

Rayyan tersenyum diposisinya, kemudian ia berbisik seduktif. "Beneran? Aku pijitin yang lain juga boleh?" tanyanya malah menggoda.

"Boleh, ini pundak aku sakit," kata Aura dengan polosnya.

Sekarang tangan Rayyan justru menyentuh pundak wanita itu, dan yang terjadi adalah Aura yang menggeliat kecil karena ternyata skinship dengan Rayyan bukanlah pilihan yang baik sebab respon tubuhnya malah seperti tersengat listrik dan ingin yang lebih daripada ini.

"Enak, gak?"

"Ehm, enak ..."

Tangan Rayyan merambat ke leher belakang Aura dan bukannya memijat malah mengelus-elus lembut disana.

"Enghh ... Ray, jangan lagi."

"Udahan pijitnya?"

Aura mengangguk. "Iya, udahan aja deh," ujarnya tak rela.

Rayyan kini mengambil sabun cair. "Sekarang aku bantu sabunin, ya."

Aura mengangguk pasrah, meski ia tahu kulit tangan Rayyan akan kembali bersentuhan langsung dengan kulit ditubuhnya.

Dan benar saja, saat Rayyan menyabuni tangannya, Aura kembali meremangg dan entah darimana datangnya, kepalanya justru mengingat pergulatan mereka semalam dan itu terasa menyenangkan.

"Ray?"

"Hmm?" Kali ini Rayyan tampak fokus menyabuni lengan Aura, ia tak melihat wajah wanita itu yang memerah.

"Kamu gak mau ikut mandi juga?" Aura merutuk ucapannya sendiri dalam hati, tiba-tiba ia menyesal telah mengucapkan hal itu pada Rayyan secara sadar. "Eh, maksud aku... baju kamu juga udah basah, apa gak sekalian mandi juga?" tanyanya. Ia sudah terbuai dengan keadaan ini, membuat pemikirannya mengenyampingkan logika.

"Emang boleh?" respon Rayyan.

Aura mengangguk dan Rayyan tersenyum penuh arti.

...Bersambung ......

1
Erry Shintia
Luar biasa
Sita Sit
kereñnn ,buat aura bener2 menyesali perbuatannya sama rayyan
Sita Sit
baru nyesel ya ra ,kasian Rayyan ya
Sita Sit
rasain kau aura,gak ada rasa syukurnya dpt suami sempurna gitu
Anonymous
Biasa
Anonymous
Buruk
Chyntia Rizky 🖋️: gak baca tp bisa menilai karya saya dgn bintang satu. besok-besok buat karya sendiri saja ya kak... yg mungkin bisa sampe bintang 10. terimakasih sudah kesini. sepertinya semua novel yg dikunjungi tidak ada yg bagus menurut kakak🙏🏻
total 1 replies
Sita Sit
karyamu bagus bagus Thor ,semangat ,aku mau coba baca semua
Siti Nina
oke
74 Jameela
Bagus ceritanya..smngt&sukses kak
Juan Sastra
bagus thorr
Juan Sastra
hadeeeh rayyan harusnya tuh bilangnya,, makasih sayang sembari cium cium
Juan Sastra
syukur,,,
Juan Sastra
mati saja kau aura,,, semoga di perkosa benaran oleh sandy biar gila sekalian kau.. bego banget
Juan Sastra
lama amat sih masalah man bisa buat aura klepek klepek,, bikin cemburu baru bisa
Juan Sastra
kasih poto aja lagi makan siang perempuan cantik, pasti uring uringan tuh
Syahilla Naazifa
Luar biasa
Syahilla Naazifa
Lumayan
khitara
ya.....rasakan sendiri
khitara
wow wow wow
khitara
aaaa....bagus banget ceritanya thor.....mampir juga kelapak q thor, di paksa mencintai dan cinta gadis dingin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!