NovelToon NovelToon
Selepas Gulita

Selepas Gulita

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Chicklit
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: idrianiiin

Akan selalu ada cahaya selepas kegelapan menyapa. Duka memang sudah menjadi kawan akrab manusia. Tak usah terlalu berfokus pada gelapnya, cukup lihat secercah cahaya yang bersinar di depan netra.

Hidup tak selalu mudah, tidak juga selamanya susah. Keduanya hadir secara bergantian, berputar, dan akan berhenti saat takdir memerintahkan.

Percayalah, selepas gulita datang akan ada setitik harapan dan sumber penerangan. Allah sudah menjanjikan, bersama kesulitan ada kemudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idrianiiin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 30

...بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم...

..."Tahu diri, sadar akan posisi, maka akan terwujud kedamaian hati."...

...—🖤—...

SALAT berjamaah dengan dua makmum berada di belakangnya. Zayyan begitu khusuk mengimani, lantunan ayat suci mengalun indah dari sela bibirnya. Salat isya yang jumlahnya empat rakaat terasa singkat, padahal bacaan yang dipilih Zayyan terbilang cukup panjang.

Harini sudah kembali ke Jakarta sore tadi, dengan diantar Hartawan yang kebetulan ada pekerjaan di sana. Harini memutuskan untuk tidak lagi tinggal satu atap dengan anak dan menantunya. Sekarang tidak ada lagi kekhawatiran. Dia yakin Zalfa dan Nayya mampu bekerja sama dan mewujudukan pernikahan yang sakinah mawadah serta warrahmah.

Zalfa dan Nayya bergantian mencium tangan Zayyan. Mereka melakukan dzikir sejenak, sebelum akhirnya memutuskan untuk beranjak.

"Mas cukup antar aku ke kamar dan bantu aku untuk rebahan. Setelah itu Mas bisa tidur sama Nayya," tutur Zalfa saat mereka akan keluar dari mushalla.

Zayyan mengangguk singkat. "Aku antar Zalfa dulu, kamu duluan ke kamar, Nay."

Nayya tersenyum tipis lalu mengikuti titah Zayyan. Hatinya sangat berdebar tidak tenang.

"Tidur yang nyenyak, seperti biasa sepertiga malam nanti Mas bangunkan untuk salat tahajud berjamaah," tutur Zayyan setelah merebahkan tubuh Zalfa lalu menutupinya dengan selimut.

Tak lupa dia pun mendaratkan kecupan singkat di dahi sang istri. Cukup lama sampai akhirnya dia pamit untuk menemui Nayya.

Zalfa melepas kepergian Zayyan dengan senyuman. Ikhlas, ikhlas, dia harus rida sebagaimana janjinya. Ini adalah kemauan dia, Zayyan dan Nayya hanya mengabulkan saja.

Zayyan mengetuk pintu kamar dengan jantung berdebar, tapi sebisa mungkin dia terlihat tetap tenang.

"Masuk," sahut Nayya yang saat itu menunggu Zayyan dengan perasaan resah di tepi ranjang.

Zayyan terpaku beberapa saat, terlebih melihat surai Nayya yang tergerai, sedikit pirang, serta bergelombang. Dia tidak mengira akan langsung disuguhi pemandangan seindah ini.

"Nay salat sunnah dulu yah," gumam Zayyan setelah berdehem beberapa kali untuk menetralkan suaranya.

Kening Nayya mengerut. "Salat lagi? Isya, kan udah, Yan."

Zayyan tak mampu untuk menahan tawanya, terlebih melihat ekspresi Nayya yang mendadak menggemaskan. Dia menggenggam tangan Nayya lalu berucap, "Kamu bersedia untuk menunaikan kewajiban kamu, dan memberikan hak aku, Nay?"

Nayya meneguk ludah susah payah. Udara yang semula dingin, mendadak panas bahkan sudah bisa dipastikan wajahnya sekarang sudah semerah tomat. Cukup lama sampai akhirnya sebuah anggukan Nayya berikan.

Zayyan merapikan rambut Nayya ke belakang telinga. "Kita ambil wudhu lagi yah, salat di kamar aja."

Lagi-lagi Nayya hanya mengangguk singkat.

Suara takbir Zayyan terdengar bergetar, bahkan lantunan ayat sucinya pun sedikit tersendat-sendat. Entah apa yang saat ini mengganggu pikiran lelaki itu. Yang jelas ada dua sisi yang bertolak belakang.

Dia merasa bersalah pada Zalfa, tapi jika mengacuhkan Nayya pasti akan melukai perempuan itu. Zayyan merasa tak habis pikir dengan para pria yang begitu mudah mengkhianati istrinya, padahal bagi Zayyan ini adalah hal yang teramat susah. Walaupun kondisinya sudah halal dan diridai Zalfa, tapi masih berat dalam menjalaninya.

"Assalamualaikum warahmatullah," katanya seraya menengok ke kanan dan ke kiri.

Zayyan menyilakan kedua kakinya, berdoa dan memohon pada Allah terlebih dahulu. Setelah dirasa cukup, dia memutar tubuh dan menghadap Nayya yang tengah menunduk dalam.

Diambilnya dengan ragu tangan Zayyan untuk disalami. Mereka terpaku dengan pandangan terkunci. Sampai akhirnya Zayyan mendaratkan kecupan singkat di dahi sang istri.

Dia membantu Nayya untuk melepas mukena, merapikan bekas salat, lantas menuntun Nayya untuk menaiki ranjang. Kebisuan menemani keduanya, sampai akhirnya Zayyan mematikan seluruh lampu.

...—🖤—...

Zalfa mengerjapkan matanya perlahan, dia sedikit terperanjat kala melihat jam sudah menunjukkan pukul empat pagi. Setengah jam lagi azan subuh berkumandang, tapi Zayyan tak kunjung datang. Semalam lelaki itu berjanji untuk membangunkannya salat malam, tapi yang terjadi sekarang?

Zalfa berusaha untuk menarik tubuhnya agar bisa duduk bersandar di ranjang. Mengambil tasbih yang berada di samping nakas, lantas berdzikir untuk menghalau segala bisikan setan.

Sepuluh menit kemudian pintu terdengar dibuka, di sana Nayya datang dengan senyum mengembang. "Zayyan lagi di kamar mandi, bersih-bersih. Aku bantu kamu untuk mandi yah," ungkapnya saat sudah menghampiri Zalfa.

Zalfa meletakkan tasbihnya ke tempat semula lalu mengangguk.

Nayya menurunkan kaki Zalfa terlebih dahulu, mendekatkan kursi roda di samping ranjang, lalu sekuat tenaga mengangkat Zalfa agar bisa duduk di kursi roda.

"Berat yah? Maaf ngerepotin," tutur Zalfa merasa sungkan.

Nayya terkekeh pelan. "Tubuh kamu kecil dan ringan, nggak seberat aku. Masih aman, aku sering olahraga kok."

Nayya mendorongnya hingga ke kamar mandi, dan dia membantu Zalfa untuk membersihkan diri, tapi sebelumnya dia membantu Zalfa untuk naik ke bath tub. Menyingkirkan kursi roda, lalu memulai ritual mandi.

"Bisa Nay? Ada yang perlu aku bantu?" tanya Zayyan seraya mengetuk pintu kamar mandi.

Nayya menyembulkan kepalanya dan terkejut saat melihat Zayyan dalam jarak yang sedekat ini. Dia masih sangat malu, tapi sebisa mungkin terlihat tenang dan seolah biasa-biasa saja.

"Gendong Zalfa, bisa? Aku mau beresin bekas mandinya dulu. Kamar mandi licin, takut jatoh kalau nggak langsung dibersihin."

Zayyan mengangguk lalu menggendong Zalfa yang sudah wangi dan bersih. Bahkan, pakaiannya pun sudah terpasang apik. Nayya ternyata cukup cekatan juga.

"Makasih yah, Nay," seru Zalfa saat dia melewati Nayya yang berdiri di ambang pintu.

"Okeyy."

"Mas ke masjid dulu yah, Fa. Salat subuhnya sama Nayya," katanya.

Zalfa mengangguk pelan. "Iya, Mas." Lalu tak lupa dia pun mencium punggung tangan Zayyan.

Zayyan lantas menghampiri Nayya yang kebetulan saat itu baru saja menyelesaikan kegiatannya. "Aku ke masjid dulu. Kalau subuh aku biasa jamaah di masjid. Kamu salat sama Zalfa, yah?"

"Siap, hati-hati," sahutnya seraya melakukan hal yang sama sebagaimana yang Zalfa lakukan. Mencium punggung tangan sang suami.

Zayyan melangkahkan kaki dengan perasaan tenang dan lega. Dia bersyukur melihat Zalfa dan Nayya bisa mudah akrab, dan bahkan Nayya tidak keberatan untuk membantu segala aktifitas Zalfa.

Semula ada kekhawatiran, terlebih dia mengenal Nayya sebagai sosok perempuan yang bar-bar serta tidak tahu aturan. Tapi, ternyata Nayya cukup bisa diandalkan. Semoga rumah tangganya akan selalu harmonis seperti ini.

"Cerah bener tuh muka, berseri-seri. Bukan maen emang!" seru Syaki saat bertemu di teras masjid.

"Kok bisa ada di sini?" tanya Zayyan penasaran. Perasaan baru kali ini dia mendapati wajah Syaki berseliweran di waktu subuh, apalagi ini di masjid.

Syaki tertawa kecil dan menggaruk tengkuknya. "Mau mulai hidup bener gue. Lo, kan bilang kalau mau berubah, yang dibenahi pertama kali itu salatnya."

Zayyan tersenyum lega. "Alhamdulillah, semoga istiqomah."

"Gimana semalam?" tanya Syaki dengan alis yang dinaik-turunkan.

Zayyan tak menjawab, lebih memilih untuk memacu langkah sebab azan subuh sudah berkumandang.

...🖤SEE YOU NEXT CHAPTER🖤...

1
Nur Hasanah
Biasa
Nur Hasanah
Kecewa
Sriza Juniarti
karma nanti naya..bucin abis🤣🤣
Sriza Juniarti
lanjuutt..s3mangat kk, terus berkarya
love sekebon🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!