10 tahun sudah berlalu, kini tiga bocah kembar yang dulu selalu tampil menggemaskan, sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan dan gadis yang cantik.
Semenjak 10 tahun itu banyak hal yang sudah terjadi, Zio, Zayn dan Zea mengalami keterpurukan yang mendalam karena terbunuh atau meninggal nya dua orang terkasih nya, yang disebabkan oleh orang terdekat nya.
Namun sayangnya, semenjak hari kejadian itu, orang yang telah mencelakai keluarga mereka menghilang bak ditelan bumi. Dan semenjak hari itu tiga anak kembar itu berjanji akan mencari dan menemukan pembunuh itu dan akan membalas dendam atas kematian dua orang yang mereka sayangi.
Yuk ikuti kisah nya. selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Zea menangis sesenggukan usai menceritakan semua nya pada Mark, di samping nya, Ara juga ikut menangis, meskipun Ara sudah berkali-kali mendengar cerita nya akan tetapi tetap saja, hatinya masih merasa sakit.
Ara saja masih merasa sakit hati dan terluka apalagi Zea. Mark meraih tubuh Zea, dan mendekap nya erat, yg membuat gadis itu semakin sesegukkan.
Setelah sekian lama dia menutup cerita kelam mengenai peristiwa yg merenggut nyawa sang Eyang dan adik tercinta nya, kini luka itu seakan terbuka kembali, lantaran dia harus menceritakan semua detail kejadian nya.
"Maaf, maafkan aku." Mark berkata seraya mengusap lembut punggung Zea, memberikan sedikit kekuatan dan ketenangan untuk gadis nya.
"Aku berjanji akan membalaskan semua rasa sakit dan kehilangan yg keluargamu rasakan, dan aku pastikan Darren akan membayar semua nya." Ucap Mark, lelaki itu menatap penuh dendam, hatinya juga teriris saat mendengar cerita Zea.
"Aku percaya padamu Mark, yg aku tak mengerti mengapa Oma Dona juga ikut berkhianat, dan menyembunyikan Darren, padahal jelas-jelas Darren yg bersalah." Zea kembali berkata, sambil melepaskan diri dari dekapan Mark.
Mark menatap lekat wajah Zea, dan mengusap sisa-sisa air mata yg masih mengalir di pipi gadis itu. Setelah nya Mark menangkup wajah Zea, dan menatap gadis itu dengan penuh kasih.
"Kita harus membalaskan kematian Eyang dan adik mu, baik itu Darren ataupun Dona, tidak ada ampun untuk mereka berdua, serta komplotan nya." Tegas Mark lagi. Zea mengangguk, dia juga sependapat dengan Mark.
"Jika untuk balas dendam, maka aku orang pertama yg akan dengan senang hati membantu." Ara mulai angkat bicara, gadis itu juga mengusap air matanya. Zea menoleh Ara sekilas dan menampilkan senyum lebar nya.
"Terimakasih Ara, kamu sudah selalu ada untuk ku, bahkan disaat aku sangat terpuruk sekalipun." ucap Zea berkata pada Ara.
"Itu semua tidak gratis, Zea, suatu saat kamu harus membayarnya." Canda Ara, agar suasana tidak melow lagi.
"Dasar teman tidak ada akhlak." Gerutu Zea, sambil mengerucutkan bibirnya lucu, yang membuat Mark sangat gemas melihat nya.
"Lupakan dulu tentang para pengkhianat itu, sekarang ayo Mark, ceritakan bagaimana kamu bisa mengenali Zea." Ara tak sabar menunggu cerita tentang Mark yg sudah mengetahui bahwa Raudha adalah Zea.
"Nah iya, ayo Mark ceritakan." Zea setuju dengan Ara, gadis itu berkata dengan nada manja sambil menatap Mark.
Mark tersenyum tipis, sungguh sikap manja Zea yg seperti itu membuat perasaan Mark menghangat.
"Baiklah, kalian mau dengar dari mana dulu." Jawab Mark sambil menggaruk ujung alis nya.
"Mulai." Ujar Ara, gadis itu tampak berpikir sejenak, kemudian melanjutkan lagi kata nya.
"Pas di bandara kan kamu pasti belum tahu bahwa Raudha adalah Zea, jadi sejak kapan kamu tahu bahwa Raudha adalah Zea?." Ara yg lebih penasaran daripada Zea sendiri.
"Kata siapa saat di Bandara aku tidak tahu bahwa Raudha adalah Zea?." Mark malah melontarkan pertanyaan pada Ara.
"Kata cicak-cicak di dinding, ya kata aku lah Mark." Ara menanggapi dengan sewot.
Sedangkan Zea setia menyimak, belum saat nya dia bicara.
"Buktinya saat Raudha ngajak kamu kenalan saja kamu cuek." Tambah Ara lagi.
"Jadi tidak mungkinkan saat itu kamu sudah tahu kalau Raudha si culun adalah princess Zea mu." Ara menaik turunkan alis nya, merasa tebakan nya benar. Mark mendengus.
"Itu hanya persepsi mu saja Ara, saat itu aku hanya mengikuti permainan kalian." Jelas Mark.
"Permainan??." Kali ini barulah Zea angkat bicara, gadis itu bertanya seraya menatap Mark meminta penjelasan.
"Iya princess." Mark menjawab sambil mengusap lembut kepala gadis nya. Yang membuat Ara jengkel dengan sikap Mark yg sok manis.
"Kamu dan Ara sengaja kan ingin menguji ku, bagaimana aku bersikap terhadap gadis yg sama sekali tidak aku kenal, alias gadis asing." Mark melanjutkan penjelasan nya.
"Maka begitulah sikap ku jika bersama gadis asing, karna hanya Zea yg boleh dekat-dekat dengan Mark, dan hanya Zea yg berhak mendapatkan perhatian dan kehangatan dari Mark." Tambah Mark lagi, sambil menatap lembut Zea, tatapan yg syarat akan perlindungan, dan rasa sayang yg tulus.
Mendengar perkataan Mark barusan, hati gadis mana yg tidak akan meleleh, begitu juga Zea, bahkan pipi gadis itu mulai merona merah. Gadis itu menunduk dan tersenyum malu-malu, yang membuat Mark semakin gemas saja rasanya.
"Sekarang katakan princess, apakah aku lulus ujian cinta dari mu?." Mark melontarkan pertanyaan sambil mengerlingkan mata nya genit.
Sebuah bantal melayang tepat di wajah Mark, siapa lagi pelaku nya kalau bukan Ara.
"Muak aku dengar rayuan gombal mu." Cibir Ara.
"Jangan iri Ara, nanti aku minta kak Zio untuk merayu mu juga." Zea malah sengaja meledek Ara.
"Aishh, kalau sudah ada Mark, pastilah aku sudah tak penting lagi bagimu." Ara melengos pura-pura merajuk.
"Nah itu kamu sadar, kalau kamu memang aku butuhkan hanya saat tak ada kak Mark saja, selebih nya kak Zio lah yg membutuhkan mu." Goda Zea, bukan nya membujuk sahabat nya itu, Zea malah semakin menjahili Ara.
"Zea, aku adukan kamu sama Zio." Ancam Ara tentu saja dengan main-main.
"Nggak takut, wllleeek." Zea malah menjulurkan lidah nya mengejek Ara, yang membuat Ara semakin jengkel, hingga gadis itu mengambil bantal dan berniat melemparnya pada Zea.
Akan tetapi belum sempat itu terjadi, Mark lekas-lekas menghentikan nya.
"Kalian akan terus saling meledek atau mau mendengar kelanjutan ceritaku tadi?." Tanya Mark, yang membuat Zea dan Ara sontak kembali ke mode serius mereka.
"Lanjut dong Mark." Ujar kedua gadis itu bersamaan.
"Tapi apa yg harus ku lanjut kan." Sekarang giliran Mark yg bersikap tengil.
Ara dan Zea sontak melemaskan bahu mereka, dan saling melempar pandang. Kemudian kedua gadis itu menepuk jidat mereka bersamaan.
"Capek deh." Ucap kedua nya, yang membuat Mark langsung tertawa, karna berhasil mengerjai kedua gadis itu.
"Katakan aku lulus ujian mu tidak?." Mark masih sangat penasaran dengan jawaban itu.
"Untuk yg itu lulus, tapi jangan harap tidak ada ujian lain nya lagi." Sahut Zea, sambil menampilkan deretan giginya yg rapih.
"Sekarang jelaskan mengapa kamu bisa mengetahui bahwa Raudha adalah aku?." Zea kembali bertanya.
"Kamu tahu, saat pertama kali aku melihat mu di bandara, apa yg aku lihat dari mu??." Pertanyaan Zea di jawab dengan pertanyaan juga oleh Mark.
"Aku tahu, kamu pasti lihat buah melon import milik Zea kan." Jawaban Ara benar-benar di luar ekspektasi.
"Apaan sih Ara nggak jelas." Kesal Zea, bisa-bisa nya Ara berfikir yg tidak-tidak.
"Ehehe, tapi aku benarkan Mark." Ara bertanya dengan PD nya, apakah Ara fikir Mark sama seperti lelaki di luaran sana yg mata jelalatan.
"Ara, otak mu benar-benar tidak beres, jelas-jelas tadi baik kamu ataupun Zea tak ada yg membawa melon seperti yg kamu katakan." Sahut Mark, entah lelaki itu memang polos atau hanya pura-pura polos.
"Iya juga ya." Akhirnya Ara hanya bisa mengiyakan saja perkataan Mark barusan, dari pada dia yg tuduh mesum oleh Mark nantinya, padahal memang otak Ara tidak beres.
"Memang nya apa yg kamu lihat?." Zea menatap Mark meminta kelanjutan penjelasan lelaki tersebut.
"Rambutmu." Sahut Mark, memang saat pertama kali melihat Zea, Mark melihat warna rambut gadis itu yg sama persis seperti Zea, princess nya. Zea dan Ara menganggukkan kepala mereka kompak.
"Tapikan yg rambutnya berwarna coklat bukan cuma Zea saja." Ara mengutarakan pendapatnya.
"Itu benar, ada ratusan bahkan ribuan gadis yg memiliki rambut yg berwarna coklat, tapi hanya saat di dekat Zea, jantung ini akan berdetak lebih cepat." Jelas Mark.
"Mark mengapa kamu jadi begitu gombal sekarang." Cibir Ara.
"Aku tidak gombal, aku bicara apa adanya kok." Tegas Mark.
"Terserah mu sajalah, lanjutkan." Ujar Ara, sedangkan Zea masih setia menyimak, dalam hati gadis itu bersorak sorai merasa tersanjung oleh kata-kata Mark tadi.
"Dan selain rambut yg berwarna coklat, aku juga bisa melihat netra yg berwarna biru, dan dari pancaran mata itu aku menyadari bahwa tatapan mata itu menatap ku penuh kekaguman, dan juga penuh kerinduan, sehingga aku sangat yakin, bahwa gadis yg bersama mu di bandara itu adalah Zea ku, sebab hanya dia yg akan merindukan ku." Jelas Mark lagi, yg membuat wajah Zea semakin memerah, lantaran Mark menyadari bahwa dirinya memang menatap kagum lelaki tampan tersebut.
"Diih najis, Zea sama sekali tidak merindukan mu." Ara selalu saja mencibir Mark, akan tetapi kali ini Mark cuek saja.
"Dan yg semakin membuat ku yakin bahwa yg ada di bandara saat itu adalah Zea hanya satu benda, yaitu Kalung yang melingkar di leher Zea." Mark kembali melanjutkan perkataan nya, sembari menatap kalung yg melingkar indah di leher Zea.
\*
Bersambung..................
Zio❤️ Arania(Ara)
Zayn ❤️Senna( Nana)
Asya ❤️Arumi(Arum)
Kevin selalu dikejar Juliet si gadis yang make up nya over tapi tak tahu kalau sebenarnya Juliet tu cantik orangnya jika bermake up tipis dan natural tak terlalu over make up nya
jika Juliet baik orangnya adakah Zea,Ara,dan Arumi ubah penampilan Juliet yang over make up nya tu
Juliet mesti cantik tapi kenyataan Juliet tak pandai make up wajahnya sendiri sebab tu make up nya over.
jika Juliet bermake up tipis adakah Kevin akan tertarik dengan penampilan baru Juliet sebab disini Juliet terkejar-kejar Kevin kerana dia suka Kevin tapi dia bukan teman vina CS sebab Juliet ada bela- belain temannya Zea masa pertandingan basket tempoh hari.
Tom & Jerry sekarang Asya& Arumi
Arumi seperti Jeniffer orangnya bar bar tapi lebih bar bar si Arumi dibandingkan Jeniffer dulu
Asya & Arumi pengganti Jonathan &Jeniffer masa zaman sebelum jadi suami isteri.
Elang umurnya 42 tahun mungkin Jonathan fathur dan Darren juga 42 tahun
Claudia umurnya 40 tahun
Erick dan Arnold tak tahu umur berapa tahun sama ada sebaya Elang atau lebih tua sikit umurnya dari elang
Alexander tidak tahu umur berapa tahun 60 tahun lebih ke atau 70 tahun lebih begitu juga umur Elis A.k.A Alista.
macam contohnya kamu mengecam aku di media sosial (medsos) sampai aku dipulaukan ( dipinggirkan) orang lain dan contoh satu lagi kamu mengancam aku untuk sebarkan aib aku.