NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Langkah Karrel terhenti ketika berjalan melewati lapangan sekolah. Walau banyak orang berada dalam lapangan itu matanya bisa menangkap sosok gadis yang dekat dengannya akhir-akhir ini.

Devin yang berjalan dibelakangnya ikut menghentikan langkah dan mengikuti arah tatapan Karrel.

"Ara? Ngapain berdiri di bawah bendera panas-panas begini?"

Devin terus menatap Ara yang berdiri di tengah, antara dua cowok yang di kenal Devin sebagai teman sekelas gadis itu. Ia pernah melihat mereka berbaris di kelas yang sama. Sesekali gadis itu tertawa ketika sesuatu pada dua temannya itu. Ketiganya tertawa seolah hanya mereka yang ada disana.

"Pasti mereka lagi di hukum." gumam Devin. Pandangannya berbalik ke Karrel yang belum melepaskan pandangannya pada Ara di ujung sana. Ia bisa melihat raut wajah Karrel yang seperti kesal. Mungkin karena tidak suka melihat Ara dekat dengan cowok lain. Devin terkekeh.

"Kau kesal?" ledeknya. Karrel tidak menghiraukan.

"Kalau kesal cepat jadikan dia milik kamu, biar bisa bebas larang dengan siapa dia bergaul." ujar Devin lagi berhasil mengalihkan perhatian Karrel. Ia sempat memikirkan ucapan Devin namun cepat-cepat di tepisnya. Karrel lalu melanjutkan langkahnya, memutuskan tidak peduli. Meski perasaannya sebenarnya tidak begitu suka melihat kedekatan Ara dan teman-teman cowoknya itu. Apa dirinya cemburu?

"Kau tidak ikut?" tanya Karrel berbalik sebentar, menatap Devin yang masih diam di tempat.

"Aku ada urusan sebentar, kau duluan saja." sahut Devin. Karrel mengangkat  bahu acuh tak acuh kemudian melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan.

Devin langsung memutar Ara menuju kantin. Tak lama kemudian, ia kembali dengan tiga buah aqua dingin di tangannya dan menghampiri Ara dan teman-temannya yang kini sudah merubah posisi berdiri mereka menjadi duduk di lapangan.

"Ara, nih minum. Kalian pasti hauskan." Devin menyodorkan tidak botol aqua pada Ara dan dua temannya itu. Mereka cepat-cepat mengambilnya dengan wajah senang dan langsung meminumnya.

"Makasih yah." kata Ara sambil menyeka keringat di wajah dan lehernya. Devin terus menatap gadis itu tanpa berkedip. Ia akui Ara memang cantik. Bahkan dengan kondisi yang sudah keringatan karena matahari dan seragam yang awut-awutan seperti itu, kecantikan tidak menghilang.

"Pantesan Karrel..," Cowok itu cepat-cepat menutup mulutnya. Ya ampun, hampir saja ia kelepasan.

"Karrel kenapa?" ulang Ara dengan mata bulatnya menatap Devin.

"Tidak." balas Devin langsung.

"Oh ya, kenapa kalian kena hukum berdiri di lapangan?" ia mencoba mengalihkan pembicaraan, sekaligus ingin tahu kenapa apa yang tiga makhluk ini lakukan sampai di hukum.

"Biasalah, bolos." jawab Ara santai. Devin manggut-manggut. Sudah ia duga. Pandangannya pindah ke dua cowok yang bersama gadis itu.

"Kalian sering barengan?" tanyanya lagi dengan tatapan berpindah-pindah pada ketiganya. Dan uniknya mereka bertiga mengangguk bersamaan. Devin pikir Ara hanya bergaul karib dengan sahabat-sahabat perempuannya, ternyata dengan teman sekelasnya yang laki-laki gadis itu akrab juga.

"Karrel mana?" tanya Ara mencari-cari ke sekitar Devin namun tak melihat cowok yang disebutnya. Padahal mereka sering bersama.

"Lagi ke perpus. Ada buku yang pengen dia cari katanya." sahut Devin. Ara manggut-manggut. Ia ingin bicara lagi namun matanya menangkap seseorang yang tengah melihatnya dari tengah lapangan hingga membuatnya tidak jadi bicara.

Ravel, kakaknya sekarang ini tengah menatapnya tajam dari antara semua kru di tengah lapangan sana. Kayaknya mereka sedang syuting main basket tadi dan sekarang lagi break syuting.

Ara cepat-cepat membuang muka ke arah lain. Terlalu banyak orang yang menonton pria itu. Ia takut mereka curiga jika keduanya saling menatap begitu. Bisa-bisa dia kena semprot lagi di rumah dari sang kakak.

"Mm, kalian lapar nggak? Ke kantin yuk." ajak Ara ingin pergi secepatnya dari situ.

                                 ***

Sore-sore sekali Ara baru pulang ke rumah. Ia tadi mampir dulu ke mall bersama Laras dan Manda. Biasalah shopping. Gadis itu masuk ke rumah sambil bersiul-siul pelan. Ia tidak menyadari kakaknya sedang duduk sengaja menunggunya di kamarnya.

Ara tidak menyangka Ravel akan masuk dalam kamarnya setelah sekian lama. Gadis itu terdiam seketika, masih berpikir apakah yang sedang duduk di kasurnya itu  benar-benar kakaknya atau tidak.

"Kak Ravel?" gumamnya sambil mengucek-ngucek matanya dan terus menatap kedepan. Mimpi apa dia semalam.

"Wali kelasmu menghubungiku." kata Ravel datar.

"Kau bolos lagi bukan?"

Ara menelan ludah. Wali kelasnya memang tahu kalau Ravel itu adalah kakak kandungnya. Juga punya nomornya Ravel. Namun Ara tahu kakaknya sudah membuat kesepakatan dengan sang wali kelas bahwa identitas pria itu sebagai kakak kandung gadis itu lebih baik di sembunyikan saja. Ara ada juga waktu mereka membuat kesepakatan itu. Selain wali kelasnya, ada juga kepala sekolah juga yang tahu. Kalau wali kelasnya akan menelpon Ravel lebih dulu tentang masalah yang dibuat Ara di sekolah, berbeda lagi dengan kepala sekolah yang akan langsung menghubungi papa Ara.

"K..kakak nggak akan beritahu papa kan?" Ara mengangkat wajahnya menatap Ravel dan bertanya dengan berhati-hati.

Ravel menatap Ara lekat sambil kedua tangannya melipat dada dengan gaya angkuh. Mungkin adiknya itu tidak tahu, namun ia sering melihat kelakuan gadis itu selama beberapa hari syuting di sekolahnya. Yang paling Ravel tidak suka adalah, Ara paling banyak bergaul dengan laki-laki. Tadi siang pun di hukum hanya gadis itu sendirian yang perempuan. Tentu saja Ravel tidak suka. Apalagi wali kelas gadis itu tadi memberitahunya kalau Ara makin hari makin rajin membolos. Itu sebabnya waktu pulang tadi tanpa pikir panjang Ravel langsung masuk ke kamar sang adik, menunggunya pulang dan memberinya peringatan.

"Harusnya kau perhatikan sikapmu itu. Kau bukan anak kecil lagi. Berhenti bolos dan hilangkan sifat kekanakkanmu itu. Kalau wali kelasmu kembali menelponku dan mengeluhkan hal yang sama lagi, lihat saja bagaimana papa mendisplinkanmu." kata Ravel penuh tekanan. Ia lalu berdiri dari kasur besar itu dan melangkah keluar.

Ada rasa kecewa dalam hati Ara dengan perkataan Ravel yang begitu menohok. Tapi mau bagaimana lagi, pria itu memang selalu seperti itu. Ia juga yang salah hari ini. Gadis itu membanting dirinya di tempat tidur sambil menerawang ke langit-langit kamar.

Sesaat Ara berpikir. Ia punya kakak kandung tapi seperti tidak punya. Apalagi papanya. Sikap lelaki tua itu jauh lebih dingin dan sering sekali merendahkannya juga. Ia punya rumah dan masih punya keluarga, masih bisa makan enak juga. Tapi, ia malah merasa seperti sebatang kara tidak ada yang peduli. Tapi ya sudahlah jangan dipikirkan. Dirinya bisa stres. Tanpa sadar gadis itu malah tertidur.

 

1
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ismi Anah
baca kedua kalinya setelah akun yg lama hilang
Nur Oktaviana
Ara😭😭
UniLatjuba
kok ending-nya nanggung banget thor
Ice Sulistina
mana season 2 nya tor
feli dwisantika
kapan yahh novelku bisa serame ini ?:)
tini_evel
episode awal udah seru
Cod Cod Dulu
thor aku pngn cubit ginjal pa tua ,, bolehkah.
Rina Delfita
Luar biasa
Ana
sedih q
Norma Koelima
br mampir... kayaknya seru nieh
Tiwi
ok
rere
bagusssss
Anik Hidayat
Luar biasa
Angin sepoi-sepoi
nenek lampir mana yang punya hati selembut itu kalo bukan Lily 😭 i like it
Angin sepoi-sepoi
hmmmm
🌺Ulie
Luar biasa
Fitrothul Auliya
filingku mh ad hubungan nya sma bintang
Angin sepoi-sepoi
ini paling penghemat tenagaa/Sob/
Hadyan Ghauzan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!