NovelToon NovelToon
Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Kisah tentang seorang agent BIN dan putri konglomerat yang suka membuat onar.

Ayah Zuin tiba-tiba ditangkap karena kasus korupsi. Namun dibalik penangkapan itu sang ayah ternyata bekerja sama dengan BIN meneliti sebuah obat yang diyakini sebagai virus berbahaya yang mengancam nyawa banyak orang.

Dastin Lemuel, pria tampan dengan sejuta pesona itu di percayakan oleh ayah Zuin untuk mengawasi gadis itu. Zuin sudah membenci Dastin karena dendam di night club malam itu. Tapi, bagaimana kalau mereka tiba-tiba tinggal serumah? Apalagi Dastin yang tidak pernah dekat dengan perempuan, malah mulai terbiasa dengan kehadiran Zuin, sih gadis pembangkang yang selalu melawannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

Vila itu terdapat tiga kamar. Jadi Dastin mengatur para perempuan akan tidur sekamar dan laki-laki, karena berjumlah empat orang, mereka dibagi menjadi dua tim. Dastin dengan Gean, dan Rivo dengan Gilang.

Pandangan Dastin turun ke Zuin yang tampaknya keberatan. Iya tahu gadis itu tidak senang sekamar dengan Ayyara karena matanya sejak tadi menatap Ayyara tidak suka. Tapi apa boleh buat, vila ini tidak punya kamar lebih, Dastin hanya bisa membiarkan ketiga perempuan itu sekamar.

Sementara itu, Ayyara sendiri pun tidak senang karena harus sekamar dengan Zuin, namun dirinya terus mencoba bersikap biasa. Ia kan tidak punya kekuatan apa-apa untuk mengatakan rasa keberatannya. Sari sendiri senang-senang saja. Dia lebih memilih menikmati tempat ini.

Sekarang sudah pukul sepuluh malam. Dastin memberi perintah kepada mereka semua untuk tidur karena besok mereka akan mulai bekerja. Zuin ikut-ikutan saja walau dia tidak akan bekerja bersama mereka. Dia kan hanya ikut karena ayahnya yang menyuruh Dastin membawanya. Besok, selama orang-orang itu pergi, paling-paling dirinya akan sendirian di vila ini. Tidak ada yang spesial.

"Aku tidur di sana!" seru Zuin menunjuk ke kasur bagian kiri yang langsung mengarah ke arah balkon kamar tersebut. Kamar itu sangat luas dan terdapat dua tempat tidur di dalamnya. Dindingnya di cat dengan nuansa putih yang membuat kamar itu tampak cerah dan elegan. Lemarinya hanya satu namun besar. Bisa terisi banyak pakaian. Kamar mandinya terletak di samping kiri dan semua peralatan mandi sudah disiapkan. Namun Zuin punya peralatan mandi khusus karena kulitnya sensitif, jadi dia selalu membawa peralatan mandinya sendiri kemanapun gadis itu pergi.

Ayyara menatap gadis itu tidak suka. Enak saja gadis yang jauh lebih muda dari mereka malah memerintah dengan seenaknya begitu. Ia tidak terima.

"Aku dan Sari yang akan menempati tempat tidur itu. Kau di sana!" katanya dengan nada ketus. Ia sudah sangat menahan kekesalannya pada gadis itu seharian ini. Belum lagi saat melihat gadis itu memakai jaketnya Dastin. Terlebih lagi Dastin yang terus berpihak padanya. Ayyara jelas tahu tahu itu. Walau Dastin tidak terlalu menunjukkan kepeduliannya pada Zuin didepan mereka, namun Ayyara sering melihat pandangan Dastin yang terus memperhatikan Zuin dan akan mencari gadis itu kalau gadis itu tidak terlihat dalam pandangannya. Sialan, Ayyara mengutuk keberadaan Zuin yang menurutnya sangat mengganggu tersebut.

Zuin sendiri kini berkacak pinggang didepan Ayyara. Menatap wanita itu dengan sikap menantang. Dipikir dia takut apa. Perempuan itu tidak tahu saja seperti apa Zuin kalau di ganggu.

"Heh perempuan tua, aku yang melihat kasur ini duluan, jadi terserah aku dong mau tidur di mana saja." balas Zuin tak kalah ketus. Hah! Mau memperlakukannya dengan kasar? Dia bisa membalasnya dengan kasar juga.

Sarilah yang menjadi tidak enak. Dalam pandangannya Zuin memang labil, tapi setelah bersamanya beberapa jam di mobil tadi, Sari melihat kalau bicara baik-baik pada gadis seperti Zuin tersebut, Zuin tidak akan melawan, malah cenderung bersahabat. Kalau tahu salah pun, Zuin akan minta maaf. Dan kalau ada orang yang bersalah padanya lalu minta maaf, gadis itu tidak akan mempermasalahkannya. Sari sudah melihatnya tadi. Waktu mereka mampir sebentar ke supermarket, seseorang  tidak sengaja menabrak Zuin. Orang tersebut langsung minta maaf dan Zuin memaafkannya dengan senyuman lebar. Bahkan membantu orang tersebut mengangkat belanjaannya yang jatuh berserakan ke lantai.

Menurut Sari, kali ini Ayyaralah yang terlalu berlebihan. Terlalu menganggap Zuin pengacau dan memusuhi gadis itu. Itu sebabnya dengan karakter Zuin yang ada sifat pembangkangnya tersebut, dengan senang hati Zuin akan melawan orang yang berani menantangnya.

"Sudahlah Ra, kita tidur di sana aja. Biarkan Zuin memilih tempat tidur yang dia mau." ucap Sari. Ia tidak mau ada perselisihan lagi. Ia capek. Apalagi besok mereka akan bekerja pagi-pagi. Sementara Ayyara yang mendengarnya tampak keberatan.

"Tapi dia..."

"Kau jauh lebih dewasa darinya Ayyara." kali ini nada Sari terdengar lebih tegas. Ayyara terdiam namun tetap menatap Zuin tidak suka. Rahangnya mengeras melihat gadis itu yang memeletkan lidah kearahnya sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Zuin, jangan memancing." tegur Sari melirik Zuin tajam. Gadis itu langsung mengerucutkan bibirnya. Meski masih setengah hati, ia tetap patuh pada Sari. Sejak berkenalan siang tadi, gadis itu menganggap Sari sebagai wanita dewasa yang perlu dia hormati. Ya sudahlah, lagipula dia juga sudah menang melawan nenek lampir itu.

Ketiga perempuan itu akhirnya sibuk masing-masing mengatur barang-barang yang mereka bawa tadi ke lemari. Sari yang membagi tempat dalam lemari itu buat mereka bertiga. Takutnya akan terjadi pertengkaran lagi hanya gara-gara masalah kecil. Masing-masing mendapat bagian yang adil.

"Kau membawa pakaian sebanyak itu?" tanya Sari menatap takjub ke Zuin. Zuin mengangguk.

"Masih ada beberapa di kopernya Dastin." sahut gadis itu. Perkataannya sukses mengalihkan perhatian Ayyara dibelakang sana. Wanita itu mengepal tangannya kesal. Ia lalu bangkit masuk ke kamar mandi sambil membanting pintunya dengan kasar.

Zuin dan Sari sampai-sampai kaget dibuatnya.

"Kenapa dengannya? Tiap hari marah-marah terus." ujar Zuin heran. Setiap kali dia lihat, wanita itu memang selalu saja marah-marah.

"Abaikan saja. Ayyara memang begitu. Zuin.." kali ini Sari menatap gadis itu dengan senyum penuh arti.

"Sepertinya kau dekat dengan Dastin. Dia bahkan mengijinkan kamu menaruh barang-barangmu di kopernya."

"Dekat? Dengan lelaki menyebalkan itu? Huh! Tidak mungkin." kata Zuin tertawa remeh. Dekat apanya. Dia tidak merasa mereka dekat.

"Pria itu selalu mengekang dan mengancamku. Aku bahkan nggak bisa bergerak bebas kemanapun aku mau sejak tinggal dengannya. Kak Sari tahu, Dastin sepertinya bisa membaca pikiran orang. Apapun yang aku pikirkan, Dia selalu bisa membacanya. Sepertinya aku memang ditakdirkan bertemu dengan musuh yang belum dapat aku kalahkan." tutur gadis itu panjang lebar. Kalimat terakhir ditutup dengan ******* panjangnya.

Sari hanya tertawa kecil mendengar cerita gadis itu. Dalam benaknya, ia malah merasa Dastin sangat memperhatikan Zuin. Ini pertama kalinya ia melihat seorang laki-laki cuek seperti Dastin, yang sebelumnya hanya mementingkan pekerjaan, mulai dekat dengan perempuan. Bahkan sangat memperhatikannya. Sari bisa lihat ketulusan di mata Dastin. Dan itu bukan sekedar tanggung jawab untuk menjaga Zuin. Mata Dastin memancarkan sesuatu yang lain. Sebuah tatapan yang membuat para wanita yang menyukai pria itu cemburu berat pada Zuin.

"Ngomong-ngomong, kenapa wanita itu lama sekali di dalam sana?"

perhatian mereka beralih ke toilet yang masih terkunci. Belum ada tanda-tanda Ayyara akan keluar dari dalam sana. Padahal Zuin mau masuk untuk membersihkan diri.

"Tunggu saja, dia pasti keluar sebentar lagi." ucap Sari. Zuin mengangguk saja. Ia sudah mulai mengantuk. Matanya terasa berat sekali tapi dia tidak ingin tidur dulu. Seluruh badannya harus bersih sebelum tidur. Itu sudah menjadi kebiasaannya.

Zuin makin tidak sabar menunggu pagi hari datang agar dirinya bisa menikmati udara segar ditempat ini. Pokoknya dia akan jalan-jalan besok, di saat semua orang lagi pergi kerja.

1
ami
Bagus
Irena Irani
mas mass cintaku yayangku bojokuu
ayo ayo /Smile/
Nona QueenRa
sumpah. karya author satu ini emang paling the best sih
Gladys Aira
Luar biasa
Gladys Aira
Lumayan
Sri Widjiastuti
teman yg baik nih si sari
Sri Widjiastuti
marlon nya blm ketangkep kan??
Sri Widjiastuti
sok tahu lagi si zuin
Sri Widjiastuti
zuin zuin sok2 an deh
Sri Widjiastuti
lhah pak petugas piye? ada penculikan kok g tahu sihh?? 😇😇
Sri Widjiastuti
ayara blm ditangkep sihh
Sri Widjiastuti
g dicari gitu, kenapa zuin minum perangsang??
Sri Widjiastuti
g caya kan si zuin... emang zuin pupuk bawang. keras kepala nya digedein
Sri Widjiastuti
si bonek ketty nihh
Sri Widjiastuti
ketty2...
Sri Widjiastuti
g pinter kamu zuin
Sri Widjiastuti
zuin zuin.... masa G pernah tahu polisi G pake sragam( Intel) gitu...?? oon nya
Niaa
Luar biasa
Niaa
😁😁🥰
Hidayatul Hasanah
Jariku gatel pingin jitak Zuin ,...nggregetno 😡😡😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!