NovelToon NovelToon
Midnight Class

Midnight Class

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / Reinkarnasi / Perperangan / Kutukan / Penyelamat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rheanzha

Tiga sekolah besar dibangun pemerintah untuk menampung anak-anak yang memiliki talenta. Salah satu dari tiga sekolah itu, membuat sebuah kelas khusus untuk mereka yang mempunyai potensi terpendam dan dapat membantu negara, dan dengan berbagai cara mereka mencari dan memasukan anak-anak yang memiliki bakat khusus untuk masuk kesekolah mereka.


Seorang programer yang merahasiakan identitasnya, tiba-tiba didatangi tiga orang kepala sekolah ternama, agar bergabung dengan mereka. Setelah bergabung, dia juga dimasukan ke kelas zero dengan kode name 'RAVEN', sebagai seorang programer dengan rekannya Mius, agar bisa dilatih menjadi agen rahasia pemerintahan.


Satu per satu identitasnya mulai bermunculan, bersamaan dengan kebenaran akan dirinya yang ada di sekolah itu.
.
.
.
.
semua itu terjadi di-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Night 22: Puteri Yang Pertama

"Apa kalian percaya dengan dewa?"

"Maksudnya kamu?" tanya Yuna.

"Iya, dewa yang ada disetiap mitologi." jawabku.

"Berarti kamu itu seorang dewa juga, Jun?" tutur Arka.

"Ya, aku adalah salah satu dewi Nordic. Dewi Aria, dewi yang menjaga buku kehidupan dan takdir, puteri dari dewi Minerva sang dewi kebijakan dan pengetahuan." tutur ku.

"Aku ingin kalian tahu bahwa yang akan kita lawan adalah salah satu dari dewa-dewa, dan aku juga tidak tahu dewa yang mana dari mitologi mana dan siapa saja pengikut mereka yang disebut Apostle."

"Tunggu sebentar Jun, kalau kamu tidak tahu siapa dewa yang akan kita lawan itu bisa dimaklumi, tapi masalah pengikutnya, para Apostle itu pasti kamu bisa tahukan, lantaran kamu menjadi penjaga dari buku kehidupan dan takdir." sanggah Kei.

Mereka membenarkan pernyataan yang dilontarkan Kei barusan. Aku hanya bisa menghela nafas panjang.

"Aku hanya sebagai penjaga buku itu, aku memang bisa mencari tahu siapa mereka, namun hal itu menjadi larangan bagiku. Aku diturunkan ke bumi lebih dari 10.000 tahun yang lalu karena melanggar dan membantu orang yang aku baca buku kehidupan dan takdirnya." jawabku.

Mereka memandang kearahku dengan pandangan tak enak dan rasa iba. Tentunya aku tidak ingin mereka menunjukan wajah yang seperti itu.

"Jun siapa saja dewa yang kini ada dibumi?" tanya Loch.

"Yang benar-benar aku ketahui, bibi ku dewi Moirea, diriku dan Mius, dan yang lainnya adalah seorang reinkarnator."

"Apa kami juga termasuk para reinkarnator itu?" tanya Yuna.

"Tidak, kalian bukan reinkarnator."

"Baiklah, kita kesampingkan hal itu. Lalu apa yang harus kami lakukan untuk sekarang? Setelah menseleksi siswa itu?" Hoshi menunjukan keseriusan dalam katanya.

Aku menjabarkan apa yang harus mereka lakukan. Terlepas dari mereka yang sudah menseleksi siswa yang aku inginkan, aku juga memberikan mereka tugas dan membagi mereka menjadi dua tim, tim suplai dan tim garda depan sesuai dengan innate yang mereka punya.

"Jagan lupa, jelaskan semuanya ke anggota kalian yang tidak hadir saat ini, dan rahasiakan dari siswa yang lain, mereka belum saatnya mengetahuinya."

Aku meminta mereka untuk menjelaskan kepada dua anggota dari mereka yang tidak hadir dan menekankan agar mereka menyimpan apa yang telah dibicarakan tadi.

Mereka berempat sudah meninggalkan ruangan OSIS menyisakan anggota OSIS Sky Heaven dan hanya terdiam mematung.

"Jun, apakah para dewa itu kuat semua?" tanya Su memulai obrolan.

"Tidak semuanya, contohnya aku, hanya seorang pustakawan." jawabku, "yang kuat adalah mereka yang mendapat gelar seperti pemimpin para dewa, Odin ataupun Zeus, sebagian dari kami hanya sebatas mempunyai suatu ketergantungan sendiri terhadap kekuatan kami."

"Jadi itu alasan kamu tidak tahu dewa mana yang bisa dibilang memberontak?" tanya Arka.

"Ya, aku tidak tahu siapa yang memulai kekacauan ini."

Aku menyandarkan tubuhku dikursi yang aku duduki dengan ekspresi yang sungguh lelah. Loch, Su, Arka dan Kei segera meninggalkan ruangan OSIS dan membiarkan aku untuk beristirahat sejenak.

"Kamu istirahat aja dulu, kami akan menyiapkan semuanya." tutur Loch.

"Terima kasih." balasku.

...+*+*+*+*+*+*+...

~Jepang~

Seorang pria dengan setelan jas lengkap dengan menenteng tas turun dari sebuah mobil tepat disebuah rumah. Tanpa basa basi lagi dia langsung memasuki rumah itu setelah mendapat izin yang punya rumah.

Banyak obrolan yang dia bicarakan dengan pemilik rumah itu, seperti halnya seorang salesman yang menawarkan barang-barang dagangannya. Pria ini bahkan memberikan kartu nama dia untuk meyakinkan pemilik rumah itu.

Pintu rumah terbuka dengan disusul sebuah suara seorang gadis.

"Aku pulang." ujar gadis itu saat memasuki rumahnya. "Ayah kenapa menyuruh aku untuk pulang lebih awal?" tanya dia saat memasuki ruang tamu.

"Lebih baik kamu duduk dulu." ujar ibunya gadis itu.

"Ayah sama Ibu tidak ada bekerja?"

"Kami juga pulang lebih awal, saat dapat panggilan kalau ada tamu penting dirumah." jawab Ayah gadis itu.

"Tamu penting? Apakah dia orangnya?" ujar gadis itu.

"Iya dia tamu pentingnya."

"Ini kartu nama saya."

"Heh ... kepala sekolah juga punya kartu nama?" tutur gadis itu heboh.

"Baiklah saya perkenalkan diri saya lagi. Saya Julian Andrew seorang kepala sekolah dari akademi Bright Hawk."

"Lantas kenapa bapak bisa ada disini, bukannya akademi itu ada di tempat yang jauh?"

"Dia ingin kamu pindah ke akademi yang ada disana." ujar Ibu gadis itu.

"Aku pindah kesana? Atas dasar apa sampai aku disuruh untuk pindah ke akademi disana?"

"Tunggu sebentar."

Julian mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan dia susun berderet di atas meja. Apa yang dilakukan Julian membuat kedua orang tua gadis itu keheranan, yang dilakukan Julian terlihat seperti seorang yang sedang melakukan pantomim.

"Apa kalian bisa melihat ini?" tanya Julian ke mereka sambil menunjuk kearah meja.

"Melihat apa?" ujar Ibu gadis itu.

"Tidak ada apa-apa disana." sambung sang Ayah.

"Tidak. Disana ada tiga buah buku." bantah gadis itu dengan pandangan takjub.

"Apa yang kamu maksud sayang, kami tidak melihat apa-apa disana selain gelas minuman yang ada diatas meja."

"Tidak Bu, aku bisa melihatnya, ada tiga buah buku diatas meja itu, dan salah satu buku itu terus mengeluarkan cahaya."

"Apa yang tertulis disampul buku itu?" tanya Julian untuk memastikan.

"VALKYRIE ..." jawab gadis itu.

"Bisa lihat kesini sebentar."

Julian meminta gadis itu menghadap kearah dirinya. Setelah gadis itu bertatapan dengan Julian, dia segera memotret gadis itu dengan alat yang telah Jun berikan ke mereka.

"Bisa kalian baca ini, ini alasan kamu ingin di pindahkan ke akademi kami, saya disini hanya sebagai perwakilan untuk menjemput kamu." ujar Julian.

Mereka bertiga melihat dan membaca apa yang ada didalam alat yang Julian berikan ke mereka setelah dia memotret gadis itu.

[ Nama            : Inka Simitsu (Geirdrifur

Valkyrie)

Tanggal Lahir : 4 April 2073 (945 tahun)

IQ                     : 180

Hobby             : Kendo

Innate             : (Sword Master), (Heart of

Knight), (Valkyrie) ]

"Apa ini?" ujar mereka bertiga.

"Bukannya ini data diri ku." lanjut Inka.

"Ya, itu data dari dirimu yang baru saja aku ambil dengan alat itu." jawab Julian. "Apa kamu merasa ada yang aneh dengan data dirimu."

"Ya, sangat banyak yang aneh disana." jawab Inka cepat "selain dari namaku, tanggal lahir dan hobi ku, ada beberapa hal yang ku rasa aneh."

"Apa yang menurutmu aneh?" tanya Julian dengan ekspresi datar.

"Kenapa disebelah namaku ada nama lagi, dan juga innate itu apa, dan lagi kenapa disana ada tulisan Valkyrie." jawab Inka.

"Apa kamu tidak asing dengan kata Valkyrie itu?"

"Ahh ... buku yang ada diatas meja ini." jawabnya setengah berteriak.

"Ambillah buku itu, itu adalah buku tentang dirimu."

"Buku yang mana harus saya ambil."

"Kamu pasti mengerti." jawab Julian.

Inka segera mengambil buku yang terus mengeluarkan cahaya itu. Kedua orang tuanya hanya bisa terdiam tidak mengerti apa yang sedang terjadi dan apa yang dibahas mereka berdua.

"Kalian tidak perlu cemas, kalian memang tidak bisa melihat buku-buku itu."

"Ne, tuan Julian, tadi anda bilang bahwa anda hanya sebagai perwakilan yang menjemput saya. Siapa yang menyuruh anda untuk menjemput saya?" tanya Inka penasaran.

"Kamu akan tahu jika kamu sudah berada disana, jadi bagaimana? Apa kamu bersedia sekolah di akademi kami?"

Inka tidak langsung menjawab, dia menatap kearah kedua orang tuanya meminta jawaban atas pertanyaan dari Julian.

"Kami menyetujuinya, kami bangga jika puteri kami bisa belajar di sekolah yang terkenal itu." jawab orang tua Inka.

"Baiklah, kamu bersiap untuk besok kita berangkat ke sekolah kamu dan membuat surat pindah kamu. Saya juga harus menjemput yang lainnya." ujar Julian.

"Yang lainnya?" tanya mereka bertiga kompak.

"Apa yang punya buku itu juga? Apa mereka disini juga?" tanya Inka antusias.

"Hanya satu dari mereka yang ada disini, dan mungkin kamu kenal dengan dia." jawab Julian.

......................

1
「Hikotoki」
ditunggu novel fantasy isekainya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!