Jodoh, rezeki, maut, semuanya adalah rahasia Ilaha, yang tidak pernah tahu kapan datang dan pergi. sebagai mahluk hamba, kita hanya bisa menjalankan hidup dengan baik dan tidak lupa untuk bersyukur dengan semua yang sudah di takdirkan untuk hidup kita.
kadang yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita, dan begitu juga sebaliknya!.
Bagaimana kehidupan yang di jalani oleh Vina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 5
Setelah menempuh perjalanan panjang yang mendebarkan bagi Vina akhirnya mereka sampai di salah satu toko yang masih tertuliskan mencari karyawan.
"Permisi, apa Tante Emi datang ke toko? " tanya ayu pada seorang wanita yang di tebak adalah karyawan toko.
"Ada, ibu Emi di dalam. sebentar biar saya beritahu " ucap wanita tersebut membuat Ayu mengangguk.
"Kenapa? " tanya Ayu.
"Gugup, ini kali pertama bagi ku " ucap Vina.
"Tenang saja Tante Emi baik kok " ucap Ayu menenangkan.
"Bismillah, semoga di terima ya Allah " tidak lupa Vina memanjatkan doa untuk memulai langkah awal ini.
Tidak lama keluar seperti wanita paruh baya yang mungkin saja Sedikit lebih muda dari ibu Ani di rumah. tapi hanya perkiraan saja karena wajah sungguh cantik tapi kulit sedikit keriput itu yang membuat Vina menyimpan.
"Tante " sapa Ayu dengan ramah.
"Ayo di dalam saja " ucap wanita yang di sapa Tante.
Baik Ayu dan Vina masuk dalam ruangan, karena tidak mungkin mereka bicara di sana sedangkan kedatangan mereka pasti ada sesuatu yang penting menurut Emi.
"Silahkan di minum " dengan ramah Emi memberikan tamu minum walaupun hanya sebotol air mineral.
"Terima kasih Tante " ucap Ayu sopan.
"Dia teman mu? " tanya Emi pada Vina.
"Iya Tante, dia teman Ayu namanya Vina " ucap Ayu.
EMI mengangguk paham, setelah tahu nama perempuan yang datang bersama Ayu.
"Sebelumnya, kedatangan Ayu dan teman Ayu ke sini mau bertanya apa Tante masih cari karyawan di toko ini? " tanya Ayu.
"Oh masalah itu, masih itu sebabnya masih ada kertas di sana " jawab Emi.
Terlihat Vina bernafas lega, dengan informasi yang di dapat setidaknya ada secercah harapan untuk Vina.
"Sebenarnya kedatangan Ayu ke sini untuk mengantar teman Ayu untuk melamar pekerjaan " beritahu Ayu lagi.
"Vina maksudnya? " tanya Emi memastikan.
"Iya Bu, jika boleh Vina melamar pekerjaan di sini " ucap Vina angkat bicara. sungguh Vina merasa segan.
"Tentu saja, terbuka untuk umum untuk orang yang ingin melamar pekerjaan tapi sesuai kriteria saya yang akan menjadi pemenang " jawab Emi lagi.
"Terima kasih ibu " ucap Vina lagi.
"Sebelumnya pernah berkerja di mana? " tanya Emi lagi.
"Maaf ibu, saya baru saja lulus sekolah dan tidak memiliki pengalaman kerja sebelum. Dan tidak hanya itu saya juga berniat untuk sambil kuliah " jujur Vina.
Terlihat syok saat Emi mendengar semua yang di katakan tapi hanya beberapa detik saja setelah merasa banyak orang yang bekerja sambil kuliah.
"Tidak apa, semua memang berawal dari tidak pernah tapi lama kelamaan akan menjadi bisa " jawab Emi.
"Calon mahasiswa mana? " tanya Emi lagi.
"Kampus X Bu " jawab Vina lagi.
"Berarti masuk sore ya " ucap Emi yang tahu betul dengan kampus tersebut yang beroperasi sore hari.
"Iya Tante. " jawab Ayu dan Vina.
"Baiklah, berhubungan kerja sama sore sebenarnya toko buka dari pagi sampai malam tapi karna sore, gaji setengah dari karyawan yang full tidak apa? " tanya Emi
"Tidak apa Bu, karena saya berkerja juga tidak full " jawab Vina.
"Baiklah, jam operasional kerja jam delapan pagi sampai jam delapan malam, jadi kalau full kerja gaji 1.5 yang karja awal, karena kerja hanya tunggu pembeli saja. jadi kalau Vina setangah dari waktu kerja 750 ribu satu bulan " ucap Emi.
"Iya Bu " jawab Vina.
"Jadi kapan vina siap bekerja? " tanya Emi lagi.
"Besok pagi " jawab Vina semangat.
"Baiklah, besok datang sebelum jam 8 karna jam 8 toko sudah buka " jawab Emi.
"Terima kasih ibu " ucap Vina.
"Terima kasih Tante " ucap Ayu.
"Sama-sama, Tante suka anak muda yang begitu semangat. " ucap Emi.
Setelah mendapat pekerjaan pertama sungguh hati Vina begitu bahagia, setidaknya Vina bisa mencari uang untuk biaya tugas kuliah nanti yang pasti memerlukan uang.
"Terima kasih ya Ayu, atas bantuan mu aku bisa mendapat pekerjaan " ucap Vina begitu bahagia.
"Santai saja, semoga kau betah ya Vina. oh iya, setelah ini bagaimana kita makan dulu saja " ajak Ayu.
"Tidak deh, Ayu lebih baik aku pulang saja " tolak Vina.
Bagai mana mau pulang, Vina harus hemat uang karena yang sisa untuk ongkos pulang saja sekarang. boro-boro mau beli makan, jajan es saja Vina mikir seribu kali.
"Tenang saja, aku yang traktir anggap saja sebagai pertemanan kita " ucap Ayu.
"Tidak perlu Yu, lebih baik aku pulang saja turunkan sini saja tidak apa " ucap Vina.
"Jangan menolak rezeki tidak baik Vina, mana tahu nanti di angkutan lama nunggu penumpang bisa lapar, apa lagi sekarang juga sudah lewat makan siang juga " ucap Ayu tidak menerima penolakan.
Ayu memutuskan untuk ke tempat ayam geprek langganan, bahkan karyawan saja sudah hafal dengan pesanan hanya saja Vina yang baru pernah datang harus mengatakan keinginan.
"Level berapa Vin? " tanya Ayu.
"tiga saja " jawab Vina.
"Ayam geprek dua, satu level tiga dan satu lagi level sepuluh plus bawang putih saja, minum es teh saja dua " pesan Ayu.
"Baik, mohon untuk di tunggu " ucap karyawan.
"Terima kasih ya Ayu, nanti jika aku ada uang aku bayar " ucap Vina.
"Ini aku yang traktir jadi jangan bayar, toh aku tidak menganggap hutang ya Vina. Dan perlu kau tahu, kebetulan aku dapat rezeki setidaknya aku berbagi pada mu " jelas Ayu panjang lebar.
"Terima kasih sekali lagi Ayu " ucap Vina.
Ayu hanya menggeleng, tidak henti-hentinya Vina mengucapkan terima kasih . dan tidak lama pesanan mereka sampai langsung saja mereka nikmati makan sudah tersaji di hadapannya.
Selesai makan juga Ayu mengantar Vina di halte biasa orang menunggu hanya saja atau tidak bisa jika ikut menunggu Vina naik angkutan umum karena dia harus membantu orang tua.
Dan di sinilah Vina, di halte menunggu dengan sabar bus yang terus beroperasi tapi sudah beberapa bus yang lewat semua penuh membuat Vina mengembuskan nafas panjang.
"Sampai kapan aku menunggu di sini, kalau begini aku bisa sampai sore hari " ucap Vina.
Dan tidak lama bus lewat dan berhenti tepat di hadapan Vina, langsung saja Vina masuk dengan penumpang hanya beberapa.
"Alhamdulillah " ucap Vina bernafas lega saat sudah bus mulai jalan.
Karna perjalanan jauh, bus harus berhenti membuat Vina dan yang lain menunggu penumpang masuk.
"Sampai kapan kita sampai jika terus menunggu seperti ini " gerutu penumpang lain yang sudah dulu masuk dari Vina.
"Kalau dia lanjut, bisa rugi bensin penumpang saja sedikit kita penumpang ya ikut saja apa kata supir " Celetuk yang lain.
Vina yang dengar hanya diam tidak berniat untuk menimpali, setidaknya dia tidak menunggu di tepi jalan saja sudah lebih baik menurut Vina.