NovelToon NovelToon
The Dead CINDERELLA

The Dead CINDERELLA

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Ibu Tiri
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ratna Jumillah

Sierra Leona, adalah gadis yang sepanjang hidupnya selalu berusaha menjadi seorang putri yang baik bagi keluarganya, terutama sang ayah. Tetapi apapun yang ia lakukan, akan selalu salah dimata sang ayah.

Gadis cantik, baik hati, dan penurut itu.. Selalu di kucilkan oleh ayahnya, tidak hanya di kucilkan, ia bahkan sering kali menerima tamparan apabila sang ayah merasa Sierra membuat kesalahan, dan itu atas hasutan ibu tirinya.

Pada usia 5 tahun, ibunya meninggal dunia karena menyelamatkan nyawa Sierra kecil yang hampir tertabrak. Dan sang ayah menyebut Sierra sebagai pembunuh sejak saat itu.

Sierra tumbuh besar tanpa kasih sayang sang ayah, ayahnya tidak pernah sedikitpun menaruh rasa kasihan kepadanya, bahkan hingga di detik terakhir hidup Sierra. Sierra di jatuhi hukuman mati atas tuduhan pembunuhan pada adik tirinya. Ternyata Tuhan berbaik hati kepadanya, Sierra terlahir kembali dan membalaskan dendamnya dan membalik keadaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 33. Orang tua egois 1.

Sierra membagikan roti yang ia buat untuk para orang yang merenovasi kamarnya. Bagai di sulap, dalam waktu semalam kamar Sierra berubah total. Dari yang berwarna merah muda di seluruh ruangan, menjadi warna biru di kombinasi warna putih. Sangat berbanding kebalik dengan yang sebelumnya.

Bahkan sesuai permintaan Sierra, pintu kamar itu juga sudah di ubah menjadi pintu lain, dan dengan sistem keamanan yang tinggi.

" Terimaksih untuk kerja keras kalian, maaf sudah merepotkan." Ucap Sierra sopan.

" Sudah tugas kami nona, kalau begitu kami permisi. Dan terimakasih untuk rotinya nona." Ucap kepala arsitek itu.

" Ya, terimakasih banyak." Ucap Sierra.

Dan akhirnya orang orang itu pun pergi. Sierra melihat kesekelilingnya, kamar itu kini kembali menjadi miliknya, semua isinya telah di ganti dengan yang baru bahkan hingga ranjang pun baru.

' Pelan pelan, aku akan mengambil semua yang menjadi milikku. Jika semua bukti sudah lengkap, maka aku akan membuka kedok mereka secara terang terangan.' Batin Sierra.

Sierra keluar dari kamar itu, setelah pintu tertutup, maka akan otomatis mengunci.

" Kau pikir setelah kau mengambil kamar ini kembali, kau sudah menang Sierra?" Ucap Julia yang tiba tiba muncul.

" Belum.." Sahut Sierra.

" Ck.. Kau pikir ayahmu akan berubah pikiran dan menerimamu sebagai anaknya lagi.?" Ucap Julia.

" Sayangnya aku tidak berharap demikian. Aku yang memutuskan hubungan ayah dan anak dengannya, mengapa juga aku ingin kembali menjadi anaknya." Ucap Sierra.

" Lalu apa maksudmu datang kembali kerumah ini dan membuat kekacauan.? Tidakkah kau takut ayahmu akan membunuhmu.?" Ucap Julia.

" Ayahku atau kau yang akan membunuhku.? " Ucap Sierra berbisik.

" Lalu.. Rumah ini adalah rumahku, jadi memang seharusnya aku yang berada disini kan.?? " Ucap Sierra lagi.

" Kau terlalu banyak bermimpi." Ucap Julia.

" Oh, kau tidak percaya? tanyakan saja pada suamimu, siapa yang mewarisi rumah ini, pasti jawaban nya adalah aku.. Sierra Leona." Ucap Sierra , lalu melangkah pergi meninggalkan Julia yang sangat emosi saat ini.

' Tidak mungkin, Daniel tidak menganggapnya, tidak mungkin Daniel memberikan rumah ini kepada Sierra.' Batin Julia.

Julia tidak tahu bahwa rumah yang ia tinggali selama 13 tahin itu adalah milik mendiang Sophia.

Sierra berjalan kehalaman belakang rumah itu, rumah yang begitu besar hingga halaman belakangnya pun bisa digunakan sebagai lapangan bola. Disana Daniel memelihara beberapa ekor kuda, dan beberpaa binatang lainnya.

" Paman Tio.. " Panggil Sierra kepada petugas yang menjaga kandang kuda.

" Nona.. Anda disini.?" Ucap pria itu.

Tio sudah bekerja disana selama puluhan tahun sejak masih ada nenek dan kakek Sierra. Pria itu juga yang selalu diam diam membantu Sierra jika Sierra dalam kesulitan.

Karena kedekatan mereka, Sierra menganggap Tio seperti keluarganya dan memanggilnya paman.

" Aku kembali, dan mulai sekarang aku akan tinggal disini lagi." Ucap Sierra.

" Syukurlah, nona benar benar sudah berubah ya? Paman melihat seperti nona telah terlahir kembali. Nona menjadi sosok yang lebih kuat." Ucap Tio.

' Paman benar, aku memang sudah mati, dan Tuhan memberikan aku kesempatan untuk hidup kembali, dan terlahir kembali ke masa ini.' Batin Sierra bermonolog.

" Anggap saja begitu paman, aku sudah lelah menjadi Sierra yang patuh dan baik hati. Paman, aku ingin berkuda." Ucap Sierra.

" Berkuda? Tapi nanti jika tuan besar marah bagaimana.?" Ucap Tio khawatir.

" Biarkan saja." Ucap Sierra.

Sierra berjalan memasuki kandang kuda. Kandang itu adalah kandang kuda kesayangan Daniel, Sierra tentu tahu hal itu. Tapi itulah tujuannya, membuat Daniel Kesal.

" Nona, Black ini sulit di jinakkan, selain dengan tuan besar dia tidak mau di tunggangi." Ucap Tio.

" Iya kah..? Hei , kau tidak mau di tunggangi olehku.??" Tanya Sierra kepada kuda bernama Black itu.

Tio hanya melihatnya bingung, mungkin dipikirannya saat ini adalah Sierra sudah gila. Sierra memasangkan peralatan nya ketubuh Black, sesuai namanya, kuda itu memang berwarna hitam legam, dan mengkilap.

" Menurutlah, aku sudah menjinakan singa liar, jika kau tidak patuh.. Maka kau akan aku kebiri." Ucap Sierra pada kuda itu.

Entah mengapa, seperrinya kuda itu ketakutan mendengar kata kebiri. Bahkan Tio yang mendengarnya merasa ngeri sendiri.

Dengan gerakan cepat, Sierra lompat menaiki kuda bernama Black itu. Dan bagai disihir, Black sangat patuh pada Sierra. Mereka pun berjalan jalan dihalaman belakang rumah itu.

" Hia.!!" Teriak Sierra.

Pagi menjelang siang itu, Sierra memutari halaman belakang nya dengan menunggangi kuda. Wajah tegas dan tatapan dinginnya, benar benar seperti pendekar perang. Rambut yang ia gerai itu berkibar dengan indahnya seiring langkah kaki kuda.

" Kenapa aku selalu merasa dia bukan dia, dia selalu terlihat takut takut dengan segala hal. Tapi melihat tatapan dingin itu, mengapa aku merasa seolah Sierra bukan Sierra." Ucap Daniel.

Rupanya Daniel memandangi Sierra dari dalam kamarnya yang kebetulan menghadap ke halaman belakang.

" Dan akhir akhir ini ia sering mengatakan sebuah penyesalan yang akan aku alami, apa maksudnya.?? " Gumam Daniel Lagi.

Daniel keluar dan menghampiri Sierra, ia menghadang Black dengan sebuah cambuk.

" Berhenti.!" Ucap Daniel.

Namun Sierra tidak menurutinya, dan malah membuat Black berlari semakin kencang kearah Daniel.

" Sierra, kau gila.?!! Aku bilang berhenti." Ucap Daniel.

" Tuan besar, awas." Ucap Tio.

Tio menarik Daniel hingga jatuh diatas tumpukan pakan kuda. Lalu Sierra berhenti tepat di depan mereka.

" Kuda yang baik.." Ucap Sierra.

" Apa kau sudah gila, kau berencana membunuhku huh.?" Ucap Daniel.

" Jika aku ingin membunuhmu mengapa harus menggunakan kuda? Aku bisa saja terang terangan menusukmu dari depan seperti ini." Ucap Sierra , entah mendapat belati dari mana, tiba tiba sebuah belati kurang dari satu senti lagi menusuk jantung Daniel.

Daniel terkejut dengan aksi Sierra, dan terlebih lagi dengan gerakan cepat Sierra. Begitu juga dengan Tio yang terkejut melihat sebilah belati hampir menusuk Daniel.

" Tapi maaf, aku bukan orang seperti itu. Membunuh lawan secara langsung itu tidak seru. Setidaknya aku ingin menikmati penyesalanmu" Ucap Sierra, lalu bangkit berdiri.

Sierra mengulurkan tangan nya kearah kedua pria itu.

" Aku tidak butuh bantuanmu." Ucap Daniel.

" Memang siapa yang mau membantumu, tidakkah kau lihat ada orang lain di sebelahmu? Paman Tio, ayo." Ucap Sierra.

Dengan ragu Tio menerima uluran tangan Sierra.

" Paman maaf , paman jadi harus ikut terjatuh." Ucap Sierra khawatir.

" Paman tidak apa apa, tetapi tuan besar.." Ucap Tio menggantung.

" Biarkan saja, dia tidak butuh kita." Ucap Sierra.

" Tap.."

" Aku sudah selesai berkuda, paman bisa bawa Black kembali." Ucap Sierra kepada Tio.

" Baik.." Ucap Tio.

Tio membawa Black kembali ke kandangnya, sementara itu Sierra dan Daniel saling tatap saat ini. Namun beberapa detik kemudian Sierra berbalik dan meninggalkan Daniel yang masih duduk diatas rumput pakan kuda.

TO BE CONTINUED...

1
Mamath Ziad Malik
apakah paman sierra yg menybarkan.foto sisi
Mamath Ziad Malik
hamiltuh sierranya
Mamath Ziad Malik
ok
Ratna Jumillah: Terimakasih banyak udah baca karya Othor.. 🫰🏻
total 1 replies
Mamath Ziad Malik
pasti si alden ngasih racun biar sidanil mati
Mamath Ziad Malik
kayanya kaka authoor lupa sierra ada jahitan di perut ya
Mamath Ziad Malik
apa sialden oprasi apa pakay topeng wajah ya soalnya saya pwenah baca ada topeng wajah yg mirip dengan orang aslinya
Mamath Ziad Malik
benerkan lucifer itu arthuur
Mamath Ziad Malik
apa lucifer itu arthur ya
Mamath Ziad Malik
ada yg lindumgi sekrangmah dari belkang
tessa arum
Luar biasa
Anonymous
j
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
kembar 3 aturan thor hehehe
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
jaitan perut aman???
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
mantap artur
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
kenapa gak dikasih gps. kalungnya kek cincinnya kek,
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
kirain mau nyesel malah aneh lagi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
patuhhhhh
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
si Daniel gila menyesal cenah
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!