AKU MASIH PERAWAN

Leo mendesah berat, dia diam saja mendengar celoteh Neneknya itu.

" Kemaren sore nenek bilang bahkan pengen menjadikan dia cucu mantu nenek, tapi sekarang marah marah, Leo kan cuma nurut kata kata nenekku tersayang." jawab Leo, dia memasukkan sandwich di piringnya ke mulut dia.

" Maksud kamu Aisyah?" tanya nenek dengan heran.

" Iya siapa lagi, Leo ini cucu yang baik, ingin menyenangkan hati nenek, ya sudah kalau tidak boleh, Leo cari saja yang lain, yang masih lajang, perawan, lebih cantik dan muda." Jawab Leo dengan santai mengerjai wanita tua kesayangannya itu.

" Tunggu tunggu, kalau yang ini nenek setuju, jika kamu jadi pebinor, mana suaminya songong dan sombong, pengen nenek gebukin dengan tongkat nenek, atau kita masukkan ke kandang harimau saja." kesal Nurma.

" Lalu kalau dia tidak terima bagaimana, nanti kalau melabrak kemari bagaimana?" Leo membalikkan pertanyaan Nurma tadi, dalam hati dia tertawa puas, karena sudah membuat neneknya kesal padanya.

" Dasar bocah nakal, awas ya kamu. oh ya, tadi malam pulang jam berapa dan bagaimana keadaannya?" tanya Nurma.

" kurang lebih jam 10an, keluarga mereka datang beberapa menit setelah nenek pulang, dan Ais juga sudah sadar, semua keluarga dia setuju dan mendukung kalau Ais pisah dengan suami pengecutnya itu." jawab Leo

" Bagus itu, nenek juga tidak terima kalau Dia kembali ke neraka itu, bakal nenek sumpahi kalau sampai dia kembali pada suami jahat itu, lebih baik dengan cucu nenek yang tampan, gagah, kaya dan pecinta wanita ini, walau sering suka main main." sindir nenek.

" Siapa yang main main nek, namanya juga usaha, bagaimana kalau Arjun tidak mau bangun, kan istri Leo yang repot." jawab Leo.

" Apa hubungannya bangunnya si Arjun itu sama kamu, itu urusan si Arjun arjun itu." Kesal Nurma.

" Hahaha, ngambek lagi dia, si Arjun itu ini nenek burung Perkutut Leo, masa nenek tidak faham dari kemaren juga." jawab Leo dengan kesal, dari tadi si nenek menyalahkan dia terus.

Nurma menutup mulutnya sambil tertawa geli mendengar pernyataan Leo.

" Hehe nenek kira Arjun itu nama teman kamu, tak tahunya, anak muda jaman sekarang ada ada saja menamainya." jawab Nurma sambil menggelengkan kepalanya.

Leo dengan santai menikmati sandwich nya sedangkan Nurma tersenyum sendiri, dia membayangkan kalau Leo benar mau menikah dengan Aisyah.

" Ah kalau Ais yang jadi istri bocah nakal ini, aku lega, paling tidak akan ada yang mengontrol dia, tapi bagaimana jika dia nanti jadi trauma akan pernikahan, seperti bocah ini , yang benci dengan wanita, tapi kenapa tiba tiba dia mau dengan Ais ya, apa jangan jangan sudah kenal sebelumnya." batin Nurma.

" Kenapa juga senyum senyum sendiri nenekku sayang, Leo tinggal lho." Kata Leo yang hampir menyelesaikan sarapannya.

" Memang mau kemana?" tanya Nurma.

" Ya ke kantor lah, mau kemana lagi." jawab Leo.

" Antar nenek dulu ke rumah sakit!" perintah Nurma.

" Kan ada pak rudi." Elak Leo. sebenarnya dalam hati dia mau banget mengantar Nurma ke rumah sakit, tapi gengsi dong.

" Enggak pokoknya antar nenek dulu, tidak ada tapi tapian atau alasan apapun ti tik, nenek sarapan dulu." ucap Nurma tegas, orang tua satu ini kalau sudah punya kemauan tidak bisa di ganggu gugat.

" Oke, baiklah ibu suri, pangeran siap mengantarkan ibu suri kemanapun ibu suri inginkan." jawab Leo.

sambil menunggu Neneknya dia membuka gadgetnya mencari informasi saham terkini, selain pengusaha di berbagai bidang, dia juga suka jual beli saham. Tapi ini di luar dari urusan perusahaan, Leo memakai uang pribadinya untuk bermain saham sehingga tidak mengganggu dana perusahaan, jika ada untung ruginya semua langsung masuk ke rekening pribadi.

" Ayo berangkat!" Tak selang lama Nurma mengajaknya untuk berangkat, mereka memakai Mercedes-Benz milik Leo menuju ke rumah sakit purnama.

Sementara Dirga dan Dona juga sudah berangkat ke sana mereka sudah hampir sampai.

" Berkasnya sudah lengkap kan, tidak ada yang kurang?" tanya Dona.

" Sudah ma, semua sudah lengkap, tinggal menunggu tanda tangan perempuan itu." jawab Dirga.

" Apakah kamu akan menceraikannya setelah dia tandatangan semua ini?" Tanya Dona.

" Iya, dan Dirga akan menikahi Oliv wanita pujaan hati Dirga." jawab Dirga.

" Ah terserah kamu, yang penting harta papa tidak jatuh ke tangan wanita itu, dan kamu juga, jangan terlalu menuruti kemauan Oliv, bisa habis kita Dirga." jawab Dona.

" Mama juga, mama mau saja di poroti berondong mama itu." balas Dirga.

Akhirnya Dona Diam saja, karena dia sadar untuk memelihara Reno, dia sudah keluar uang banyak, apalagi setelah mereka bermain, tapi Dona sangat puas dan ketagihan dengan permainan Reno, jadi dia akan menuruti apa mau pemuda itu.

Mobil keduanya memasuki halaman rumah sakit dan Segera memarkir mobil mewah mereka, sementara Dona menuju ke ruang informasi dimana letak kamar Aisyah.

" Permisi mbak, "

" Selamat pagi bu, ada yang bisa saya bantu?" jawab petugas tersebut dengan sopan dan lembut.

" Saya mau tanya dimana ruangan saudari Aisyah, yang masuk kemaren sore karena kasus KDRT?" Tanya Dona dengan terus terang, karena kalau di tanya nama lengkap atau lainnya dia tidak akan tahu.

" Sebentar ibu, akan saya carikan datanya." Petugas tersebut segera mencari data Aisyah yang kasusnya mirip dengan yang Dona sebut.

" Oh nona Aisyah, beliau di rawat di ruang Vvip no 1 di lantai 3." Jawab petugas tersebut dengan detail.

" Oke terima kasih mbak." Jawab Dona.

Setelah menunggu Dirga memarkir mobilnya, mereka segera menuju ke ruang vvip yang di sebut pegawai tadi.

" Ruang vvip Dir, kenapa tidak di kelas 3 saja, buang buang uang saja." Kesal Dona.

" Bukan Dirga ma, pasti selingkuhannya itu, dia orang kaya, bahkan Dirga tidak bisa apa apa di depannya." Jawab Dirga.

" Memang siapa?" Tanya Dona penasaran.

" Pemilik pt Star Atmaja, Leo wira atmaja namanya." Jawab Dirga.

" Wah, kita harus mendapat keuntungan dari ini Sayang, jangan asal ceraikan dia, paling tidak kita jual saja dia 10- 20 milyar, bisa untuk beli mobil." Dona mengusulkan untuk memalak Leo dengan menjual pernikahannya.

" Kamu harus dapat untung, bukan buntung." imbuh Dona.

" Wah ide mama sungguh keren, Dirga setuju, Dirga tidak perlu capek capek kerja, apalagi mohon mohon untuk bekerja sama dengan pria itu, dan uang sudah di depan mata." Jawab Dirga.

" Jangan lupa, beri mama 30 persen, mama yang punya ide dan Berpartisipasi di dalamnya." Dona tak lupa untuk meminta bagiannya, semua di ukur dari materi, uang dan kedudukan.