Farah adalah seorang psikolog muda yang energik dan penuh dedikasi. Setiap pagi dimulai dengan keceriaan, berinteraksi dengan penjaga gedung sebelum menuju tempat kerjanya di lantai enam. Sebagai seorang psikolog yang sudah berpraktik selama empat tahun, Farah menemukan kebahagiaan dalam mendengarkan dan berbagi tawa bersama pasien-pasiennya.
Pada suatu hari, saat makan siang, Farah mendengar kabar bahwa ada seorang psikiater baru yang bergabung di rumah sakit tempatnya bekerja. Jantungnya berdebar-debar, berharap bahwa psikiater baru tersebut adalah kakaknya yang telah lama tak ia temui. Di tengah-tengah rasa penasaran dan kekecewaannya karena belum mendapat kepastian, Farah bertemu dengan seorang pria misterius di kantin. Pria itu, seorang dokter psikiater dengan penampilan rapi dan ramah, membuat Farah penasaran setelah pertemuan singkat mereka.
Apakah pria itu akan berperan penting dalam kehidupannya? Dan apakah akhirnya Farah akan menemukan kakaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Malam pun semakin sunyi, mereka bertiga juga sudah
kelelahan. Farah pikir yang akan tidur di kamarnya hanyalah Rendi, ternyata
Iplan juga ikut bahkan, yang tidur duluan adalah Iplan. Iplan tidur di sofa
depan pintu sedang Rendi tidur di kasur tamu di samping kasur pasien.
"Sedang apa kalian berdua tidur di sini?"
Ucap Ical.
Farah yang terbangun karna mendengar suara Ical pun
hanya menatapnya.
"Benar-benar seenaknya orang itu." Gumang
Farah.
"Aku kesini hanya ingin berpamitan, karna jika
Pera tau Pera mungkin akan luluh kepadaku." Ucap Ical.
"MODUS." ucap Farah dengan keras.
Ternya Iplan sudah memesan makan terlebih dahulu,
Iplan memesan banyak sekali makanan. Lagi-lagi kamarku seperti rumah makan
pikir Farah. Tidak lama setelahnya kurir pun datang bersama dengan Reno.
"Apakah dokter yang menjagaku dokter
Reno?" Tanya Farah.
"Bukan." Jawab Reno.
Jadi sedang apa Reno di sini, Reno hanya ikut duduk
untuk makan ini aneh sungguh aneh pikir Farah. Memang benar aura yang di
keluarkan oleh Reno tetap mengerikan tapi mereka bertiga seperti sudah terbiasa
dengan hal itu.
Tanpa ada masalah mereka berlima menikmati dengan
nikmat makanan yang sudah Iplan pesan.
Saat sudah selesai makan mereka perempatan juga
keluar bersamaan.
Farah juga sudah di perbolehkan pulang hari itu
tapi Rendi tidak membiarkan Farah begitu saja, Rendi menyewa bodyguard untuk
Farah. Bukan hanya satu tapi lima, Farah sangat tidak nyaman di perlukan
seperti itu. Kemana pun Farah pergi selalu di ikuti.
Bukan hanya sehari tapi sudah seminggu berlalu para
bodyguard itu masih mengikuti Farah kemana-mana bahkan saat Farah di kantor.
Awalnya mereka berlima masuk ke dalam kantor tapi Farah memarahi merak lalu
protes dengan Rendi. Jika terus seperti ini aku akan mengembalikan mereka semua
ketik Farah dalam pesan. Akhirnya mereka berlima tidak ikut masuk kantor.
Lima bodyguard itu hanya tidak mengikuti Farah saan
di dalam kantor, dan di dalam kamar apartemen tapi mereka selalu siaga di depan
pintu keluar.
Hari libur pun telah tiba, Farah pergi ke toko
Bungan ibu dan mengadukan semua yang terjadi. Bukannya mendapat pembelaan
seperti yang di harapkan Farah malah mendapat tekanan lebih dari ibu.
Ibu bilang kenapa hanya ada lima bukan kah lebih
baik jika lebih banyak. Oh... Ibu, kenapa ibu juga ikut menyiksa ku ucap Farah.
Di sore hari Farah mendapatkan undangan pemakaman
membuat rumah sakit. Tentu saja Farah harus hadir Karna secara tidak langsung
Farah juga merupakan orang penting karna cucu direktur utama rumah sakit namun,
Farah malu terus di ikuti oleh para bodyguard itu. Akhirnya Farah memutuskan
untuk kabur dari mereka.
Farah pergi ke tangga darurat ruang pemakaman, saat
berada di sana Farah mendengarkan suara tangisan. Farah yang mempunyai empati
sangat amat tinggi itu tidak merasa curiga sama sekali, bukankah dia sedang
berada di daerah orang-orang yang baru meninggalkan dunia.
Seharusnya mereka masih ada di sekitaran sini tapi
Farah tidak pernah berpikir seperti itu. Saat sudah menemukan sumber suara
tangisan itu Farah melihat ada seorang pria berpakaian hitam sedang menunduk
sambil menangis. Sebelum menghampirinya Farah mendalami situasi dari pria itu
dulu apakah dia ingin sendiri atau butuh seseorang. Tapi ternyata pria itu
menyadari kehadiran Farah dan langsung menghampirinya.
Farah terkejut saat melihat siapa pria itu. Karan
yang Farah lihat adalah seorang Reno. Auranya benar-benar berubah dia sedang
sedih siapa yang telah meninggalkannya. Reno berlutut di hadapan Farah sambil
terus menangis.
Farah juga tidak mungkin diam saja dia langsung
berlutut juga dan memeluk Reno erat. Tangan kanan Farah berada di kepala Reno
sedangkan tangan kirinya berada di punggung Reno.
Tangisan Reno berlangsung cukup lama, dia menangis
hampir 3 jam lamanya hingga malam telah menyelimuti langit.
Farah benar-benar tidak tega meninggalkannya
sendiri, dan saat Farah menyadari suara tangisan Reno telah berhenti Farah
kebingungan apakah dia pingsan atau tertidur karna kelelahan.
Karna di sana sudah sangat sepi tidak ada orang
lagi, akhirnya Farah memutuskan untuk menggendong Reno di bahunya. Kenapa tidak
memanggil satpam saja, Farah hanya tidak ingin lima bodyguard itu kembali
mengikutinya.
Jadi dengan sekuat tenaga Farah akhirnya berhasil
membawa Reno ke mobilnya. Mobil Farah juga sudah di perbaiki sepenuhnya, Jadi
Farah juga merasa aman.
Secara tidak sadar Farah ternyata membawa Reno ke
apartemennya. Di parkiran Farah berpikir kerasa apakah ku bangun saja atau...
Farah benar-benar tidak tahu harus berbuat apa pada Reno.
Karna Farah juga sudah lelah, dia pun juga tertidur
di dalam mobil.
Pagi pun telah tiba, Farah panik karna ketiduran di
dalam mobil saat melihat ke kursi penumpang Reno sedang tidak ada. Yang wajar
saja pikir Farah, Farah pun bersiap untuk bekerja.
Setelah selesai bekerja Farah ingat bahwa dia punya
janji dengan neneknya untuk menemui pria yang sudah neneknya pilihkan. Tanpa
basa-basi Farah langsung berangkat menuju rumah neneknya di balik bukit.
"TING... TONG..." Suara bel rumah nenek.
Saat pintu itu terbuka ada seorang pria asing
"Kamu Farah yah?" Dengan nada lembut pria
itu menanyakannya.