Kisah seorang gadis bernama Selina yang terpaksa harus menikah dengan seorang pria tampan nan kaya yang bernama Lazuardi, menikah bukan karena cinta melainkan karena terjadinya sebuah accident yang tak terduga menimpa keduanya.
Akankah mereka bahagia...akankah mereka dapat membina rumah tangga seperti yang di harapkan setiap orang...????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33
❤️ Happy Reading ❤️
''Mami...Langit mau ikut.'' rengek Langit sejak tadi.
''Gak bisa sayang...mami pergi karena urusan kantor.'' kata Ardi yang juga ada di tempat yang sama dengan anak serta istrinya. ''Sama seperti papi kalau ada pekerjaan yang jauh.'' tuturnya.
''Tapi mami gak pergi lamakan?'' tanya bocah itu dengan sedih.
''Enggak sayang...besok sore mami sudah pulang.'' jawab Selin.
''Jadi Langit di rumah sama papi juga oma dan opa.'' timpal Ardi.
Ya hari ini adalah hari di mana perusahan Cakrabuana mengadakan gathering untuk para karyawan mereka di puncak.
Jadi sejak pulang dari kantor tadi, Selin langsung memeriksa kembali segala keperluannya selama di sana.
''Aku antar ya...'' tawar Ardi.
''Jangan...nanti yang lain pada heboh lihat kamu anter aku.'' jawab Selin.
''Huh baiklah...tapi biar di antar supir dan aku tak terima penolakan.'' tegas Ardi.
''Oke, tapi pakai mobil yang lain.'' sahut Ardi.
''Nanti biar aku minta supir pakek mobil mama.'' kata Ardi. ''Ya udah yuk turun...nanti kamu bisa telat dan kena masalah lagi.'' imbuhnya.
Mereka berdua turun beriringan dengan Ardi yang membawakan koper kecil milik Selin, sedangkan Selin sendiri menggendong Langit.
''Sudah mau berangkat Sel?'' tanya mama Mega yang sedang duduk di ruang keluarga bersama papa Awan.
''Iya ma...'' jawab Selin sambil menurunkan Langit.
Di sana terlihat jelas bagaimana wajah sedihnya Langit.
''Langit sayang, putra kesayangan mami...mami pergi dulunya...dan Langit gak boleh sedih...gak boleh nangis, oke.'' tutur Selin dengan berjongkok untuk menyamai tinggi Langit. ''Baik-baik di rumah ya sayang...'' katanya lagi dan setelah itu menghujani seluruh wajah Langit dengan ciumannya, tak lupa pula dia memeluk tubuh mungil itu. ''Selin pergi dulu ya ma...pa...titip Langit.'' pamitnya pada sang mertua begitu bangkit dari jongkoknya.
''Iya, kamu tenang saja selama di sana.'' sahut mama Mega. ''Dan selamat bersenang-senang...'' ucapnya lagi.
''Ayo.'' ajak Ardi yang melihat Selin tak tega meninggalkan sang putra yang terlihat sangat sedih sekali. ''Ardi antar Selin kedepan dulu.'' kata Ardi.
''Aku jadi gak tega ninggalin Langit.'' tutur Selin.
''Sudah kamu tenang saja...ada aku sama mama, papa.'' sahut Ardi. ''Hati-hati...'' ujarnya.
Dan entah mendapat dorongan dari mana...Ardi memeluk tubuh Selin dan tak lupa memberikan beberapa kecupan di puncak kepalanya sebelum wanita itu masuk ke dalam mobil.
Setelah Selin pergi, Ardi bergegas untuk masuk kedalam rumah kembali untuk menenangkan sang putra.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Hai.'' sapa Selin pada Nanda yang sudah duduk di salah satu kursi di bus.
''Oh hai...kirain kamu gak jadi ikut.'' kata Nanda. ''Untung saja aku gak ngebolehin orang lain buat duduk di sini.'' ujarnya.
''Ikut dong...inikan gathering pertama kita.'' sahut Selin. ''Dan thanks ya...tempat duduknya.'' ucap Selin.
''Ngomong-ngomong gimana tuh si pak su? secarakan kaliankan masih tergolong pengantin baru...'' kata Nanda.
''Baru terus...'' beo Selin.
''Ya kan belum ada satu tahun...jadi masih tergolong barulah.'' sahut Nanda. ''Jadi gimana?'' tanyanya lagi.
''Ya gak gimana-gimana, buktinya aku di sini kan.'' sahut Selin.
Tak berselang lama, mobil bus mereka pun berangkat agar nanti tak kemalaman sampai di puncak.
Suasana begitu ramai, ada yang asik mengobrol...bercanda tawa...bahkan bernyanyi karaoke dan ada pula yang memilih untuk tidur untuk mengistirahatkan tubuh serta otaknya.
Walaupun begitu pikiran Selin masih tertuju pada putranya.
Bahkan belum ada satu jam pergi...Selin sudah beberapa kali mengirimkan pesan pada Ardi hanya untuk sekedar bertanya tentang Langit.
Tak membutuhkan waktu lama, cukup dengan menempuh perjalanan kurang lebih dua jam setengah rombongan sudah sampai di tempat tujuan.
Sesampainya di sana rombongan langsung di sambut oleh para panitia acara.
Mereka di arahkan menuju ke kamar yang akan mereka tempati, umumnya satu kamar berisi tiga sampai obat orang tapi ini Selin hanya satu kamar berdua dengan Nanda yang tentu saja karena campur tangan sang Presdir.
❤️❤️❤️❤️❤️
Malam ini setelah makan malam bersama, mereka di persilahkan untuk masuk kembali ke kamar masing-masing guna beristirahat.
Kegiatan yang berisi beberapa lomba beregu untuk membuat lebih akrab antara satu dengan yang lain baru akan di mulai esok pagi.
Selin dan Nanda masih sibuk berbincang di kamar mereka, karena memang hari belum sangat larut.
Di tempat berbeda ada sang Presdir yang sedikit uring-uringan dan terlihat frustasi karena gak bisa tidur, pikirannya hanya tertuju pada Selin seorang.
Apalagi di yang sudah terbiasa tidur dengan memeluk sosok Selin setiap malam, membuatnya tambah susah tidur.
''Ish...gak bisa nih gini terus.'' gumam Ardi kalau berjalan menuju ke arah ruang gantinya.
Di ambilnya koper kecil dari atas lemarinya, kemudian satu persatu pakaian dan kebutuhan lainnya dia masukkan ke sana.
''Loh kamu mau kemana Di?'' tanya mama Mega yang berpapasan dengan Ardi ketika hendak naik ke kamarnya.
''Mau ke puncak mama.'' jawab Ardi. ''Mama kok belum tidur?'' tanyanya.
''Mama ambil minum, tadi lupa bawa soalnya.'' jawab mama Mega.
''Ardi pergi dulu ya ma, itu sepertinya Boby sudah datang.'' pamit Ardi. ''Titip Langit ma...'' imbuhnya sebelum benar-benar melangkah pergi.
''He'em.'' jawab mama Mega.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Malam bos.'' sapa Boby.
''Hem.'' sahut Ardi. ''Ayo berangkat.'' ajaknya.
Tidak hanya Boby, tapi Ardi juga membawa lagi satu orang supir...agar bisa menyetir bergantian dengan Boby, apalagi ini sudah malam.
Ardi tak ingin mengambil resiko kecelakaan yang terjadi akibat faktor pengendara yang mengantuk.
''Kamu sudah hubungi panitia di sana untuk menyiapkan kamar kita Bob?'' tanya Ardi.
''Iya sudah bos.'' jawab Boby. ''Maaf bos...apa kita akan mengikuti rangkaian acara?'' tanyanya.
''Enggak.'' jawab Ardi singkat.
Setelah itu tak ada lagi pembicaraan di antara mereka di dalam mobil hingga kendaraan roda empat itu sampai di tempat tujuan.
Begitu sampai mereka bertiga langsung masuk ke kamar masing-masing.
Masih sama...Ardi tetap tak bisa memejamkan kedua matanya.
''Huft...'' Ardi menghela nafasnya panjang kalau mengambil ponsel dan berusaha menghubungi seseorang dengan alat pintar tersebut.
''Halo...'' lirih Selin dengan suara serak khas bangun tidur.
''Bisa tidak kamu ke kamarku.'' kata Ardi to the poin yang langsung membuat Selin menjauhkan ponselnya dan menarik benda tersebut tepat di depannya untuk melihat siapa sebenarnya si penelpon, kerena tadi dirinya tak sempat melihat siapa yang menghubungi malam-malam begini. ''Bisa tidak kamu ke kamarku?'' ulang Ardi.
''Hah...ma..maksudnya?'' tanya Selin, masa iya dia harus kembali ke rumah malam-malam begini...yang benar saja...pikirnya.