ZEA GEBBY WILLIAM , itulah nama gadis cantik yatim piatu yg meninggal akibat kecelakaan beruntun di jalan tol ..
akan kah ZEA langsung menghadap sang pencipta atau justru menjalani kehidupan lain ...
nantikan kisah ZEA di cerita ini
happy reading 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
" Nona, apakah nona mau berlatih sekarang.?" Ucap Cici bertanya.
" Ya aku akan berlatih sekarang, lebih cepat lebih baik Cici." Ucap Zea.
" Baiklah, ayo ikuti Cici Nona, Cici akan menunjukan tempat yg paling bagus untuk latihan di ruang dimensi ini." Ucap Cici memberi tahu.
" Eh apakah ruang ini bisa untuk berlatih juga Cici.?" Ucap nya penasaran.
" Bisa Nona, malahan berlatih di ruang dimensi akan lebih cepat memudahkan pengolahan kekuatan Nona, karena di ruang dimensi ini memiliki aura spiritual yg tinggi dan mudah menyerap ke pusat dantian Nona."
Ucap Cici menjelaskan.
" Oke baiklah Cici, mari kita pergi.!" Ucap Zea.
" Ayo Nona." Ucap Cici sambil melayang-layang di samping Zea.
Dan disini lah Zea dan Cici berada, di sebelah air terjun yg mengalir indah di samping pohon pohon buah yg menjuntai.
" Oke baiklah Cici, mulai sekarang aku akan berlatih, terima kasih Cici." Ucap Zea sambil tersenyum ke arah Cici, dan tidak lupa mengelus kepala Cici.
" Sama sama Nona." Ucap Cici sambil menggoyangkan ekor nya.
Zea pun mulai berlatih, menguji kekuatan yg baru dia terima berkat ramuan beladiri yg sebelumnya dia minum , berkat ingatan yg di dapat nya, Zea dengan mudah bisa menguasai jurus jurus beladiri zaman modern maupun jurus di zaman kuno ini, selama berlatih Zea akan menetap di ruang dimensi terlebih dahulu untuk bisa dengan leluasa supaya dengan mudah menyerap energi energi murni dan kaya aura spiritual di dalam nya.
Hari demi hari berlalu, akhirnya Zea pun dengan mudah dapat menguasai dan mengolah semua ilmu yg di dapat nya , banyak perubahan yg di miliki Zea, dari mulai segi kekuatan dan aura nya sekarang lebih meningkat layak nya seorang pemimpin, tapi tidak mengurangi tatapan lembut nya yg menenangkan bagi siapa pun yg memandang.
Zea tetaplah dengan kepribadian nya, lemah lembut, dan tenang.
Tapi dibalik kelembutan nya tersimpan kekuatan yg mematikan, dan bahkan orang orang pun tidak dapat membayangkan nya.
"Akhirnya Nona sudah berhasil menguasai dan mempraktikan semua jurus yg Nona miliki, selamat nona." Ucap Cici.
" Terima kasih Cici, sudah mendampingi ku di sini." Ucap Zea tersenyum simpul.
"Sudah jadi kewajiban Cici Nona, untuk menemani Nona kapan pun Nona mau, dan sekarang duduk lah di bebatuan itu nona, ambil posisi lotus.!" Ucap Cici sambil menunjuk ke arah batu datar di samping air terjun.
" Baiklah Cici." Ucap Zea, dan Zea pun duduk di atas batu datar yang tadi di tunjuk Cici sambil duduk dengan mengambil posisi lotus.
"Sekarang pejamkan mata Nona, fokus dan konsentrasi lah, pusat kan pikiran Nona dan cari pintu dantian nona apakah ada warna atau tidak yg berkelompok di sekitar pintu dantian yg tertutup itu, untuk mengetahui elemen apa yg nona punya." Ucap Cici menginterupsi kan.
Zea pun mulai konsentrasi dan mengikuti apa yg di ucapkan Cici.
" Cici, aku menemukan banyak warna di sini, ada warna merah, putih, biru, biru muda, hijau, kuning, orange dan abu abu." ucap Zea berbicara dengan Cici menggunakan telepati.
" Dan sekarang gapai lah semua warna itu nona." Ucap Cici menggunakan telepati seperti Zea.
"Baik Cici." Zea pun mulai menggarap semua cahaya menyilaukan itu satu persatu dan mulai masuk ke pusat dantian nya hingga selesai.
Bersambung.