Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Dari Awal
Revina menatap tangannya yang masih berada di genggaman Felix. Apa maksud Felix memberikan sebuah cincin untuknya ? mengapa Felix bersikap manis seperti ini ?
Tanpa sadar Revina ikut mengengam tangan Felix dengan erat, seakan tidak ingin membiarkannya terlepas.
"Terima kasih." ucap Revina dengan senyum memandang cincin di jarinya.
"Maaf." Felix membalas ucapan Revina, membuat wanita itu mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Maaf karena pernikahan kita harus terjadi dengan cara yang salah." terang Felix menjawab pertanyaan tak terucap dari Revina.
"Apa kau menyesal ?" Revina perlahan menarik tangannya.
Untuk pertama kalinya Felix dan Revina membahas tentang pernikahan mereka setelah enam bulan hidup sebagai suami istri. Felix menyadari Revina terlihat tidak nyaman membahas hal ini.
"Tidak. Sedikit pun aku tidak pernah merasa menyesal menikah dengan mu." jawab Felix cepat ketika menyadari perubahan dalam nada bicara Revina.
"Aku malah sangat bersyukur bisa menikah dan mengenal wanita yang tulus seperti dirimu. Kau telah banyak merubah diri ku." Felix kembali mengengam tangan Revina. Meyakinkan wanita itu jika apa yang di katakan olehnya itu benar jujur dari dalam hati.
"Kau telah mengajariku tentang pentingnya bekerja keras. Berdiri dengan kaki sendiri tanpa bergantung dengan harta orang tua. Kau juga telah membuka mataku agar melihat kebahagiaan bukan hanya berdasarkan materi." lanjut Felix lagi.
Revina sedikit tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Felix. Benarkah ia bisa membuat pria itu berubah. Revina sejenak kembali mengingat awal mula hidup bersama Felix dan membandingkan dengan masa sekarang. Felix memang sedikit berubah.
"Bagaimana denganmu. Apa kau menyesal menikah dengan ku." Felix balik bertanya.
Revina menghela napasnya "Aku memilih berdamai dengan keadaan. Begitu cara ku agar tetap bahagia meskipun sebenarnya rencana hidup ku berantakan."
"Terima kasih sudah mau menerima diri ku dengan segala kekurangan yang ada pada ku." Felix tersenyum. Sekali lagi ia mencium tangan Revina.
Setelah selesai makan malam, Felix mengajak Revina pergi ke taman hiburan. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan. Layaknya pasangan kekasih yang baru saja jadian. Mereka sepakat untuk memulai hubungan dari awal. Saling mengenal pribadi masing-masing.
"Kau mau boneka ?" tanya Felix sambil membawa Revina ke tempat bermain menembak boneka.
"Iya. Aku mau." Revina menganggukkan kepala.
"Mau boneka yang mana ?" tanya Felix lagi sebelum melepaskan tembakannya.
"Aku mau yang beruang pink." tunjuk Revina penuh harap.
"As you wish." Felix melesatkan peluru.
"Yey. Dapat." sorak Revina kegirangan ketika tembakan Felix tepat sasaran.
Revina tersenyum bahagia menerima boneka beruang berwarna pink.
"Mau lagi ?" tanya Felix yang melihat Revina begitu bahagia.
"Memangnya boleh ?" Revina malah balik bertanya.
"Mulai saat ini katakan pada ku apa pun yang kau inginkan." ucap Felix sambil memegang tangan Revina.
Seulas senyuman terbit di wajah cantik Revina mendengar perkataan Felix. Selama di taman hiburan malam ini Felix dan Revina begittu menikmati kebersamaan mereka.
Sementara itu, di sebuah rumah mewah yang jauh dari taman hiburan sedang terjadi pertengkaran hebat antara Jasse dan Sean.
"Jangan mentang-mentang selama ini aku membiarkan mu, kau bisa berbuat sesuka hati." ucap Sean kasar setelah menampar Jasse.
"Kau jangan hanya menyalahkan aku. Aku berbuat begitu karena kau tidak pernah melayani ku." balas Jasse tak kalah kasar.
"Beraninya kau menyalahkan aku atas perbuatan keji yang kau lakukan." Sean mencekik leher Jasse sehingga membuat wanita itu susah bernafas.
"Mulai hari ini, aku melarang mu untuk keluar dari rumah ini. Mengerti !" bentak Sean di depan wajah Jasse yang sudah bersimbah air mata bercampur keringat.
Sean melepaskan cengkeraman tangannya dari leher istrinya setelah melihat Jasse sudah tidak bisa bernapas.
"Kau tenang saja. Aku sudah mendatangkan pria untuk melayani mu sampai kau puas." Sean mengusap tangannya dengan sapu tangan seolah-olah tangan itu baru saja terkena sesuatu yang menjijikkan.
Sean memang memandang jijik kepada Jasse setelah melihat foto-foto Jasse sedang melakukan hubungan intim dengan pria-pria bayarannya. Dan yang membuat Sean begitu marah karena foto itu di kirim oleh musuhnya untuk menjatuhkan Sean.
Jasse menatap nanar punggung Sean yang berjalan menuju pintu keluar. Beberapa saat kemudian pintu itu kembali terbuka. Jasse terkejut ketika melihat tiga orang pria berbadan besar masuk dan menatap lapar kearahnya.
"Si siapa kalian ?" Jasse mulai ketakutan saat ketiga pria itu semakin mendekat.
"Jangan takut nona. Kami akan mengajakmu bersenang-senang." jawab salah satu pria sambil tersenyum menyeringai.
"Jangan !" Jasse menjerit ketika tubuhnya di hempas di atas tempat tidur. Setelah itu, hanya terdengar rintihan pilu seperti sedang merasakan kesakitan yang terdengar dari suara wanita itu.