Menjebak Cinta Gus Tampan

Kimmy cepat sekali menempatkan diri di tempat barunya, baru beberapa waktu saja Kimmy sudah memiliki banyak teman di kampusnya, dan anehnya Kimmy selalu menjadi pusat perhatian di kampus itu.

Tidak ada yang mengetahui jika ia sudah memiliki suami, itu Karna tanda pengenal Kimmy waktu mendaftar kuliah di sana masih bersetatus lajang, begitu pula dengan media sosial wanita itu yang kerap kali hanya memosting hobinya atau sesekali potret asal, semenjak ia menikah Kimmy belum pernah lagi membuat konten apapun.

Hari ini Ridwan ada urusan keluar kota bersama Riza untuk mengecek sejauh mana pabrik baru yang ia buat, meskipun ia pergi menggunakan kendaraan udara tetap saja Ridwan harus menginap untuk menyelesaikan urusannya, untuk sejenak ia tunda dulu permasalahan antara ia dan istrinya.

Kimmy pulang sore hari, dengan kesal di karnakan kakaknya masih sibuk maka kakaknya akan mengirim uang yang Kimmy minta besok pagi.

"Apa Kak Sami dan kak Jason sekarang mulai bodoh, sekarangkan jaman modern mengirim uang itu bisa dari ponsel tidak sampai satu jam uang itu bisa di transfer melalui ponsel dasarnya saja mereka berubah jadi pelit." Kimmy terus menggerutu.

Untuk pertama kalinya Kimmy menyesali sudah membeli barang mewah, padahal sebelumnya ia membeli barang mewah seperti membeli cilok saja.

Umi datang menghampiri gadis itu yang baru saja keluar dari mobilnya.

"Mobilnya bagus Nak,!"

"Eh ada Umi, Ya Umi ini mobil baru Kimmy, nanti malam kita jalan-jalan ya ajak Mbak Risma sekalian."

"Ya sudah, lebih baik kita makan dulu sekarang. Umi membuat opor ayam kesukaan Kimmy, Ayo!"

Merekapun berjalan menuju ruang makan.

"Nak, suamimu sedang pergi keluar kota bersama Riza, ada pekerjaan penting yang juga mengharuskan dirinya kesana, mungkin ia akan menginap, katanya ia tidak sempat pamit padamu."

Mendadaj semua orang begitu menyebalkan dari mulai kedua kakaknya, sekarang malah suaminya, apa begitu sulit bagi pria itu mengabarinya dia hanya perlu menelpon beberapa detik untuk mengabari kepergiannya, atau mengetik pesan, beberapa kata tak akan menghabiskan waktu lama bukan, saking pria itu sedang marah karna urusan uang yang ia pergunakan untuk membeli mobil.

"Dasar perhitungan, padahal aku sudah bilang akan menggantinya, tapi ia malah pergi untuk menghindariku, marahnya benar-benar kekanakan, apa si Agus marah karna aku tidak jadi menggantinya hari ini?"

"Kau mengatakan sesuatu Nak?"

"Tidak Umi, tidak," Kimmy baru saja mengumpati suaminya di depan mertuanya sendiri, untung saja Umi tidak mendengar jelas.

.

.

Selepas Isya Kimmy dan Risma mengajak Umi untuk pergi jalan-jalan ke mal terdekat di kota itu, meskipun sangat alot meminta ijin pada Abi, tapi Kimmy yang keras kepala kembali membujuk Abinya agar mengijingkan mereka berbelanja.

"Dek, kau itu hebat bisa membujuk Abi, padahal biasanya Abi sangat sulit untuk di bujuk." Risma takjub dengan adik iparnya yang selalu penuh kejutan.

"Siapa dulu donk Kimmy di lawan, hari ini Kimmy mentraktir Umi dan Mbak untuk berbelanja sepuasnya, asalkan jangan lebih dari jam sepuluh oke."

Umi hanya tersenyum, meskipun hatinya merasa sedikit tidak enak karna untuk pertama kalinya ia pergi tanpa di dampingi sang suami.

.

Di belahan kota lain Ridwan tengah makan malam bersama Jason, kakak pertama istrinya ia, melakukan kerja sama sebagai pemasok karet bahan dasar untuk membuat ban mobil karna Jason memiliki perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Sudah lumayan lama Jason mengadakan kerja sama denga Ridwan yang sekarang sudah menjadi adik iparnya.

"Bro kau tahu? anak nakal itu memintaku uang senilai sembilan ratus juta, untuk apa? apa kau tidak memberinya uang? aku tidak tau kau semiskin itu?"

"Jas, kau mengenalku beberapa tahun ini, aku tak yakin jika kau percaya aku semiskin itu."

"Lalu kau kaya dan membiarkan istrimu meminta uang pada kakaknya begitu, jika kakak istrimu adalah orang lain sudah di pastikan ia akan nenghinamu."

"Hina saja, aku tidak akan jatuh hanya karna sebuah hinaan." Padahal dalam hati Ridwan menyembunyikan rasa malunya, apa-apaan istrinya itu padahal ia memberikan dua kartu, uang yang nilainya sangat besar tapi mengapa malah meminta pada Jason pikirnya.

"Sebelum sicantik kesayanganku itu meminta uang padaku, ia sudah lebih dulu meminta pada sami, tapi si curut itu sengaja tidak memberikannya untuk memberi cantikku pelajaran karna sudah memaksa sami membantumu menjebakmu. Aku tak bisa sekejam Sami aku mengatakan akan mengirimnya uang esok pagi"

"Jangan beri dia uang sepeserpun Jas, Kimmy sekarang tanggung jawabku, biarkan aku mendidiknya dengan caraku, yang pasti aku tidak akan membiarkannya kekurangan."

"Baiklah, aku percaya padamu Bro. Tapi jangan sampai kau tidak menafkahinya tidak layak. Atau aku akan mengambilnya kembali."

"Kau tenang saja, mengenai nafkah aku sudah memberikan nafkah lahir batin dengan sangat melimpah." Ridwan menyeringai penuh misteri Jadon tergelak mengetahui maksud seringai iparnya itu.

"Ingat beri dia alasan senatural mungkin, jangan berikan uang sepeserpun."

"Meskipun aku tidak memberinya uang aku yakin dia akan mendapatkan uang dengan caranya sendiri, aku sangat mengenal adikku dia sangat keras kepala Bro."

"Ya aku tau,"

"Oh Ya, Sami juga menitip pesan padaku jika dia ingin kau juga bisa memasok rempah kencur pada perusahaannya, Sami tak mau jika ia mencari suplayer baru untuk makanan produk barunya."

"Akan aku usahakan tapi aku tidak janji, mengingat kencur itu aku belum mencoba mengeringkannya dan mengolahnya dalam bentuk bubuk. memangnya makanan seperti apa lagi yang Sami buat.?"

"Kali ini dia membuat seblak instan, dan baso aci, makana itu sekarang sedang di gandrungi masyarakat semua kalangan, Sami bahkan berencana mengekspor makanan itu keluar negri mengingat banyak juga penduduk indo yang merantau di negri orang."

"Wah jiwa bisnis Sami sangat luat ya."

"Ia, tapi sayang ia masih betah membujang." Keduanyapun tertawa bersama.

"Lalu apa bedanya dengan dirimu?"

"Jelas beda, aku seorang duda hot, sedangkan dia masih bujangan."

"Astaghfirullah mengapa aku malah berghibah seperti ini," Ridwan menjadi sangat cerewet jika bersama Sami dan Jason, kedua kakak iparnya sangat nyaman di ajak berbicara meskipun keluarga itu punya misteri di masa lalu.

"Oh ya, aku ingin bertanya sesuatu sejak awal tapi masih belum ku tanyakan."

"Katakan, mumpung aku lagi senggang, jarang-jarang aku memiliki waktu senggang."

"Sebenarnya apa yang membuatmu menyetujui pernikahan ini, padahal kau tau jika ini jebakan Kimmy, bisa saja kau mengajukan banding atau Visum, tapi mengapa kau malah menyetujuinya tanpa mencari tahu alasannya? aku mengenalmu beberapa tahun terakhir dan kesimpulannya kau adalah orang yang sangat teliti, tidak mungkin terjebak begitu saja."