NovelToon NovelToon
Calon Suamiku Diambil Adikku

Calon Suamiku Diambil Adikku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti
Popularitas:6.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: MartiniKeni

Pengkhianatan yang di lakukan oleh adiknya sendiri, dan calon suaminya, membuat Jelita patah hati. Wanita itu menangis di bawah derasnya air hujan hingga dia pingsan.

Siapa sangka di saat dia pingsan, Jelita di selamatkan oleh seorang CEO muda yang tampan ,dan kaya raya. Laki-laki itu membawa Jelita ke rumahnya , dan mengizinkan Jelita tinggal di rumahnya untuk beberapa minggu. Namun laki-laki itu berhati dingin ,dan seorang gila kebersihan. Kuatkah Jelita tinggal di rumah laki-laki itu ?

Yuk kita ikuti kisah cinta Jelita ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rapat

Berkas yang di bawa Jelita lumayan berat, membuat sebelah tangan gadis itu seperti hendak patah.

Entah berkas-berkas apa saja yang ada di tangannya karena jumlahnya cukup banyak. Baru saja Jelita melangkahkan kakinya beberapa langkah, nafasnya sudah terengah-engah.

" Angga, tega sekali kau padaku. Sebagai seorang pria seharusnya kau tidak meninggalkanku . Seharusnya kau membantuku membawa berkas-berkas ini." Jelita mulai menggerutu karena kesal dengan Angga.

Dengan langkah tertatih, Jelita keluar dari ruangan itu. Wanita itu kebingungan mencari ruang rapatnya, karena tadi tidak sempat bertanya perihal ruang rapat pada Angga.

Jelita celingukan kesana kemari. Tumpukan berkas itu sungguh menyiksanya. Menyulitkannya untuk melihat kemana arah kakinya melangkah.

Dari arah berlawanan seorang pria berjalan dengan langkah tergesa-gesa tanpa melihat ke kanan dan ke kiri. Bahkan tidak menyadari Jelita yang sedang berjalan ke arahnya.

Bugh...

Tabrakan tak bisa lagi terhindarkan. Dalam seketika berkas- berkas di tangan Jelita langsung berhamburan ke lantai. Kertas - kertas itu berterbangan hingga mengenai kepala Jelita.

Jelita syok hingga beberapa saat melihat kertas yang berserakan membuatnya ingin marah. Namun tubuhnya masih membeku melihat kertas yang berterbangan hingga semuanya benar-benar jatuh ke lantai.

" Kau, kenapa menabrakku ? Lihatlah kertas-kertas ini sudah berceceran ? Siapa yang akan bertanggung jawab jika seperti ini ?" ujar Jelita dengan wajah geram, matanya sudah memerah bersiap melontarkan kata-kata kasar pada pria di depannya.

" Maaf , aku sangat terburu-buru. Aku harus segera tiba di ruangan rapat." Pria bertubuh tinggi itu berjongkok lalu memunguti kertas-kertas itu dengan sangat tergesa-gesa karena sudah tidak ada waktu lagi. Beberapa menit lagi rapat akan di laksanakan , dia tahu bagaimana kejamnya bos mereka jika sampai datang terlambat sedikit saja.

" Maaf kau bilang ? Kau pikir ini bisa di maafkan ? Apa kau tidak berpikir apa yang akan terjadi padaku ? " gerutu Jelita dengan emosi yang menggebu-gebu.

Jika kau ingin marah, kita lanjutkan nanti saja. Urusanku sangat mendesak sekarang." Pria itu berdiri lalu memberikan tumpukan kertas pada Jelita. Dengan langkah cepat, dia segera pergi meninggalkan Jelita yang masih terperangah tidak percaya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Di ruang rapat , Angga sudah duduk di kursinya. Sebentar lagi dia akan bersiap memimpin rapat. Namun sudah sepuluh menit tapi Jelita tak kunjung masuk ke ruangan rapat. Padahal semua berkas itu sangat di butuhkan. Dan ini pertama kalinya rapat mengalami penundaan meski hanya beberapa saat saja.

" Kemana perginya wanita itu ? Kenapa dia tak kunjung datang ?" Angga mulai gelisah, berulang kali berdiri lalu duduk kembali di kursinya.

" Pak, apakah rapatnya belum bisa di mulai ?" tanya salah seorang manajer mengingat waktu yang sudah semakin siang.

" Tunggu sebentar, aku masih menunggu berkasnya datang," kata Angga. Diliriknya Alex yang merupakan sekretaris sebelumnya. Saat ini Alex di angkat menjadi asisten pribadinya.

" Alex , lihat apa yang terjadi," perintah Angga dengan tegas.

" Baik ,Tuan ," sahut Alex lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan.

Angga mengetukkan jari telunjuknya di meja hingga menimbulkan bunyi berirama di ruang yang masih senyap. Tak ada yang berani bicara ataupun protes, meski semua orang yang di sana sudah menunggu seperempat jam.

" Apakah kita menunggu seseorang ? " tanya Jordan , salah satu pria yang menabrak Jelita.

" Aku meminta sekretaris baruku untuk membawa berkas tapi sampai sekarang tak kunjung tiba. Kupikir jaraknya tidak terlalu jauh dari ruanganku," terang Angga dengan nada datar. Biasanya dulu jika ada karyawannya telat datang dia pasti langsung memecat karyawan tersebut, tapi sekarang entah kenapa pria itu tidak bisa marah. Malahan pria itu terlihat sangat khawatir.

" Sebaiknya pecat saja dia," sahut Jordan.

Angga hanya melirik Jordan dengan tatapan mata tajam,dan tidak bersahabat. Hingga Jordan salah tingkah dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Di luar ruangan, Jelita masih memunguti berkas-berkas itu. Menatanya satu per satu karena sudah campur aduk antara laporan satu dengan laporan lainnya. Dia duduk di lantai sambil membaca satu persatu judul laporannya.

" Ini semua gara-gara pria itu. Awas saja kalau aku sampai di salahkan, aku pasti akan membuat perhitungan dengannya,"gerutu Jelita dengan bibir cemberut.

Dari kejauhan, Alex berlari-lari kecil menghampiri Jelita yang masih menata berkas itu separuh, sisanya masih acak-acakkan tidak tentu.

" Nona Jelita, apa yang terjadi ? Apakah anda tidak tahu kalau tuan dan yang lain sudah menunggu ? " ujar Alex ikut berjongkok di lantai dan membantu Jelita menata berkas-berkasnya.

" Diamlah , ini bukan salahku. Tadi ada seseorang yang menabrakku," kata Jelita . Kedatangan Alex di sana hanya semakin menambah rasa kesalnya.

Alex mengela nafas panjang sambil menatap istri bosnya itu. Sejujurnya kemarin dia begitu terkejut saat tahu kalau bosnya sudah menikah, dan itupun dia tahu dari Ibu bosanya sendiri.

" Kalau begitu biar aku yang membantu anda membawa berkasnya ," balas Alex. Tak sulit baginya menata ulang berkas itu karena dia sudah tahu semuanya.

" Baiklah, kau bawa ini." Jelita lantas menumpuk berkas-berkas hingga meninggi di tangan Alex, sedangkan di tangannya hanya ada beberapa helai saja.

Alex berjalan terlebih dahulu , karena Jelita sepertinya belum paham dengan ruangan yang ada di perusahaan itu.

" Nona, bisakah anda membuka pintunya ?" ujar Alex karena tangannya tidak bisa meraih ganggang pintu dengan benar. Dia khawatir berkasnya akan jatuh lagi. Sudah bisa di bayangkan bagaimana amarah Angga jika dia yang melakukannya.

Setelah pintu di buka , semua orang langsung memandang ke arah pintu yang baru saja terbuka lebar. Di antara mereka ada yang menautkan alisnya. Ada yang membeku di tempatnya. Ada pula yang memandang tidak suka , dan sebagian besar adalah para wanita.

Jelita salah tingkah , gugup karena semua orang di dalam ruangan itu menatapnya, termasuk Angga.

Jordan duduk gelisah, sedikit terkejut melihat kedatangan Jelita ke ruangan itu. Dia tidak menyangka kalau dirinya lah penyebab rapat di tunda. Jika wanita itu membuka suara maka gajihnya pasti terancam di potong. Itu sudah tidak bisa di tolerir lagi. Pria itu lantas menundukkan kepala untuk menyembunyikan wajahnya sebelum Jelita mengenalnya.

" Alex , segera bagikan berkasnya," perintah Angga sambil bangkit berdiri.

Alex menganggukkan kepalanya pelan lalu melakukan apa yang di perintahkan oleh bosnya.

Jelita masih membeku di tempatnya. Dia mengamati satu per satu orang yang ada di ruangan itu , hingga akhirnya dia melihat pria yang tadi menabraknya.

Para wanita yang ada di ruangan rapat mulai saling berbisik melihat jas yang di kenakan oleh Jelita. Para wanita itu tahunya kalau Jelita adalah istri bosnya. Hanya Jordan yang tidak tahu , karena dia ditempatkan di kantor yang lain

1
Heny
Senjata mkn tuan syukurin
Heny
Yg ada racun itu kembali pd nnk
Heny
Lanjut thor
Heny
Rasain mila emang enak
Heny
Tu kan bnr jelita anak kandung tio jelita anak sultan
Heny
Jng sm kan jelita dng diri mu mila
Heny
Siapa tio sebenar nya
Heny
Pernikahan jelita dan angga jng sampai ggl y thor
Heny
Angga the best
Heny
Bagus jelita pergilah cari kebahagiaan mu
Heny
Raka maunya di kibulin
Heny
Mrk bedua cck
Heny
Bearti jodoh nya jelita angga the best
Heny
Jodoh jelita angga atau raka
Heny
No comen thor jelita lemah gk tegas
Heny
Jng mau jelita km akan di jadikan pembantu
Heny
Jng pulang jelita pergilah cari kebahagiaan mu
Heny
Jelita pergi lah yg jauh
Heny
Jelita jng manut aja
Heny
Keluarga sendiri di bkn babu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!