NovelToon NovelToon
Rembulan

Rembulan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:66.5M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Dua putaran matahari ia lewati bersama laki laki yang sama dengan rasa yang berbeda

Cinta yang menggebu penuh dengan dambaan yang berakhir dengan kekecewaan kemudian mundur untuk memberikan ruang.

Cinta kedua yang dibelit oleh takdir karena kesalahpahaman namun berakhir untuk saling mengistimewakan menutup semua luka yang pernah ada.

Rembulan, berapa putaran bumi kau butuhkan untuk meyakinkan bahwa dia adalah laki-laki pilihan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Phubbing

Rembulan POV

“Gembuuuul…. Kakak nanyain kamu malem ini ngelembur gak?”

Pesan dari Afi sore itu masuk ke HP setelah aku sholat ashar. Hmm ada apa ini tiba-tiba saja menanyakan soal lembur atau tidak.

“Kenapa?” aku lagi males keluar energi lagi, gara-gara keselek tadi siang dan pertukaran air liur 'tidak langsung' membuat badanku lemas seperti terkontaminasi virus. Mudah-mudahan saja laki-laki tadi gak punya penyakit tidak berkata. Entah karena sugesti badan rasanya seperti meriang begini.

“Lahhh katanya tadi kamu pengen ketemuan?” pasti anak ini komplain sama kakaknya. Ah… ngapain juga sih si Afi pake cerita segala aku pengen ketemu dia.

“Aku mau pulang langsung kayanya, pengen tidur kemarin malam tidurnya cuman 4 jam.” malas rasanya bertemu hanya karena permintaan orang lain, kalau Kak Juno mau ketemu sama aku mestinya atas keinginan dia sendiri.

“Aku udah bilang lagi, kamu mau ketemu dia sekarang, mumpung aku dijemput sama si Nico, kamu dijemput sama Kaka… udah yaa fix...Bye” eh apaan lagi bikin janji gak pake kesepakatan dulu. Padahal aku udah titipin Batagor sama Baso Tahu sama Afi supaya bisa dimakan oleh semuanya.

Aku tidak membalas pesan dari Afi, kalau sekiranya benar Kak Juno akan menjemput seharusnya dia yang mengirim pesan langsung padaku bukan pada Afi. Ya sudahlah terserah dia, pengen tau beneran keinginan sendiri atau karena disuruh sama Afi.

Sampai jam menunjukkan 5.30 tidak ada pesan yang masuk dari Kak Juno. Artinya dia masih belum datang untuk menjemput. Akhirnya aku membereskan meja dan mengambil wudhu. Lebih baik sholat magrib lebih dulu supaya nanti sampai ke rumah, aku tinggal istirahat, hari ini terasa lebih melelahkan.

Aku menunggu sampai jam 6 lebih seperempat di mushola, tapi belum ada juga pesan dari Kak Juno. Akhirnya aku putuskan untuk mengirimkan pesan terlebih dahulu, bukan ingin dijemput tapi aku sudah ingin pulang, keringat terasa lengket sudah ingin segera dibilas dengan air dan berganti dengan daster. Daripada nanti merasa bersalah karena bersimpangan jalan lebih baik dipastikan saja.

“Kak… maaf tadi kata Afi Kakak mau jemput ke kantor? Aku mau pulang sekarang sudah lebih 30 menit menunggu. Kalau kakak masih sibuk aku pulang sendiri aja, gak apa-apa kok” akhirnya aku kirim pesan saja daripada capek menunggu.

Sepuluh menit kemudian baru ada balasan. :(

“Maaf aku kelupaan, barusan beresin design gambar. Tunggu aku, 20 menit lagi sampai, kita makan di luar yah” ohhh my god nungguin lagi 20 menit, ini mata kaya udah rapat kaya ada lemnya. Di luar hujan lagi, udah pengen nangis.

Akhirnya kuputuskan untuk keluar menunggu di depan lobby, ada beberapa orang yang juga berdiri menunggu hujan reda atau menunggu jemputan datang. Aku putuskan untuk menunggu di sisi kiri sambil duduk menyender ke tiang penyangga. Saat butuh bahu untuk bersandar, tiang gedung terasa sangat kokoh cukup untuk berbagi beban kepala.

Terdengar obrolan laki-laki dan perempuan di samping yang masih penuh dengan energi, hmmm masih ada sisa tenaga mereka padahal sudah jam pulang kantor… arghhhh ini apaaa… asap rokok… menyebalkan sudah hujan malah menghisap rokok lagi .. akhirnya aku melirik ke arah suara itu, huuuh…. Si penukar saliva ternyata yang merokok dengan anak-anak bagian office.. Pantesan penuh gairah ngobrolnya… anak-anak cewek office terkenal dengan baju fit body dan rok di atas lutut. Gak ada tuntutan selain ngurusin administrasi membuat mereka lebih bebas berekspresi dengan dandanan maksimal yang mengundang pandangan penuh hasrat.

Untunglah mobil online menjemput suara-suara berisik itu, rupanya mereka menunggu jemputan sambil saling menggoda.. Ewww… mudah-mudahan air mineral tadi tidak mengandung penyakit menular. Membayangkannya saja membuat otakku jadi tambah pusing.

“Gimana sudah mulai terasa gak badannya meriang” suara itu terdengar dekat, kubuka mata ternyata si penukar saliva. Males banget nanggepinnya, aku kembali menutupkan mata, daripada emosi yang gak perlu lebih baik diam aja… ka bau bau sungut kalau kata si Bapak.

“Hmmm kayaknya udah mulai menginfeksi… kamu udah keliatan lemas… sorry aku pikir gak masalah kalau kamu terinfeksi daripada kamu mati karena kehabisan nafas” aku langsung membuka mata… ini beneran emang. Aku langsung melotot melihatnya, kurang ajar kalau beneran dia punya penyakit. Seumur hidupku aku tidak pernah minum air bekas laki-laki lain kecuali bekas Bapak atau Benny.

“Hahahahahha langsung sadar….. Ahahahahha” mahluk penukar saliva itu terlihat sangat puas melihat mukaku yang kaget. Kurang ajar … pasti berbohong.

“Ahahaha jangan khawatir aku gak punya penyakit ABC tapi itu air mengandung HIW…” aku langsung melotot apaan itu… temannya HIV … My God … takdir buruk apa yang sudah mendekati aku.

“HIW…. High Infused Water…. Hahahahha itu air rendaman apple ..hahahhahaha” dia masih saja tertawa. Mahluk kaya gini mesti dikasih pelajaran kalau gak bakalan terus mengganggu kehidupan... Tapi kalau kita marah malah bikin dia merasa menang, jadi musti cool.

“Owhh… infused water… makasih airnya… walaupun terasa bau tapi bisa menyelamatkan.. Lain kali kalau bikin infused water pakai apple yang masih segar… ehhh atau apelnya sih segar tapi yang pertama minum  gak pernah gosok gigi jadi agak busuk airnya… coba cek karang gigi…. Kali aja udah bisa disumbangin jadi karang laut” dari kejauhan kulihat mobil Kak Juno…

“Whahahahahha…. Cerdas… Kamu tahu gak kalau karang gigi aku itu paling disukai sama Bintangnya  Laut kaya kamu...hahahhahahah” najiiissss… ini orang udah dihina masih bisa-bisa nya ngegombal.

Pasti Playboy cap Gajah Duduk yang punya kemampuan kaya dia, aku langsung menggelengkan kepala dan meninggalkannya. Dia masih tertawa dan senyam senyum saat aku tinggalkan dan berjalan ke arah mobil Kak Juno, sudah 30 menit menunggu laki-laki yang asin ini, sampai harus terjebak sama laki-laki penukar saliva.

“Maaf menunggu lama, hujan jadi agak macet” cuma itu ucapan Kak Juno saat aku masuk ke dalam mobilnya, aku cuma mengangguk tanpa menjawab apapun. Semangat yang masih tersisa sudah menguap saat laki-laki penukar saliva itu menggangguku. Saat mobil melewatinya, dengan pedenya dia melambaikan tangan dengan penuh kehangatan seakan-akan teman akrab…. Ewwww….

“Siapa dia? Teman satu divisi? Keliatannya akrab sampai tertawa-tawa” Hmmm tumben kepo, biasanya jarang menanyakan teman sekantor.

“Ga…” kalau disebut gak kenal pasti terdengar aneh, masa gak kenal terlihat akrab tertawa-tawa. Lebih tepatnya dia yang tertawa karena aku yang menjadi bahan tertawaan.

“Euhh.. beda divisi… tapi masih satu kantor” jawabku malas.

“Oh….” ok jawaban sudah cukup memuaskan dia.

“Kita makan dulu sebelum pulang” itu adalah kalimat pernyataan bukan pertanyaan, terus terang aku sudah tidak ingin mengunyah apapun. Hanya ingin memenuhi kebutuhan bulu mata untuk saling melepas kerinduan antara satu dengan yang lainnya.

Kak Juno masuk ke jalan yang kecil di Jakarta Selatan, aku mengenali jalan ini ada Restoran yang terkenal karena makanan tradisional Indonesia. Kalau rapat dengan klien beberapa kali memilih restoran ini karena tidak terlalu crowded.

Ia turun tanpa menungguku dan berjalan mendahului, melirik sebentar dan menghidupkan alarm mobil. Aku sudah tahu dari Afi kalau kakaknya bukan tipe yang romantis membukakan pintu untuk perempuan dan menggandengnya.

Ia langsung duduk dan memilih tempat agak di pinggir, memilih menu dan kemudian menunggu.

“Bapak sehat?” akhirnya dia membuka komunikasi setelah kami berdiam beberapa saat.

“Alhamdulillah, salam dari Bapak buat Kak Juno dan Mama” ucapku. Ia hanya mengangguk.

“Kak Juno lagi banyak project yah, keliatannya sibuk banget?” tanyaku berbasa basi setelah terdiam beberapa lama. Dia terlihat menahan senyum.

“Kenapa tidak memanggil dengan panggilan Akang lagi?” tanyanya dengan tersenyum seperti sinis. Hmmm tadi katanya tidak suka.

“Tadi kata Kakak terdengar seperti kampungan, aku gak mau kalau Kak Juno gak nyaman” jawabku, dia kembali tersenyum.

“Kalau kamu suka kenapa tidak mencoba bertahan, jangan gampang menyerah hanya karena orang bilang itu tidak pantas atau jelek. Nilai setiap orang kan beda-beda” jelasnya. Jadi maunya apa atuh… suka atau tidak, kalau gak masalah kenapa tadi bilang gak suka… aneh pikirku. Akhirnya aku diam, mencoba mencerna, ternyata berbicara sebagai pasangan lebih sulit daripada hanya sekedar kakaknya teman.

Makanan yang datang memecahkan keheningan. Akhirnya kami berdua makan tanpa berbicara lagi. Sedari tadi aku memang sudah tidak ingin berbicara, toh dia sibuk dengan handphonenya. Sambil berbicarapun tangannya tidak terlepas dari hape dan pandangannya selalu melihat ke benda multi tasking itu.

Phubbing.. Itu adalah aktivitas yang dilakukannya sekarang, sambil makan dia terus berselancar dengan hapenya. Makan yang seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu lima belas menit, sekarang sudah hampir tiga puluh menit ia masih belum menyelesaikan makannya. Biasanya dengan Afi aku yang selalu paling terakhir menghabiskan makanan tapi ternyata dengan kakaknya aku bisa menghabiskan makanan terlebih dahulu.

Mataku semakin tidak kompromi, rasa kantuk menyerang amat sangat tapi Kak Juno tidak ada tanda-tanda untuk menyelesaikan makannya, ia masih asyik dengan handphonenya. Terkadang tersenyum dan terkadang serius.

“Kak masih lama makannya, aku udah cape” dia tampaknya tidak terlalu memperhatikan ucapanku.

“Kak… kalau masih lama, aku pulang duluan yah… udah pengen tidur banget” kataku

“Hmmm hehehe iya-iya” jawabnya sambil tersenyum melihat handphonenya, menyebalkan sekali.

“Kakak semakin sini semakin terlihat menyebalkan tidak menyenangkan untuk diajak bicara” ucapku...aku ingin tahu apakah dia sadar ucapanku

“Ya… ok sebentar lagi aku habisin makanku” jawabnya sambil menyuap nasi dalam jumlah besar ke mulutnya. Dia rupanya tidak mencerna kata-kata yang barusan tapi malah ucapanku yang sebelumnya yang masuk ke otaknya.

“.. lebih baik berbicara dengan penukar saliva, masih melihat aku manusia” ucapku

“Gimana?” tiba-tiba dia tersenyum melihatku.. Sebagian informasi masuk tapi tidak dicerna juga.

“Aku mau ke toilet trus langsung pulang duluan aja… kakak habiskan makannya” ucapku sambil merapihkan bekas makanku.

“Ya… “ jawabnya sambil menyuapkan sup. Dia memesan dua menu malam ini, rupanya tadi siang dia tidak makan, sampai dirapel seperti ini.

Phubbing menjadi salah satu kendala dalam hubungan manusia saat ini, aku tidak pernah menyangka akan mengalaminya sekarang. Dia lebih suka berinteraksi dengan handphone daripada memandang aku dan mendengar ucapanku… Ya sudah makan saja dengan handphonemu. Setelah dari toilet aku keluar dari restaurant dan memesan mobil online.

Waktu terasa terlalu berharga untuk dihabiskan dengan manusia phubbing.

1
Dini Fitriani
saya suka....saya suka 😀
bunda DF 💞
udah baca bwt yg kesekian kalinya. tteteh ditunggu bgt karya berikutnya. aku sampe bolak balik buka profilnya,, semog segera diberikan keleluasaan waktu bwt nulis lg ya teeh
Mak sulis
pas membaca ulang sambil memutar lagunya new light..duhhh sesuatu banget..serasa ada di ballroom ikut di acara Mbul-Junaedi 😍♥️😍💃🏼🕺🏼🎤🎸🎺🎷🎹🎻
Ida Haedar
weih c ingge tersungging menganggap bulan ikut campur urusan rmh tangga dia, dianya sendiri sok te-u belagu bak pahlawan kesiangan nyecer bulan ga bs ngedukung suami cuma gegara juni ngembaliin mobil yg dibeli nyicil krn bulan ga mau urusan dgn bunga bank. apa namanya kalau dia sendiri ikut campur rmh tangga juno dan bulan.
Laila Umroh
Luar biasa
dyul
🤣🤣🤣🤣🤣
Ayaa
ahhh thorrrr lanjutin cerita hasna reza dan ameera angga, KANGENN BANGETTTTTTT😩😍
dyul
mbul... ilmu banget itu....
dyul
Ternyata.... si angga jodoh nya ameraa, 🤣🤣🤣
ᴷᴮ⃝🍓𝓓ͥ𝓪ͫ𝓷ͦ𝓲ͤ𝓪ͭᵇᵃˢᵉՇͫɧͧeᷡeͤՐͤՏꙷ
Juned udah gak tahan pingin eheeeem 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
dyul
papi... kudisan.... si tukang marah....lakinya hasna 🤣🤣🤣🤣
dyul
mbul..... 🤣🤣🤣🤣
dyul
🤣🤣🤣🤣
dyul
shrook..... antara sedih sm lucu
dyul
duh😭😭😭😭
dyul
alah maneh beny gangguin org belah duren🤣🤣🤣🤣
larasati
Luar biasa
dyul
🤣🤣🤣🤣
dyul
😭😭😭😭
Cucu Supriatin
ntah yg ke berapa x ny baca ulang

..GK bosen2...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!