SEQUEL LENTERA DON GABRIEL EMERSON
Meskipun menikah atas dasar perjodohan, Zeda Humaira Emerson dan Arsyad Ibrahim menjalani pernikahan dengan cinta yang tulus.
Arsyad adalah seorang pria yang sholeh, pintar, dermawan, pendiri sekolah TK gratis, dan tentu Arsyad juga sangat tampan, tidak ada alasan bagi Aira untuk menolak perjodohan itu.
Cintanya pada Arsyad tumbuh semakin besar saat Arsyad tak mempermasalahkan Aira yang tak kunjung hamil setelah 5 tahun pernikahan mereka berjalan.
Namun, Aira tertampar sebuah kenyataan pahit saat ia menemukan fakta, bahwa sang suami telah menikah lagi dengan salah satu guru TK-nya, bahkan istri kedua suaminya itu kini tengah mengandung.
Sementara Arsyad, ia sangat mencintai Aira lebih dari apapun, Aira adalah wanita muslimah yang begitu taat pada agama, orang tua, dan suami. Namun, ia terpaksa menduakan Aira karena sebuah alasan yang tak bisa ia tolak.
Apakah karena Aira yang tak kunjung hamil?
Atau ada alasan yang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mc Zeda Humaira #31 - Cinta Yang Egois
"Aku tahu, kamu tidak akan sanggup memilih, tidak akan bisa memilih, sampai kapanpun. Karena itulah, aku yang akan memilih, kembalikan aku pada orang tuaku! Lepaskan aku! Tinggalkan aku!"
Mendengar permintaan Aira yang seperti ini membuat hati Arsyad hancur berkeping-keping, ia seperti kehilangan pijakan dan kekuatannya.
Arsyad menatap Aira dengan sendu dan menggeleng tegas. Ia kembali menggenggam tangan Aira dengan erat dan mengecupnya berkali-kali.
"Jangan bicara seperti itu, Sayang. Aku mohon...." lirih Arsyad memelas.
"Maafin aku," ucap Aira, ia menatap mata Arsyad dan tanpa di sangka ia justru juga mengecup tangan suaminya itu, bahkan tangan Arsyad sampai basah karena air mata Aira, seolah Aira memberi tahu ini juga berat baginya, "Tapi aku nggak bisa lagi bersama kamu, kamu susah tahu bahwa aku belum siap berbagi, tapi jika aku bertahan, maka aku harus berbagi dengan wanita lain. Jika pun itu surga, tapi bukan surga seperti itu yang aku impikan, Arsyad. Sehingga aku memilih mundur. "
"Aira, Sayang. Kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya," lirih Arsyad yang kini mulai menitikan air matanya.
"Kalau saja ini hanya tentang aku dan Anggun, aku pasti dengan percaya diri akan memintamu memilih," ujar Aira dan kembali ia menyeka air matanya. "Tapi masalahnya ini tentang aku dan ibumu." lanjutnya sembari melirik Ummi Ridha yang hanya diam membisu.
"Kamu nggak bisa memutuskan perceraian secepat ini, Aira. Aku mohon, jangan gegabah mengambil keputusan, Sayang. Aku butuh kamu, Via butuh kita. Aku mohon, Aira." Arsyad begitu memelas dan keinginannya untuk bersama Aira terlihat begitu kelas di matanya.
"Arsyad benar, Aira," sambung Ummi Ridha. "Fikirkan sekali lagi, apa kamu mau mengakhiri pernikahanmu yang sudah berjalan selama tahun itu dalam waktu sekejap?" Aira tersenyum kecut mendengar ucapan sang ibu. Ia sudah membuka mulut untuk berbicara namun Micheal mendahuluinya.
"Berapa lama Tante akan bertahan dalam sebuah pernikahan jika Tante tahu suami Tante sudah menikah secara diam-diam, istri keduanya hamil, sedangkan ibu mertuanya tidak menghargai keberadaan Tante sedikitpun hanya karena Dokter mendiagnosa Tante nggak bisa hamil. Kemudian ibu mertuamu datang, memintamu memilih, menerima madu Tante atau kehilangan suami. Apa Tante masih percaya diri dan kuat bertahan dalam pernikahan sepertinya itu?" Tanya Micheal dingin yang tentu saja tidak bisa di jawab oleh Ummi Ridha.
"Itu yang di rasakan adikku," desis Micheal. "Tante benar, pernikahan mereka sudah berjalan selama 5 tahun. Karena itulah tidak mengejutkan jika Aira mengambil keputusan bercerai karena apa yang sudah kalian lakukan, sementara selama 5 tahun ini Aira memberikan yang terbaik dari cinta dan pengabdiannya untuk kalian!"
" Aira, aku nggak mau kehilanganmu," rintih Arsyad pilu.
"Maafkan aku," ucap Aira sebelum akhirnya ia berlari masuk ke kamarnya. Arsyad hendak mencegahnya namun Micheal segera menghalanginya.
"Pulanglah dan tunggu surat cerai dari Aira untukmu!"
...***...
"Aku nggak nyangka, bagaimana bisa Ummi memberikan pilihan seperti itu pada Aira," geram Arsyad sambil melempar kunci mobilnya penuh emosi.
"Kalau kamu nggak ada niatan menceraikan Anggun, Ummi nggak akan memberikan pilihan seperti itu pada Aira!" kilah Ummi Ridha membela diri.
Arsyad menatap ibunya itu dengan nanar. "Apa sebegitu sempurnanya Anggun di matamu, Ummi?" Tanya Arsyad dingin.
"Dia wanita yang sangat pantas untuk kamu, Arsyad!"
"Tapi bagiku hanya Aira yang pantas untukku."
"Kalau begitu silakan ceriakan Anggun dan pertahankan Aira, dan anggap saja ibumu ini sudah mati!"