NovelToon NovelToon
Ku Buat Kau Menyesal, Mas!

Ku Buat Kau Menyesal, Mas!

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:203.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Aluna Haryanti Wijaya, gadis lembut yang menikah demi menjaga kehormatan keluarga. Pernikahannya dengan Barra Pramudya, CEO muda pewaris keluarga besar, tampak sempurna di mata semua orang. Namun di balik janji suci itu, Aluna hanya merasakan dingin, sepi, dan luka. Sejak awal, hati Barra bukan miliknya. Cinta pria itu telah lebih dulu tertambat pada Miska adik tirinya sendiri. Gadis berwajah polos namun berhati licik, yang sejak kecil selalu ingin merebut apa pun yang dimiliki Aluna.

Setahun pernikahan, Aluna hanya menerima tatapan kosong dari suaminya. Hingga saat Miska kembali dari luar negeri, segalanya runtuh. Aluna akhirnya tahu kebenaran yang menghancurkan, cintanya hanyalah bayangan dari cinta Barra kepada Miska.

Akankah, Aluna bertahan demi cintanya. Atau pergi meninggalkan Barra demi melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Dua bulan telah berlalu.

Derit pintu besi bergaung di dalam ruang kunjungan lapas. Aroma besi berkarat bercampur dengan bau apek ruangan yang pengap. Aluna melangkah masuk dengan langkah anggun, senyum tipis terukir di bibirnya. Di balik kaca pemisah, Miska dan Tuti sudah menunggu.

Miska menatapnya dengan mata merah penuh amarah. Rambutnya acak-acakan, wajahnya pucat dengan lebam samar di pipi. Penampilan yang dulu selalu ia banggakan kini tinggal sisa-sisa.

“Kau puas sekarang, Aluna?!” teriaknya histeris, tangannya mengepal menghantam meja. “Kau bikin aku hidup seperti di neraka! Aku benci kau!”

Aluna hanya tersenyum, menunduk sedikit seolah mengejek. “Bukankah dulu kau bilang aku tidak akan pernah bisa berdiri? Lihat sekarang, siapa yang terpuruk dan siapa yang menang?” suaranya tenang namun penuh racun.

Tuti, yang duduk di samping putrinya, mencoba menahan Miska. Wajahnya penuh air mata, tubuhnya tampak lebih kurus dari terakhir kali. “Aluna … kumohon … lepaskan kami. Cukup sudah, kau sudah menang. Jangan terus menyiksa kami begini…” suaranya lirih, nyaris seperti rintihan.

Namun tatapan Aluna tetap dingin. “Menang? Ini bukan tentang menang atau kalah, Tuti. Ini … karma! Kalian berdua menghancurkan hidupku, merebut yang paling kucintai. Kau pikir aku bisa melupakan begitu saja?” Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, menatap tajam ke mata Tuti. “Kau harus merasakan sedikit saja dari penderitaan yang ibuku alami sebelum mati.”

Miska menjerit lagi, menggebrak meja hingga hampir jatuh. “Aku tidak akan pernah kalah darimu, Aluna! Ingat itu!” teriaknya, suaranya serak. Namun ucapannya hanya terdengar seperti ratapan putus asa.

Aluna berdiri, merapikan tas di lengannya. “Kau sudah kalah sejak lama, Miska. Dan sekarang … aku bahkan tidak peduli lagi.” Ia menatap Tuti untuk terakhir kalinya. “Nikmati hari-hari kalian di sini ... itu hadiahku.”

Tanpa menoleh lagi, Aluna melangkah keluar. Jeritan Tuti yang memohon dan teriakan Miska yang marah menggema di belakang, namun Aluna tak sedikit pun goyah.

Begitu pintu besi kembali berderit menutup, udara luar menyambutnya. Di sana, Taka sudah berdiri bersandar pada mobil hitamnya. Sepasang kacamata hitam bertengger di wajah tampannya, asap rokok mengepul dari bibirnya, menciptakan aura maskulin yang begitu memabukkan.

Tatapan pria itu langsung jatuh pada Aluna. Mata tajamnya seketika melunak, menyimpan kasih sayang yang tak bisa disembunyikan. “Selesai?” tanyanya pelan, suaranya berat dan dalam.

Aluna mengangguk, jantungnya berdebar kencang. Senyum tipis muncul tanpa bisa ia tahan. Taka mengulurkan tangannya, dan Aluna menyambutnya. Saat jemari mereka bertaut, Aluna merasakan ketenangan yang hanya bisa ia temukan dalam genggaman pria itu.

Dalam hati, ia tahu Taka adalah satu-satunya kekuatan yang membuatnya tetap berdiri. Dan setiap kali ia melihat suaminya dengan kharisma yang tak tertandingi itu, Aluna selalu sadar ia tak terkalahkan, karena Taka ada di sisinya.

Aluna baru saja menutup pintu mobil, masih ada bayangan jeritan Miska dan tangisan Tuti di benaknya. Namun begitu aroma maskulin khas Taka memenuhi kabin, semua itu seolah lenyap. Mobil melaju pelan meninggalkan lapas, sementara di dalam, hanya ada mereka berdua dunia terasa mengecil, menyisakan ruang sempit yang penuh dengan ketegangan dan cinta.

Taka membuang puntung rokok lewat kaca jendela, lalu memutar tubuhnya sedikit ke arah Aluna. Kacamata hitam dia lepaskan, mata tajamnya menatap lurus pada wajah istrinya. Jemari kasar itu terulur, menyentuh dagu Aluna yang masih sedikit bergetar, mengangkatnya perlahan.

“Kau baik-baik saja?” suaranya dalam, nyaris seperti bisikan.

Aluna mengangguk, tapi suaranya serak. “Aku baik- baik saja … karena kamu ada di sini.”

Tatapan Taka semakin dalam, seolah hendak menelanjangi isi hati Aluna. Perlahan ia mencondongkan tubuh, menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah istrinya. Bibirnya menyentuh sudut bibir Aluna yang sempat terluka dua bulan lalu, bekas luka yang masih samar terlihat. Ciuman lembut itu membuat Aluna terpejam, hatinya bergetar hebat.

“Tiap kali aku melihat bekas ini,” Taka berbisik di sela kecupan, “aku makin ingin memastikan tak ada seorang pun yang bisa menyakitimu lagi.”

Aluna menahan napas, air matanya menitik tanpa bisa dicegah. Ia balas menggenggam kerah jas Taka, menarik pria itu lebih dekat. Bibir mereka bertemu, kali ini bukan sekadar ciuman singkat, melainkan pertemuan yang sarat dengan rasa haus dan penegasan kepemilikan.

Mobil berguncang sedikit ketika Taka menginjak rem di pinggir jalan sepi. Tanpa peduli aturan, ia memutuskan berhenti hanya untuk memberi ruang pada dirinya dan Aluna. Tangannya merangkul pinggang istrinya, menarik tubuh mungil itu ke arahnya.

Aluna tenggelam dalam dekapannya, mencium aroma nikotin dan maskulinitas yang khas dari pria itu. Di antara kecupan yang semakin dalam, ia berbisik dengan suara patah-patah, “Taka … aku takut kalau suatu hari semua ini hilang.”

Taka menempelkan dahinya pada dahi Aluna, matanya memejam erat. “Tidak akan! Selama aku hidup, kau milikku, Luna. Kau … dan Raka. Tidak ada yang bisa merebut kalian dariku.”

Senyum samar muncul di bibir Aluna meski air matanya masih menetes. Ia percaya, percaya sepenuhnya pada Taka. Dan di detik itu, di dalam mobil yang berembun oleh napas mereka, Aluna merasakan cinta yang begitu nyata.

1
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Lina Suwanti
Barra selain ga tau diri jg egois tdk memikirkan perasaan Aluna,,menganggap Aluna seperti barang yg bisa di buang saat tdk suka n di minta kembali saat di inginkan
Arin
😭😭😭😭😭
Lina Suwanti
lah ternyata kuat jg tuan Taka selama 6 thn tdk menyentuh Aluna.....jd ulang tahun Kakek Haryanto jd MP tuan Taka n Aluna
Lina Suwanti
aduuuh.....ini Barra n Miska ga ada kapoknya ganggu Aluna,,klo dulu mungkin Aluna ga akan ada yg bela tp skrg Aluna punya tuan Taka yg pastinya sdh mengirim orang untuk mengawasi n menjaga Aluna jg Raka
Lina Suwanti
wanita masa kecil yg salah sasaran,,bodoh
Lina Suwanti
begitu lht anaknya dah bsr lsg aja mau di akui,,sebelum jd janin bilang ga mau punya anak dr Aluna......malu woiii jilat ludah sendiri
Hua Hua
kenta?? asistenya namanya beneran kenta???,, tapi bukan kenta yg itu kan?? 🤣🤣🤣
Aisyah Alfatih: Kenta yang mana Kak ayo spill 🙈😂
total 1 replies
Mira Astria
bagus alur ceritanya min..penuh dngan bombay/Cry//Cry/ dan emosi yg menggebu/Proud//Smile//Smile/
Aisyah Alfatih: Makasih kakak💕 lnjut novel baru kak💕
total 1 replies
mie_moet
makan itu rencana busuk yg halu Barra.....
penyesalan memang dtang belakangan kalau didepan namanya pendaftaran🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Aluna,dan Raka, sdh bahagia,kamu jngn skali2 mengharapkan mereka lgi utk kembali padamu,karna ada Taka yng sdh memberi mereka ksh syng,perlindungan,dan kebahagiaan,,,,jdi andaikata kamu memaksa pun blum tentu mereka akan bahagia hidup dngnmu,orng yng sdh memberikan luka dan kecewa,ingat Bara,,,ibarat kaca yng sdh pecah,dilem skalipun retakan itu akan terlihat selamanya.
Kamu sdh sadar kesalahanmu,maka kamu jga berhak bahagia Bara, bkn dngn Aluna tapi dngn orng lain,,,,
sweetpurple
wow
budak jambi
cih sok perduli km bara..urusi t Miska anjing mu..
budak jambi
tgg aja azab kau Miska anjing dan bara binatg demi manusia busuk Miska kau buang malaikat seperti aluna.memg binatang iblis kau Miska dan bara
Mimik Pribadi
Menurutku itu permintaan konyol,,,Barra membuang Aluna,lalu Taka mengambilnya,memberinya kehormatan,perlindungan jga ksh syang,lalu skrng dngn tidak tau malunya Barra meminta kembali Aluna,,,,sama saja diksh hati mlh minta jantung si Barra,jngn smpe saja Taka mengabulkan permintaan itu demi janjinya sebagai laki2 sejati yng berkata "mau mengabulkan permintaan apapun',,,😏
Dan andaikata Aluna menerima permintaan Taka supaya dia kembali lgi sm Barra ,"Yaaa,,,Terrlaaaluuu!!,,,,kasian Taka donk!! 😭😭
Mimik Pribadi
Jngn smpe cinta Taka meragu gegara mereka bicara berdua ky gitu
Mimik Pribadi
Dlu Aluna ditolak,tidak dianggap,tidak mendptkan stts selayaknya seorng istri,dan dicampakkan,lalu didpn matanya Barra lbih meratukan adik tirinya dan itu sengaja.

Skrng stlh 6thn mantan istrinya di Ratukan oleh Taka,dan anaknya sendiri tidak memanggil dia Ayahnya,dan lbih menganggap Taka Ayahnya,,,,,,puas apa puas readers??? Puas bngt laaahh 🤗🤗🤗
Mimik Pribadi
Taka 6thn dngn sabar nunggu Aluna menyerahkan diri,dia memberi perlindungan,kasih sayang jga kehormatan buat Aluna,dia pantas diksh apresiasi y Lun,,,akhirnya kamu luluh jga 😍
Angga Gati
🥰🥰🥰🥰👍👍👍👍
Aether
bacot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!