Aisyah seorang gadis lembut nan ramah, dihadapkan pada kenyataan harus menikah di umur yang sangat muda. Ia terpaksa menerima lamaran dari seorang pemuda yang katanya, hanya dialah seorang pemuda yang bisa menerima dirinya apa adanya.
Padahal kenyataannya berbanding terbalik seperti yang dikatakan oleh pemuda itu.
Aisyah terlahir dari seorang wanita yang mengalami gangguan jiwa. Ia dilahirkan oleh seorang ibu yang penyakitnya tiba tiba saja kambuh, jika ada orang yang menyebutnya sebagai wanita pembawa sial.
Aisyah mengalami ketidak Adilan ketika ia masih kecil sampai ia tumbuh remaja. Belum kering luka lama yang digoreskan karena ia terlahir dari seorang wanita gangguan jiwa, kini ia dihadapkan pada kenyataan, jika dirinya harus menyandang status janda diumurnya yang masih sangat muda.
Pernikahan nya harus kandas tepat dua hari pernikahan nya.
Inilah kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Reza
Setelah suara adzan subuh berkumandang, seluruh keluarga Bagun. Termasuk Fatih. Ia berlalu mengambil wudhu bertepatan dengan Rani juga baru keluar mengambil wudhu.
Sejenak ia terpaku melihat seseorang disana. Di belakang Fatih juga ada Reza yang kini juga sedang menatapnya.
Reza tersenyum dibalas senyum oleh Rani. Sedangkan Fatih menyangka jika Rani sedang tersenyum padanya.
Saat ingin melewati Fatih, Rani melihat sekilas dan berlalu. Itu pun tak luput dari perhatian Reza.
Setelah semua berkumpul termasuk seluruh pembantu, Fatih mengumandangkan iqomat pertanda sholat akan segera dimulai.
Mereka memulai sholat itu yang di Imami oleh Reza. Rani mengenal suara siapa itu karena tadi saat tahajud Rani pun di Imami olehnya.
Setelah selesai sholat, Rani menuju kamar Bude alias mama mertua nya. Saat Rani ingin membuka pintu itu, Telinga Rani mendengar sayup-sayup suara orang berbicara.
Entah apa Rani pun tak tau. Lama Rani berdiri disana hingga Rani tidak sengaja melihat Reza yang juga sedang melihat nya.
Reza sudah rapi dengan pakaian casualnya. Dengan sebuah koper mini, ia mendekati Rani.
Sesampainya disana, ia ingin berbicara. Malang nasibnya, malah mendengar suara erotis dari balik kamar kedua orang tuanya.
''Eugh.. Pa.. ah!''
Rani dan Reza saling pandang. Mereka jadi salah tingkah. Rani dengan wajah merona nya sedang Reza dengan jakunnya naik turun.
Berulang kali mereka membuang nafasnya. Reza yang sudah tidak tahan, akhirnya buka suara.
''Dek.. masuk gih! jangan dulu di ganggu Mama dan Papa! Mereka sedang melakukan ritual pagi mereka, ehm!'' Reza berdehem untuk mengurangi rasa gugup pada dirinya.
Sedangkan Rani wajahnya merona. Ia malu mendengar suara itu, bahkan ia mendengar berdua dengan Reza.
''Ba-baik Bang.. aku masuk dulu ya ..'' ujarnya sembari berlalu meninggalkan Reza disana.
Namun naas, saat melewati Reza hijab Rani tersangkut di kancing baju Reza. Karena Rani jalan menunduk, jadi ia tak tau jika hijabnya tersangkut.
''Aduh!''
''Allahu Akbar! hati-hati Sayang!'' ucap Reza sedikit keras.
Sadar akan ucapan nya, Reza berdehem.
''Hati-hati Dek .. jalan jangan menunduk! tunggu dulu, Abang coba lepaskan hijab mu yang tersangkut di kancing baju Abang. Ayo.. mundur dulu biar mudah Abang ngelepas nya.'' imbuh Reza dengan menarik lembut tangan Rani agar mendekat padanya.
Jarak Rani dan Reza hanya dua jengkal saja. Sangat intim bagi yang melihat nya. Seseorang di balik pilar sana mengepalkan tangannya.
''Aku harus memiliki Rani seutuhnya malam ini! jika tidak, adik tidak tahu di untung itu akan merebut Rani dariku!'' ucapnya geram, ia mengepalkan kedua tangannya, ia sangat kesal pada adiknya itu.
''Cih! sungguh pintar kau Reza! Membuat sesuatu itu seakan-akan murni karena kejadian alam! Padahal itu karena ulah mu! Awas kau Reza!!'' geramnya lagi.
Saking geram nya, giginya terdengar menggelutuk. Sedangkan Airin melihat pemandangan itu terkejut.
''Mengapa aku merasa jika Abang ada sesuatu ya dengan Kak Ai? Wajahnya begitu berseri saat melihat Kak Ai tersenyum malu-malu. Sedangkan kak Ai, ia seperti orang yang jatuh cinta saja! Kenapa aku melihat mereka berdua begitu serasi ya jika berdiri berdua seperti itu?? Berbeda jika dengan bang Fatih! Ada apa ini sebenarnya?? Adakah yang terlewati hingga aku tidak mengetahui nya??'' gumam Airin masih dengan menatap dua sejoli disana yang sedang terkekeh tanpa sadar.
Setelah selesai dengan drama kaitan hijab yang nyangkut di baju Reza. Kini saatnya ia akan pergi.
Ia tersenyum pada Rani, demikian juga Rani. Ia merasa berat melepas Reza. Entah mengapa, dirinya begitu nyaman saat berdua dengan Reza.
''Abang pergi ya Say- ehm.. Dek.. jaga diri baik-baik! jika terjadi sesuatu maka segera beritahu Abang. Kontak Abang ada sama Airin. Jangan lupa! Abang pergi dulu! assalamualaikum...'' ucap Reza, ia berlalu meninggalkan Rani yang berdiri mematung disana.
Matanya bersiborok dengan mata tajam Fatih. Rani terkejut. Ia menunduk tak berani menatap Fatih.
Saat ingin beranjak dari sana, Fatih sudah lebih dulu berdiri di hadapannya. Ia menarik Rani menuju kamarnya.
Sesampainya disana, Fatih menatap Rani dengan instens. Rani menunduk. Tak berani melihat Fatih.
Fatih mengikis jarak diantara mereka berdua.
Cup
Bibir keduanya telah menyatu. Membuat Rani terkejut. Sedangkan Fatih larut dalam cumbuan nya.
Fatih melepaskan Rani, saat keduanya hampir kehabisan nafas. Fatih mengusap bibir Rani.
''Persiapkan diri mu malam ini! Aku akan membawa mu ke suatu tempat dimana hanya kita berdua. Tak akan ada yang mengganggu!'' bisiknya di telinga Rani.
Rani mengernyitkan dahinya bingung. Namun ia tetap mengangguk. Setelah itu Fatih berlalu keluar. Sedangkan Rani masih terbayang-bayang akan kepergian Reza.
''Kenapa aku nggak rela ya melihat bang Reza pergi?? Ada apa dengan ku??'' gumam Rani pada diri sendiri.
Sedangkan di tempat lain, Reza menghela nafasnya berulang kali. Sangat berat dan sesak rasanya.
''Ya Allah.. aku ikhlas.. aku pasrah akan takdir yang telah Kau goresan untuk kami.. hanya saja.. hati ini begitu sesak meninggalkan Rani dan Abang disana. Haaahh.. Kamu ini kenapa Reza?? Rani itu iparmu! Bukan lagi seseorang yang kau cintai.. haishhh... sabar! sabar! Semua akan indah pada waktunya..'' gumamnya pada diri sendiri, setelahnya ia berlalu meninggalkan halaman rumah Megah milik keluarga Rustamsyah.
Membawa sekeping hati yang hancur. Hancur sebelum terbentuk. Seseorang menatap nanar kepergiannya.
Selamat jalan Abang...
Tes!
Eh?
💕
TBC
Maaf ya lama updatenya.. kemarin othor ada acara keluarga. Jadi nggak sempat megang hp sama sekali.
Alhamdulillah hari ini sudah selesai. Othor akan update seperti biasa.
Selamat membaca...
😘😘😘
Assalamualaikum Thor lanjuuut...