"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Kenzie ....
Ariana bergegas mengejar sambil berteriak memanggil Kenzie. Pria yang menculik Kenzie berlari dengan cepat.
Ariana merasa kesulitan berlari, akhirnya dia melepaskan sepatu hak tingginya dan mengejar tanpa alas kaki.
Jalan kecil di kebun binatang itu di aspal dengan batu-batuan kerikil kecil yang tidak rata dan kasar. Jarang sekali ada orang yang mau berjalan kaki di jalan itu.
Ariana seperti tidak merasakan sakit, berlari mengejar tanpa henti.
"Cepat, cepat!"
Tepat ketika Pria itu memasukkan Kenzie kedalam mobil, Ariana sampai dan di tangkap oleh Ariana.
Dengan cepat Ariana mengeluarkan jarum perak yang dia bawa, dan menusukkan jarum perak mengenai leher pria itu.
"Berani kau menyentuh Kenzie, aku akan menusuk mu sampai mati!"
Dia mahir dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan akupuntur. Ariana sangat hapal dengan titik akupuntur pada manusia dan tau dimana harus menusuknya. Benar saja, setelah menusuknya dua kali, Pria itu berteriak tanpa ampun, lalu Ariana menendangnya tanpa dengan sangat keras.
"Kau ..., wanita ini ..., aku akan membunuhmu ...."
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, bebatuan kerikil mengenai wajah dan matanya.
"Mana bajingan yang mencoba untuk menculik ku itu?"
Setelah mengucapkan seperti itu, batu kerikil lainnya menyusul mengenai mata dan wajahnya begitu cepat.
"Ah ...."
Pria itu meringis kesakitan sambil memegangi matanya yang hampir buta.
Kenzie melirik Ariana, mengingatkan bahwa ada kayu di sana.
Ariana menoleh dan berlari dengan cepat untuk mengambilnya.
"Kenzie, menurutmu, kita harus memukulnya di mananya? Lengan, kaki?"
"Barusan dia menangkap ku dengan kedua tangannya, lalu berlari dengan kakinya untuk membawa ku pergi, jadi harus di pukul di bagian itu."
"Baiklah."
Ariana memegang kayu yang cukup besar, lalu memukul tangan pria itu dengan keras, kemudian memukul kakinya.
Sedang seru-serunya memukul dan memberikan pelajaran pria itu, tiba-tiba terlihat beberapa orang berlari ke arah mereka.
Apakah orang-orang itu temannya penculik ini?
Ariana buru-buru memegang tangan kecil Kenzie. Sambil menatap orang-orang itu.
"Kita hanya berdua saja, mereka besar-besar, kita pasti akan kalah jika melawannya, bisa-bisa kita akan jadi korban nanti, ayo kita cepat pergi dari sini!"
Ariana merasa lega, mereka sudah keluar dari jalan yang cukup sepi itu.
"Apakah kau baik-baik saja?
"Kau, kau baik-baik saja
Kenzie dan Ariana bertanya bersama.
"Aku baik-baik saja Kenzie, bagaimana dengan mu?"
Kenzie menggelengkan kepalanya dan menatap kaki Ariana yang berdarah, melihatnya saja, dia merasa sakit.
Mengikut arah pandangan Kenzie, dia melihat cairan berwarna merah terang keluar dari telapak kakinya dan Ariana baru merasakan rasa sakit.
"Au ...."
Tadi dia hanya menghawatirkan Kenzie dan berusaha untuk menyelamatkannya, makanya dia berlari mati-matian, meskipun ada rasa sakit di kakinya, namun ia tidak merasakan, dan tidak akan menyangka akan seburuk ini.
Sekarang baru dia merasakan rasa perih yang membakar telapak kakinya dan dia tidak berani menginjak tanah.
"Sepatu mu mana?"
Kenzie bertanya sambil menatap Ariana.
"Di sisi jalan itu, tidak usah pergi untuk mengambilnya, mereka pasti belum pergi dari sana."
"Kalau begitu kamu harus kerumah sakit terlebih dahulu, setelah itu aku akan membelikan sepatu untuk mu!"
Ariana mengangguk patuh dan berjalan kedepan dengan susah payah.
Setiap melangkah, Ariana merasakan rasa sakit yang luar biasa.
Kenzie melihatnya seperti ini, kemudian mengingat dia mengejar mati-matian untuk menyelamatkan dirinya. Jika dia mempercepat waktu untuk ke rumah sakit, bukankah itu akan mengurangi rasa sakitnya juga?
Kenzie menoleh kebelakang.
"Cepat lari, mereka mengejar kita lagi, banyak sekali orangnya!"
Ariana panik dan mempercepat larinya, seolah dia mau mati saja saat itu.
Dia mengap-mengap dengan napas yang memburu dan menahan rasa sakit yang luar biasa di kakinya.
Begitu sampai di mobil, Ariana segera membuka pintu mobil dan masuk buru-buru, begitu pula dengan Kenzie.
"Mereka masih mengejar kita tidak?"
Ariana melihat kebelakang, melihat keadaan dan suasana di luar mobil, dan dia tidak melihat satu orang pun yang mengejar mereka. Ariana merasa sangat lega.
"Apakah kaki mu tidak sakit?"
Ketika Kenzie selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya, melihat kakinya. Ya tuhan, darah yang mengalir dari luka-luka itu sangat mengerikan untuk di lihat.
"Aduh, sakit sekali."
"Pergi kerumah sakit cepat."
Kenzie berkata seperti memberi sebuah perintah.
Sikap dan nada dingin ini membuat Ariana tiba-tiba teringat dengan Daniel bajingan itu, sering berbicara dengannya dengan nada yang seperti ini.
Dia selalu merasa tidak nyaman, tetapi dia juga tidak melakukan apa-apa.
Ha .., oh ya. Kaki ini terluka, dan aku tidak perlu datang ke rumah mewah itu.
Ariana menoleh dan menatap Kenzie. Jika dia tidak perlu pergi ke rumah mewah itu besok, Kenzie dan Deffan tidak perlu bertukar posisi dengan cepat, dia bisa melakukan pengobatan dan akupuntur Kenzie di rumahnya.
Tapi apakah Daniel akan menyetujuinya?
Ariana menghela nafas, kemudian berpikir akan melihat situasinya dulu.
Jika besok kakinya masih terasa sakit, maka dia akan menelpon Daniel untuk memberitahunya.
Masuk ke ruang medis
Ariana juga memiliki keterampilan medis, ketika dokter memeriksanya, dia tidak bisa untuk tidak berkata: "Ini hanya luka kulit, meskipun banyak luka, semuanya luka di atas permukaan kulit, hanya perlu di bersihkan dengan disinfektan saja."
Dokter memberinya tatapan tidak senang.
"Saya tau bagaimana mengurusnya, anda tidak perlu mengatur saya, yang jadi dokter itu saya."
Melihat dia di marahi, Kenzie memutar matanya ke arah Dokter.
"Dokter, di bandingkan dengan dokter di luar dan di dalam negeri, termasuk dokter junius, anda bukanlah tandingan mereka."
Kata-kata Kenzie membuat Ariana membelalakkan matanya kaget.
Apakah Kenzie sedang membelanya? Ini benar-benar kejutan yang tidak pernah di duganya! Dia menatap Kenzie dengan linglung dan sanga terharu hingga dia tidak bisa harus berkata apa lagi.
Dokter tampak cemberut menatapnya.
"Apa yang barusa saja di katakan anak anda?"
"Aku sedang mengatai mu."
Kenzie meletakkan tangannya di pinggul, dan menghadap dokter dengan keras kepala.
Dokter itu malah semakin marah.
"Kau ...."
"Kenzie."
Ariana berkata dengan cepat.
"Maaf dokter, tidak seharusnya saya menggangu waktu anda, maaf."
Aku kesini bukan untuk bertengkar dengan dokter ini, terapi Kenzie-nya sedang membelanya, dia paham itu.
Tetapi dia juga tidak ingin Kenzie bertengkar hanya karena dirinya, dia tidak mau itu terjadi.
Dia juga memahami perasaan dokter itu, sama seperti ketika dia mendiagnosis dan merawat pasien. Dia juga tidak ingin ada yang mendahuluinya.
Oleh karena itu, meskipun sikap dokter ini kurang baik, tetapi tidak menyalahgunakan dokter itu sepenuhnya.
Kenzie tidak menyangka dokter Messa akan benar-benar minta maaf, dia menatap Ariana dengan rasa tidak senang dan berkata: "Dasar tidak berguna!"
"Aduh ..., anak ini ...." Dokter mengernyitkan keningnya menatap Kenzie sekilas.
"Anak ini punya tambang di rumah, dan dia sangat di manja, jangan pedulikan dia. Dokter tolong cepat berikan saya diagnosis dan perawatan."
Ariana membalas dengan senyuman.
Lalu dokter mulai mengobatinya, dan Kenzie tampak berjalan keluar dengan wajah yang kesal.
"Kenzie kau mau kemana?" Ariana panik dan cemas, kalau-kalau anak itu marah dan pergi meninggalkannya, dia tidak ingin kejadian seperti penculikan terjadi lagi.
Author sudah update ya.
Wajib like☑️
klik bintang lima di penilaian ☑️
tap love ☑️
vote setiap akhir pekan ☑️
komen jika ada kritik dan saran☑️
dan jangan lupa follow akun author ☑️