Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buka baju
Daffa terus mengusap perut zila , tangan nya menyentuh bagian-bagian sensitif di tubuh zila __yang membuat wanita itu mengigit bibir bawahnya
"buka baju kamu"
Suara berat Daffa terdengar jelas di telinga zila, , zila tidak salah dengar kan, Daffa memintanya membuka baju, apa memang seperti ini cara berhubung suami istri, kenapa ucapan daffa lebih terdengar sedangkan memperkosa dirinya.
zila masih mencerna perkataan Daffa, tangan Daffa yang tadi bergerak maju mundur di dalam pakaian zila terhenti, Daffa bangkit dan duduk bersila di samping zila yang masih sama dengan Posisinya.
"KAMU TULI BUKA BAJU KAMU"
"APA HARUS SAYA YANG MEMBUKANYA"
"JANGAN MANCING EMOSI SAYA __ZILA"
zila tersentak dengan ucapan Daffa, zila memposisikan dirinya untuk duduk di tepi ranjang, zila malu jika harus membuka baju di hadapan daffa, kenapa Daffa tidak mengerti juga,
karena zila tidak juga membuka bajunya, Daffa turun dari ranjang , berdiri di depan zila yang sudah seperti orang kesetanan,
di tariknya paksa baju tidur berkancing yang di kenakan zila, satu tarikan seluruh kancah baju zila terlepas dari tempatnya, zila berusaha menutupi tubuhnya yang mulai terekspos di depan Daffa , di tatapnya Daffa dengan mata berkaca-kaca, zila tidak menolak dengan keinginan Daffa tapi tidak dengan cara seperti ini, zila seperti wanita Malang yang di paksa tidur dengan pria bejat di luar sana, di perlakukan kasar, di Bentak, harga diri zila jatuh begitu dalam karena perbuatan suaminya sendiri.
"tidak usah menangis, bukan kah kamu juga menginginkan nya" bisik Daffa di telinga zila Daffa mendorong tubuh zila hingga terbaring di atas kasur, sedangkan kakinya masih menggantung di pinggir ranjang, Daffa menarik turun celana yang di kenakan zila, zila hanya mampu menutup matanya, zila tidak sanggup melihat keadaan nya yang menyedihkan seperti ini, Daffa juga menurunkan sedikit celana training yang ia kenakan, tanpa aba aba Daffa memulai penyatuan nya.
"sa__sakit Daf__aa" Zila berteriak kesakitan, tapi Daffa seakan tuli dengan teriakan zila, bukannya berhenti __Daffa Semakin bergerak cepat, zila hanya mampu meremas seprai kasur , menyalurkan rasa sakit yang Daffa berikan.
"da__daaf berhenti__sa__sakit aku mohon daf, berhenti"
"sesekali zila memukul lengan Daffa, meminta pria itu berhenti, tapi Daffa tidak peduli hingga mendapatkan pelepasan nya, merasa sudah melakukan apa yang harus ia lakukan, Daffa menarik lagi celana nya , dan ingat Daffa masih berpakaian lengkap hanya bagian celana nya yang sedikit turun, berbeda dengan zila yang sudah acak-acakan.
Daffa keluar meninggalkan zila yang masih terisak karena ulahnya, tidak ada niat menutupi tubuh sang istri setelah melakukan penyatuan menyakitkan,
brak
Daffa menutup pintu dengan kuat, suara dentuman pintu kamar zila mungkin bisa di dengar tetangga mereka.
"zila melorot dan terduduk meringkuk di atas lantai yang dingin, menangis tersedu-sedu, apa yang Daffa lakukan sungguh sangat melukai harga dirinya, perasaannya, hatinya.
di raihnya selimut yang Daffa lempar untuk menutupi tubuhnya.
"jahat kamu Daf" lirih zila di tengah tangisannya
"bunda, zila mau pulang" isakan terdengar pilu memenuhi ruangan bercat putih itu, ruangan yang menjadi saksi hancurnya harga diri zila di hadapannya suaminya sendiri.
Zila berdiri dengan susah payah, menahan sakit di area sensitifnya, perih , sakit di tubuhnya tidak sesakit luka yang Daffa berikan di hatinya.
"kenapa sakit sekali" Monolog zila
"Apa memang sesakit ini" Zila melihat bercak darah di seprai putihnya, air matanya kembali turun, mengingat seperti apa cara Daffa merenggut sesuatu yang berharga di hidupnya.
menyakitkan
flashback of
Mengingat perlakuan Daffa membuat zila kesulitan bernapas di buatnya, zila menatap langit langit kamar, mencegah agar air matanya tidak keluar, tapi tidak bisa__ ingatan itu muncul lagi , kejadian menyakitkan yang zila alami kembali terputar jelas di dalam kepala nya.
setelah mendengar ucapan zila di dapur tadi, Daffa melenggang pergi meninggalkan zila , entah apa yang ada di pikiran pria itu ,zila hanya mendengar bunyi pecahan dari dalam kamar Daffa__ saat ia ingin masuk kedalam kamar nya, sebenarnya zila kawatir berniat masuk Melihat apa yang terjadi di dalam kamar Daffa , tapi ia urungkan , dan lebih memilih masuk kedalam kamarnya
....
perut yang besar membuat zila kesusahan berdiri__seperti sekarang, selesai membaca Qur'an zila harus berpegangan di tepian tempat tidur untuk membantu nya berdiri, zila merasakan tangan Daffa di Lengannya, iya __Daffa yang juga baru pulang dari masjid masuk ke kamar zila, Daffa langsung membantu zila yang kesusahan berdiri dengan Qur'an di tangan nya.
zila hanya menatap Daffa sekilas , kemudian berjalan kearah meja , zila meletakkan Qur'an nya di sana, zila juga membuka dan merapikan alat sholat nya. Daffa duduk di tepi ranjang memperhatikan semua yang zila lakukan ,zila ikut duduk di samping Daffa, keduanya hanya diam, sibuk berperang dengan pikiran masing-masing.
"mau makan aku sudah masak makan siang" zila memecah keheningan di antara mereka, di genggam nya tangan Daffa, Daffa mengangguk
seperti biasa zila selalu melayani Daffa dengan baik, mulai dari mengambil kan nasi , menuangkan minum , memotong ayam jadi bagian kecil , selalu zila lakukan untuk Daffa.
meja makan yang biyasanya di isi obrolan ringan di antara mereka , untuk hari ini sepi , hanya ada suara sendok dan garpu yang saling beradu di atas piring, selesai makan__Daffa mencuci piring sedangkan zila kembali ke kamarnya untuk istirahat sebentar.
tidak langsung tidur, zila duduk di balkon kamarnya, memandangi bangunin tinggi yang mengelilingi tempat tinggal nya
tangan nya terlipat di atas pagar balkon,
Bunyi decitan pintu membuat zila sadar dari lamunannya, zila tidak merubah Posisinya , zila masih duduk dengan tangan di atas pagar balkon, Daffa ikut duduk di sampingnya, tangannya langsung mengarah ke perut zila.
zila meletakkan tangan nya di atas tangan Daffa dan tersenyum kearah Daffa, zila tau seperti apa perasaan pria itu sekarang.
"Zil"
"Hem"
"Aku jahat banget ya"
"menurut kamu"
zila malah balik bertanya, membuat Daffa bungkam dibuat nya, melihat tatapan sendu Daffa , zila jadi merasa bersalah, zila berdiri di hadapan Daffa, memeluk pria itu dengan erat, zila juga mengusap bagian belakang Daffa, tanpa sepengetahuan zila Daffa meneteskan air matanya, tapi dengan cepat Daffa menghapus nya,
"Itu dulu, sekarang kan keadaannya berbeda, kamu suami aku yang paling baik, pria yang paling aku sayangi nomor 2 setelah ayah, mungkin akan jadi nomor 3 kalo anak kita laki laki, gimana ga papa kan" zila geli sendiri mendengar nya
Daffa mendongak menatap zila, dan mengangguk sebagai jawaban
"tadi apa yang pecah di kamar sebelah"
"ga__ ada" jawab Daffa , seperti anak kecil yang sedang manja pada ibunya
"masa__tadi aku dengar jelas ko ada yang pecah, kamu ga papa kan"
"ga papa, mas, boleh minta sesuatu nggak"
"apa"
"Zil"
"Hem"
"Anak kita tidak hadir karena keterpaksaan, anak kita hadir untuk menyadarkan mas, betapa bodohnya mas, betapa jahatnya mas ke kamu Zil"
Daffa mempererat pelukannya di pinggang zila, begitu juga dengan zila
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa