NovelToon NovelToon
Real Games

Real Games

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Harem / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:388
Nilai: 5
Nama Author: Zoro Z

John Roki, Seorang siswa SMA yang dingin, Cerdas, dan suka memecahkan misteri menjadi logis (Bisa diterima otak)

Kehidupan SMA nya diawali dengan kode rahasia yang tanpa disadari, membawanya ke misteri yang lebih mengancam. Misteri apa itu? kok bisa makin besar? Selengkapnya dalam cerita berikut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Game 12. Penyelidikan di Rumah.

Disiang hari yang cukup panas, Roki sedang siap-siap mengemas baju, apakah Roki mau berlibur? Setengah iya setengah tidak. Dia mau pergi kerumahnya Taro dan sekalian menginap.

Rumah Taro berada di pinggiran kota dekat pantai, lumayan jauh dari apartemen Roki. Sedikit informasi apartemen Roki juga berada di pinggir tapi agak menengah. Paham maksud ku?.

Karena jaraknya yang jauh, Roki pergi kerumah Taro mengunakan bus bersama Kevin.

“Rumah Taro jauh banget dari sini,” Kevin menegaskan ketika mereka mulai perjalanan.

Roki, yang berjalan di sampingnya, hanya menatap kosong ke arah jalan, membawa ransel berisi barang-barang penting. “Jauh atau dekat, selama misterinya menarik, aku tidak keberatan.” Balas Roki yang memang tidak sabar untuk memecah misteri ini.

Kevin tertawa kecil. "Yah, setidaknya kita bisa menginap di rumah Taro. Dia bilang sudah menyiapkan kamar untuk kita."

Setengah jam kemudian, Mereka tiba di rumah Taro menjelang sore, setelah perjalanan yang melelahkan. Rumah itu terletak di area yang sunyi, dikelilingi pepohonan lebat. Bangunan kayu tua, dengan suasana yang menenangkan. Taro menyambut mereka dengan wajah tegang.

"Senang kalian bisa datang," ucap Taro dengan nada lelah. "Aku, sudah mempersiapkan kamar kalian, biar ku antar"

Taro mengantar Roki dan Kevin menuju kemar yang sudah disiapkannya, rumah Taro tidak memiliki lantai dua tapi rumahnya sangat luas dan lebar, dengan banyak persimpangan dan ruangan tertentu disepanjang jalan. Kevin dan Roki sedikit terkesan dengan rumah Taro, yang menunjukkan Taro anak orang kaya.

Sesampainya dikamar, Kevin langsung membuka lemari yang ada di ruangan itu, Kevin segera merapikan baju-bajunya. Roki duduk di kasur dan sedang menunggu Kevin selesai, Roki juga ingin segera merapikan bajunya.

Saat Roki baru saja duduk, dia tersadar dengan satu hal yang aneh. “Dimana kedua orang tua mu?.” Tanya Roki sambil menatap Taro.

Taro menoleh kearah Roki dengan wajah tenang. “Ayah ku ada kerjaan diluar kota dan ibuku ikut bersamanya. Sedangkan adik ku berada di rumah kakek-nenek.”

Kevin yang mendengar ikut gabung dalam pembicaraan. “Tunggu, kau punya adik? Kenapa sekarang dia berada dirumah kakek-nenek mu?”

Taro genti menoleh kearah Kevin. “Dia sedang bersekolah SD di desa selama enam tahun atau full selama SD, aku juga gitu dulu” Ucap Taro sambil tertawa kecil.

Dengan berfikir kritis, Roki tau apa tujuan orang tua Taro. Karena Taro anak orang kaya, kemungkinan orang tuanya ingin mengajarkan Taro dan adiknya hidup sederhana, untuk mengajarkan itu, harus dimulai dari dini.

Masih ingat di chapter satu sudah ku jelaskan kalo Roki sebenarnya orang desa? Yap, Roki tau gimana kehidupan di desa, jauh dari kata moderen, minim dari pergaulan bebas dan yang terpenting, tidak ada kesenjangan sosial yang jauh, karena semua orang saling tolong-menolong dan suka gotong royong. Tempat yang ideal untuk melatih kesederhanaan.

Sore itu, mereka bertiga makan bersama di ruang makan. Dari rasa masakan, kelihatan Taro sudah terbiasa masak sendiri, atau malahan, orang tua Taro yang jarang dirumah, memaksa dia untuk selalu masak untuk dia makan.

Setelah selesai makan, Roki dan Kevin bergantian untuk mandi, meskipun rumah Taro besar, tetap saja cuma punya satu kamar mandi. Malam pun berjalan normal, tidak ada keanehan sedikitpun yang dirasakan Roki dan Kevin, tapi tingkah laku Taro, menunjukkan sedang waspada terhadap sekitar. Roki dan Kevin tidak tidak merasakan apa pun, mereka berdua pun berfikir, mungkin karena Taro sering diteror dan membuat keadaannya seperti sekarang.

Dipagi harinya, Roki keluar dari rumah Taro, memakai sepatunya dan langsung mulai joging keliling area sekitaran rumah Taro. Ini adalah strategi Roki, untuk mengumpulkan informasi mengenai tetangga Taro, Dugaan Roki saat ini, surat teror bisa saja berasal dari tetangga Taro.

Selama 40 menit lebih, Roki kembali dengan berjalan kerumah Taro, dia sudah selesai joging dan mendapatkan informasi beberapa tetangga Taro. Sepuluh meter sebelum sampai rumah Taro, dia mencium bau wangi, ini aneh, karena sebelum dia joging, bau ini belum ada. Semakin mendekati rumah Taro, baunya masih samar-samar, Roki menebak, sepuluh menit atau lima belas menit yang lalu, ada yang datang kerumah Taro.

Saat Roki memasuki rumah, Kelvin berada diruang tamu dan sedang membaca sebuah surat.

“Apakah itu surut teror?” Tanya Roki dengan wajah serius.

Kevin melihat Roki sedang berdiri didepannya. “Iya, kali ini dia menulis 'Kenapa kau gak keluar tadi malam?' Aku sedang berfikir, Apakah sang peneror sedang menunggu Taro tadi malam?” Jawab Kelvin sambil meletakkan suratnya diatas meja.

Roki mulai duduk di sofa bagian kiri dan mengambil suratnya. “Kau mencium bau wangi didepan rumah?” tanya Roki sambil membaca surat teror.

“Bau wangi? Tidak tuh, aku memang tadi sempet keluar rumah, karena suasana rumah Taro yang dikelilingi pohon, rasanya sangat nyaman melakukan peregangan” Jawab Kelvin sambil menyenderkan tubuhnya ke sofa dan senyum tipis.

Roki meletakkan suratnya diatas meja “Kapan kamu keluar?”

Kevin memegang janggutnya sedang berfikir “Sekitar 20 menit yang lalu dan aku baru masuk 2 menit yang lalu untuk membaca surat ini, setelah itu kau sudah ada didepan ku”

Mendengar penjelasan Kevin, Roki sedikit terkejut, 20 menit yang lalu dan dia baru masuk 2 menit barusan. Kalo dalam waktu itu, Roki lima meter lagi mau sampai rumah Taro. padahal sepuluh meter saja Roki sudah mencium bau wangi.

Ada satu hal lagi yang ingin dipastikan Roki. “Apakah kamu yang menangabil surat ini?” Tanya Roki dengan mata terbuka lebar, Roki mulai serius menanggapi situasi ini.

“Tidak, tadi aku berfikir kamu lah yang mengambil surat ini. Kalo kamu bertanya, sepertinya bukan kamu juga ya, mungkin Taro”

Taro masuk ke ruang tamu sambil membawa makanan. “Maaf aku lupa untuk belanja tadi malam, hanya ada mie dan telur, nikmati lah” Makanan yang dibawa Taro adalah mie rebus dengan telur.

“Taro, kau yang mengambil surat ini?” Tanya Kevin sambil mengangkat suratnya.

“Itu surat teror ya? Aku dari tadi di dapur belum sama sekali keluar rumah, mungkin Roki” Jawab taro dan mulai duduk di sofa bagian kanan.

Mendengar jawaban Taro, membuat suasana hati Roki dan Kevin makin tegang, mereka tau betul semenjak pagi surat itu belum ada dimeja tamu. Kevin tersenyum karena takut, Roki dengan wajah datarnya memikirkan banyak hal. Tidak ada percakapan apapun diantara mereka selama makan.

Setelah selesai makan, mereka bertiga mulai melakukan pencarian di seluruh area rumah Taro. Mereka sedang mencari kamera tersembunyi, karena rumah Taro sangat luas, pencarian pun berlangsung sampai malam.

Mereka setengah yakin setengah tidak, kalo tidak ada indikasi kamera tersembunyi. Setelah selesai makan malam dan mandi, mereka melakukan sebuah strategi, yaitu, begadang sampai pagi hari.

Malam semakin larut, namun tidak ada tanda-tanda apa pun. Mereka terus berjaga hingga pukul tiga dini hari, tetapi suasana tetap sunyi. Kevin mulai menguap, dan Taro tampak semakin tegang.

“Kita tunggu sebentar lagi,” kata Roki. “Kalau sampai subuh tidak ada apa-apa, kita ubah strategi.”

Dan kemudian, tepat saat jarum jam menunjuk pukul empat pagi, terdengar suara gemerisik dari arah belakang rumah.

Roki berdiri cepat, diikuti Kevin dan Taro. Mereka bergerak menuju pintu belakang dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang terlewatkan. Tapi saat mereka membuka pintu, hanya ada udara dingin yang menyapa. Tidak ada tanda-tanda seseorang. Namun, di lantai dekat pintu, tergeletak surat ancaman lain.

Kevin memungut surat itu dengan tangan gemetar. “Sial, bagaimana dia bisa masuk ke sini tanpa kita sadari?”

Iya, Kevin merasa gagal, karena rencana mereka tentu saja menangkap siapa pelakunya, bukan menunggu suara ancamannya.

Roki mengambil surat itu dari tangan Kevin dan membukanya. Kata-katanya sama menakutkannya, namun kali ini ada sesuatu yang lebih mengejutkan:

*"Aku tahu kalian bertiga sedang menunggu ku, tidak masalah, aku tau, aku tau apa yang kalian lakukan! Aku selalu mengawasi kalian."*

Lagi-lagi Roki merasa bergidik bagian kepalanya. “Dia tahu kita ... Dia benar-benar memperhatikan kita.”

Taro hampir kehilangan kendali atas dirinya. “Bagaimana mungkin? Tidak ada tanda-tanda siapa pun masuk, semua pintu terkunci!”

Kelvin menatap sekeliling dengan cemas. “Jadi, kita benar-benar diawasi? Woi-woi-woi, tidak ada indikasi kamera tersembunyi loh...” lagi-lagi Kevin tersenyum lebar karena merasa takut.

Yang awalnya Roki berwajah datar, mulai ikut tersenyum. Dia sedikit tau apa yang dirasakan Taro selama ini, bukan hanya suasana takut yang dirasakan Roki, karena misteri yang rumit ini, membuat hatinya juga merasa senang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!