Mendadak Nikah

"ada apa ini?" aku begitu kaget melihat kekacauan oleh lelaki muda asing. entah siapa dia? yang jelas dia sudah memukuli anakku Azka Sampai babak belur bahkan tangan dan kakinya patah.

dan aku melihat istriku tersungkur akibat dorongan dari laki-laki itu. bergegas aku menolong istri dan anakku.

"bagus kau sudah pulang." suara itu seketika membuatku menegang. orang yang selama ini aku hindari dan aku benci. dia adalah adik dari ayahku,memang setelah kedua orang tuaku dia yang merawatku tetapi sikapnya selalu membandingkan ku dengan anak semata wayangnya. bahkan semua harta warisan yang seharusnya menjadi milikku sebagian hanya di berikan sedikit untukku. sisanya di berikan oleh anaknya Alvaro. dari situlah kebencian ku kian bertambah,karena mereka juga telah mengambil hakku.

saat aku kuliah memang berniat jahat untuk menyakiti Alvaro dengan cara aku ingin menodai kekasih Alvaro yang juga gadis yang selama ini aku incar. namun sialnya kakek tua itu malah mengetahui semua rencana ku. tetapi untungnya kakek tua itu hanya diam,karena memang dia tak menyukai Nadia dan mungkin sebab itu dia hanya diam saja.

tetapi sialnya pada malam aku ingin melancarkan aksiku,orang suruhanku malah salah menangkap orang. bukanya Nadia yang dibawa ke kamar hotel yang aku siapkan tetapi Irina sahabat mereka.

aku tahu kalau Irina ini menyukai Alvaro. awalnya aku tak ingin menyentuh gadis yang terbaring lemah di hadapanku itu,tetapi entah kenapa melihat buah dada yang lumayan cukup besar menyembul di balik kaos yang ia kenakan membuatku penasaran ingin melihatnya. aku menyentuh buah dada miliknya dari luar kaosnya,tanpa sadar aku melepaskan kaosnya dan menampakkan dua gunung kembar menonjol berbalut Bra hitam,sungguh dia terlihat se xi membuatku ingin merasakannya lebih. sebagai lelaki normal yang disuguhi pemandangan yang sangat memabukkan aku akhirnya menyentuhnya saat ia masih tak sadarkan diri,sungguh ini benar-benar luar rencana ku.

setelah aku melakukanya,aku meninggalkanya dan dengan sengaja menyewa hotel di tempat yang sama dimana Alvaro akan meresmikan hubunganya dengan Nadia.

dan aku beralih berencana untuk membuat Irina membenci Alvaro dan Nadia dengan cara mengambing hitamkan mereka dengan apa yang telah aku perbuat kepada Irina. aku juga menyewa orang untuk mengaku sebagai suruhan Alvaro dan Nadia untuk menjebak Irina. rencana ku berhasil Irina membenci kedua sahabatnya itu tanpa mereka tahu sebenarnya apa yang terjadi.

dan aku tak menyangka kalau perbuatanku itu akan terbongkar hari ini,dan itu di bongkar oleh anak dari Alvaro dan Nadia dan juga kakek itu.

"kamu berhutang penjelasan mas!" ucap Irina dingin

bahkan anakku tak mau aku sentuh,mereka pergi meninggalkan ku yang masih terpaku dengan apa yang terjadi.

aku juga tidak menyangka kalau Dita menantuku adalah anak dari Alvaro dan Nadia. pantas saat pertama kali melihatnya aku merasa pernah melihat wajah itu. wajahnya begitu mirip dengan Nadia pantas Irina begitu tak menyukai menantuku. padahal aku sudah seringkali bilang kepadanya untuk melupakan masa lalu tetapi ia hanya diam tak menjawab jika aku menegurnya kalau aku melihatnya bersikap tak baik dengan menantuku.

aku segera menyusul anak dan istriku ke rumah sakit,aku juga menghawatirkan keadaan Azka.

saat aku sampai di rumah sakit Azka tak mau di obati,dia bersikeras untuk mengikuti Abi,karena dia ingin melihat keadaan istrinya. aku juga belum tau apa yang terjadi pada menantuku itu,kenapa ia sampai di rumah sakit.

"Azka dengar,jika kamu tak kunjung sembuh maka kamu tidak bisa mencari istrimu.kamu juga harus memikirkan kesehatanmu atau kau akan kehilangan istrimu!ayah janji akan membantumu mencari dimana istrimu dirawat."

mendengar perkataan ayahnya,Azka langsung diam dan menuruti apa kata sang ayah.

saat menunggu Azka di tangani oleh dokter,Irina masih saja diam menatap kosong ke arah depan tanpa mau menoleh ke arahku sedikitpun. biasanya dia akan bersikap manja kepadaku dan akan menyenderkan kepalanya jika sedang dalam masalah. dan kami akan mencari jalan keluar bersama.

"sekarang ceritakan apa yang terjadi." ucapnya datar tanpa mau melihat ke arahku.

aku menghembuskan nafas lelah,dan aku mulai membuka suara.

"maafkan aku,karena aku terlalu pengecut untuk mengakuinya.sebenarnya waktu itu aku tak ingin menodaimu tetapi aku adalah lelaki normal,melihat tubuhmu yang tercetak jelas di depan mata,aku ingin merasakannya..."

"cukup....cerita pada intinya." Irina tak sanggup mendengar penjelasan dari suaminya.

"maaf..." hanya itu yang keluar dari mulutnya.

"lalu apa selama ini kamu menikahiku hanya karena kasihan?" tanya Irina,rasanya ia tak ingin mendengar kebenaran yang pasti akan menyakitinya.

"awalnya memang aku menikahimu karena kasihan,dan selain itu kamu sedang mengandung anakku. aku tak ingin anakku mengalami hal yang sama yang aku alami,tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuaku karena sudah meninggal. tetapi Azka masih mempunyai kedua orang tua yang utuh maka dari itu aku memutuskan untuk menikahimu. awalnya aku sama sekali tidak mencintaimu tetapi lambat laun cinta itu tumbuh dengan sendirinya. dan aku bahagia hidup bersama denganmu dan putra kita." ucap Andreas sambil menggenggam tanganya Irina erat,tetapi Irina menepisnya.

"kenapa kamu gak bilang dari awal mas,kamu tahu betapa sakit hatiku sampai aku mendendam begitu lama. apa kamu tahu betapa tersiksanya aku selama ini?"

"aku tahu,maka dari itu aku memutuskan untuk menikahimu dan ingin memberikan kebahagian untukmu dan anak kita."

Irina benar-benar tak habis pikir,orang yang ia anggap sebagai malaikat penolongnya,justru ia lah yang menciptakan lara yang begitu dalam. bahkan dengan teganya dia bersembunyi di balik kedok malaikatnya.

"sudahlah mas,pergilah...beribaku waktu untuk mencerna semua yang telah terjadi."

"tapi sayang,aku benar-benar menyesal tidak bisakah kita memulai dari awal?"

"memulai dari awal?setelah Azka akan kehilangan orang yang di cintainya dan calon bayinya?kenapa kamu gak bilang dari awal mas?seharusnya kamu bilang maka ini semua takkan pernah terjadi."

"maafkan aku,sayang aku terlalu pengecut untuk mengakuinya aku takut kehilanganmu dan kau akan menjauhkanmu dari anakku. aku mohon beri mas kesempatan." ucapnya sambil berjongkok di hadapan Irina,ia menangkup wajah sang istri menghapus air mata yang mengalir deras di pipinya.

"pergilah mas,beri aku ruang untuk aku berfikir dan menenangkan hatiku. kamu tidak perlu kawatir soal Azka,aku akan merawatnya dengan baik."

"tapi..."

"pergi...." bentak Irina sambil menangis histeris.

mau tidak mau Andreas pergi,ia tak mau istrinya semakin membencinya. ia akan mencari cara agar istrinya mau memaafkanya,apapun caranya.