follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
"Mau kemana kau?" Edgar kembali bertanya dengan suara yang meninggi.
"Kak aku harus pulang, Mommy tadi menghubungiku menyuruh untuk kembali ke Jakarta secepatnya." Bohong Lara sambil melangkahkan kakinya.
"Wow.. hebat sekali anak seorang Miranda, hebat dalam berbohong." Sindir Edgar dengan melempar ponsel milik Lara tepat di samping kaki wanita itu.
Lara terkejut menatap ponsel miliknya yang tergeletak di atas lantai, kini ia baru ingat semalam ponselnya tertinggal di kamar pria itu. "Kak kenapa ponselnya di ban—" ia tidak jadi meneruskan perkataannya saat melihat wajah Edgar yang dipenuhi amarah.
"Kemari kau!" Edgar yang emosi menarik tangan Lara menuju ruangan tempat dimana ia mengetahui semua kebenarannya.
Ya, tadi Edgar memutuskan untuk memeriksa sendiri rekaman CCTV nya karena Lara tak kunjung keluar kamar. Dan betapa terkejutnya Edgar saat melihat apa yang sebenarnya terjadi, ia dan adiknya memang melakukan hubungan terlarang itu dan yang lebih membuatnya terkejut dengan apa yang dilakukan Lara di dapur.
"Lihat itu dan jelaskan apa ini!" Edgar menaruh obat yang ditemukannya tadi, obat yang digunakan Lara untuk dicampur ke dalam minumannya.
"Kak ini..."
"Lihat!" sentak Edgar dengan penuh emosi pada layar yang ditunjuknya.
Lara pun mau tidak mau menatap layar yang ada dihadapannya, sembari sesekali menutup mulut karena tak percaya dengan yang dilihatnya. Ya, tenyata bayang-bayang itu benar adanya. Lara berada di atas tubuh Edgar dan bergerak dengan begitu liar. Satu lagi yang membuatnya kembali terkejut, ternyata setelah ia jatuh pingsan Edgar hanya diam tidak melakukan apa pun padanya. Namun setelah ia sadar dari pingsannya yang hanya sesaat itu, barulah mereka saling menyentuh dan sialnya itu dimulai dari dirinya.
"Ya ampun ini benar aku?" tanya Lara tanpa berkedip sedikitpun melihat adegan panas antara dirinya dengan Edgar.
"Memangnya kau pikir siapa? Hantu?" Edgar mulai kesal karena Lara lebih fokus pada adegan yang terjadi di antara mereka, dari pada permasalahan yang sedang dan akan mereka hadapi.
"Awas kak aku mau lihat!" Lara mendorong Edgar. Namun pria itu justru semakin menutup layar tersebut dengan tubuh kekarnya.
"Lara Collins!" bentak Edgar, membuat Lara terkejut. "Sebenarnya apa yang sudah kau perbuat, ha!" Edgar yang marah sampai melempar layar monitor yang tegah memperlihatkan adegan panas dirinya dengan sang adik. "Kau tahu kau begitu memuaskan, eh Memuakkan." Ralat nya dengan bingung karena ikut terpengaruh dengan apa yang dilakukan Lara. "Sekarang katakan mengapa kau lakukan hal tersebut?"
"Kak aku..." Lara yang ketakutan hanya bisa menangis dengan kepala tertunduk.
"****!" umpat Edgar sambil mengusap wajahnya kasar. "Kau tahu apa yang kau lakukan itu sangat fatal akibatnya!" Edgar menarik kedua bahu Lara yang bergetar hebat karena menangis. "Lihat aku! Kenapa kau menaruh obat perangsang itu kedalam minumannya? Apa sebenarnya tujuanmu?"
"Obat perangsang?" tanya Lara dengan terisak, membuat Edgar menghela napasnya.
"Ya itu obat perangsang Lara Collins. Kau pikir bagaimana bisa kita melakukan hal tersebut tanpa sadar?"
Lara yang terkejut hanya bisa menangis tanpa tahu apa yang harus dilakukannya.
"Kau sengaja menjebak ku? Tapi untuk apa?" Edgar kembali bertanya.
"Aku..."
"Jawab Lara Collins!" Edgar yang kesal sampai mendorong Lara ke dinding dengan kasar. "Jawab!"
Lara yang ketakutan akhirnya menceritakan yang sebenarnya pada Edgar, tentang tujuannya datang ke Singapura hanya untuk menjebak pria itu agar pertunangannya dengan Julia hancur dan nama baik Edgar rusak. Agar Kakaknya Rose yang bisa maju menggantikan posisi Robert dengan saham yang digabung milik Mom Miranda, dan ketiga putrinya.
"Lara...!" Edgar sampai menggelengkan kepalanya dengan wajah frustasi. Entah apa yang ada di dalam pikiran Miranda dan ketiga putrinya itu sampai tega ingin menjebaknya hanya untuk menguasai perusahaan Exxon.
"Otak kalian itu ternyata isinya hanya sampah! Terutama Miranda!" Ejek Edgar dengan sinis.
"Apa kau bilang!" Lara tidak terima Mom Miranda direndahkan seperti itu.
"Memang benar bukan? Lihat saja apa yang kau lakukan? Demi harta kalian rela melakukan hal kotor seperti itu."
"Diam!" Lara yang tadinya takut kini menjadi berani karena tak terima keluarganya di hina. "Kami tidak akan melakukan hal kotor jika Robert bisa bersikap adil. Dan jika kau dan Ibumu yang ****** itu tidak pernah hadir di hidup kami, kami tidak akan seperti ini!" teriak Lara dengan kembali menangis, mengingat bagaimana Robert selalu memperlakukan ia dan kedua kakaknya dengan tidak adil karena lebih menyayangi Edgar.