Nita merasa sangat terpuruk saat tahu kekasih dan sahabatnya telah mengkhianatinya, akhirnya dia terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Nathan Gabriel adalah pria yang di jodohkan dengan Nita. Demi menghormati ibunya, Nathan menerima Nita sebagai istrinya tetapi pernikahan mereka hanya akan berlangsung selama setahun.
Mereka akan bercerai karena kekasih Nathan kembali dari luar negeri. Nathan akan menikah dengan kekasihnya tersebut.
Setahun kemudian, setelah sidang perceraian baru saja usai, Nita mengatakan perasaannya pada mantan suaminya itu bahwa ia mencintainya.
Bagiamana tanggapan Nathan setelah mengetahui perasaan Nita?
Lima tahun kemudian, Nathan bertemu kembali dengan Nita yang kini sudah tampil sangat berbeda. Bertemu dengan mantan istri yang dulu mencintainya, bagaimana sikap Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelarian
Nathan masuk ke dalam rumah orang tuanya dengan sedikit tertatih, di bantu Azam yang masih setia mendampinginya.
Kecelakaan tunggal itu memang tidak membuat kaki dan tangan Nathan patah, tapi kalau di buat berjalan kakinya masih sedikit nyeri karena mungkin tidak lututnya menumpu pada saat terjatuh.
"Aku bisa jalan sendiri, kalau kamu memapah ku, nanti Mama dan Papa curiga," ucap Nathan melepaskan tangan Azam yang berada di bahunya.
"Tapi, Pak! Anda..!"
"Aku udah baikan, kamu gak perlu khawatir," Azam mengangguk dan mundur selangkah ke belakang.
Nathan berjalan menuju pintu masuk dan di sambut dua penjaga yang menundukkan badan.
Nathan hanya diam saja dan langsung masuk setelah salah satu penjaga membukakan pintu untuknya.
"Nathan! Kamu datang, nak? Kenapa gak ngasih kabar dulu? Kan Mama bisa siap-siap, padahal tadinya Mama mau ke apartemen kamu, kata Azam kamu sedang sakit?" Soraya memeluk putra semata wayangnya itu.
"Nathan sudah sembuh kok, Ma. Apa Papa ada di rumah?"
"Papa lagi baca koran di belakang, ayo kita kesana, Papa juga rindu sama putra satu-satunya ini," ucap Soraya mengelus lengan putranya.
"Tapi sebenarnya Nathan ingin membicarakan sesuatu sama Mama, ehm apa kita bisa bicara sebentar?" tanya Nathan.
Soraya mengernyit bingung, memang apa yang ingin Nathan bicarakan padanya. Nathan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Kemudian pria berusia 28 tahun menggenggam tangan Soraya dan mengusap lembut dengan ibu jarinya.
"Ma, Nathan mau bilang sama Mama, kalau Nathan gak mau nikah sama Silvia," ucap Nathan lembut.
"Loh, memangnya kenapa, nak? Bukankah kamu mencintai Silvia? Sampai kamu rela bercerai dengan Nita karena Silvia kembali, bukan? Lalu apa yang kalian tunggu? Ini sudah Lima tahun dari waktu kamu mengatakan akan menikah dengan Silvia, loh?" tanya Soraya dengan suara yang agak meninggi.
Nathan mengecup punggung tangan mamanya, dia harus menjelaskan secara hati-hati, karena memang semua keputusan itu adalah salahnya sendiri. Dan Nathan harus bisa menyelesaikannya dengan baik-baik.
"Maafkan Nathan, ma. Saat itu Nathan masih terlalu bodoh dan tidak menyadari perasaan Nathan untuk Nita, padahal selama menikah, Nathan sudah merasa sangat nyaman dengan istri Nathan, tapi gara-gara janji Nathan pada Silvia membuat Nathan harus menyakiti Nita, dan sekarang Nathan menyesal," Nathan menunduk guna mengurangi rasa sesak di hatinya.
Soraya masih bungkam dan tidak akan menyela sebelum putranya itu selesai bicara.
"Mama tahu kenapa Nathan dan Silvia gak nikah-nikah? Karena Nathan sudah sejak lama ingin mengakhiri hubungan ini tapi Silvia tidak mau, waktu itu Nathan berpikir tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan menikahi wanita yang tidak Nathan cinta karena saat itu hati Nathan sudah sepenuhnya milik Nita, Ma!" Soraya sedikit terkejut dengan kejujuran sang putra.
"Apa maksud kamu, nak? Apakah kamu mencintai Nita? Padahal Mama selama ini selalu merasa bersalah terhadap Nita, dia adalah putri sahabat Mama, dan Mama telah berjanji untuk bisa membuatnya bahagia, tapi nyatanya menikahkan kalian bukan lah sesuatu yang benar, mama telah salah karena memaksa kamu, Mama terlalu percaya diri dan menganggap mu bisa membuat Nita bahagia, Nathan, cukup sudah, Mama tidak mau berbuat kesalahan lagi, Mama hanya ingin kamu bahagia, Mama juga salah sama kamu, makanya Mama menyetujui pernikahanmu dengan Silvia!" ucap Soraya panjang kali lebar.
Nathan langsung menggeleng cepat, Mamanya tidak salah, tapi dialah yang dulu terlalu bodoh dan menjadi anak yang durhaka karena tidak mempercayai Mamanya.
"Tidak, ma! Mama tidak salah, karena menurut Nathan hanya Nita yang bisa membuat Nathan bahagia, hanya Nita yang saat ini ada di hati Nathan, hanya dengan Nita, Nathan mau menikah kembali," Soraya menitikkan air matanya, melihat kesungguhan dari raut wajah sang putra.
Tapi entah kenapa tiba-tiba wanita paruh baya itu merasa bahwa keputusan putranya itu salah. "Tapi Nak, apa Nita masih mau dengan mu? secara kamu kan sudah menyakitinya terlalu dalam, wanita mana yang tidak hancur jika pernikahannya di permainkan seperti itu?" tanya Soraya memandang wajah putranya itu.
"Ma, Nathan sekarang juga lagi ngejar cintanya Nita, dia bahkan meminta Nathan untuk memastikan Mama kalau Mama menyetujui hubungan kami lagi," jawab Nathan tersenyum.
Soraya hanya bisa mengelus tangan putranya itu. "Mudah-mudahan kalian memang berjodoh, Nak!"
####
Rara melihat adiknya masuk ke dalam butik dengan wajah yang kusut, ada apa dengan Nita? apakah dia punya masalah?
"Kenapa Ta? mukanya di tekuk begitu?" tanya Rara saat adiknya duduk di sofa ruang tamu yang ada di butik itu.
"Ra, kenapa hidupku seperti ini? semenjak aku pulang ke Indonesia, hidupku hanya seputar masa lalu dan mantan, gak Daniel, gak Nathan dan sekarang aku malah di pusingkan oleh Silvia, kenapa sih mereka itu gak move on aja, gak usah sok-sok ganggu hidup aku!" cerita Nita mengalir begitu saja.
Rara paham, ternyata ini gara-gara masa lalu, Rara mengira jika hanya dirinya yang berkutat dengan yang namanya masa lalu, ternyata adiknya juga.
"Terus langkah kamu apa? mau balik sama Nathan atau ... ?"
"Atau apa?" sela Nita memicingkan matanya.
"Sama Daniel! hahaha!" Rara kabur karena Nita sudah mengangkat hils-nya.
"Sekali lagi kau ngomong gitu, hils ini bakalan melayang! emang aku udah gila apa? sodara sendiri di embat! yang ada bakal di coret dari daftar keluarga Abimanyu!"
"Ya kan itu yang di mau Daniel sejak dulu, biar dia bisa nikahin kamu!"
"Ra!! sebenarnya kamu mau dukung aku sama Nathan atau Daniel, sih!!" Rara hanya tertawa melihat adiknya yang kesal.
"Assalamualaikum!" tiba-tiba seseorang datang ke dalam butik dengan membawa kantong plastik ditangan kanannya.
"Eh, lo! kenapa kesini?" sekarang giliran Rara yang kesal karena mantannya itu sudah eksis datang ke butik.
Nita melihat ekspresi wajah Rara yang tiba-tiba berubah, kemudian beralih menatap pria tampan yang baru saja datang itu.
Aris juga sedang menatap Nita kemudian menyodorkan tangannya. "Hai, aku Aris, kamu pasti Nita, kan?" Nita yang melihat tangan Aris minta berjabat tangan langsung menyambut nya.
"Iya, aku Nita, kok kamu tau?" tanya Nita penasaran.
"Tau, kan aku calon kakak ipar kamu!" jawab Aris membuat Rara langsung menarik tangan pria itu dan langsung mengajaknya pergi keluar butik.
"Lo!" tunjuk Rara di depan wajah Aris.
"Kenapa, Ra?" tanya Aris seakan merasa tidak bersalah.
"Gak usah nyariin gue lagi! asal lo tau, biarpun gue janda tapi gue bukan cewek yang bisa seenaknya lo bikin pelampiasan!!" seru Rara menahan emosi di wajahnya.
Ya, Rara tahu kenapa Aris sekarang kembali mengejarnya, karena perselingkuhan Nana dan membuat dirinya sebagai bentuk pelarian.
"Lo salah, Ra!"
Bersambung.