Sifa tidak pernah menyangka dengan nasib nya, ia harus menjadi Pengantin Pengganti, Kakak kandung nya sendiri yang tiba-tiba kabur di hari pernikahan nya sendiri.
Bagaimana Kisah nya.. hanya di Novel Pengantin Pengganti
Follow Me :
Ig : author.ayuni
Tiktok : author.ayuni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Beberapa hari berlalu, Sifa sudah mulai terbiasa dengan sikap Revan yang semakin hari semakin manis kepadanya dan becandaan-becandaan Revan yang selalu membuat hatinya meronta-ronta.
" Kamu kuliah berapa lama lagi sih Dek ? " tanya Revan tiba-tiba.
Sifa menoleh sambil merapikan buku-buku kuliahnya.
" Tinggal 2 semester lagi " jawab Sifa kembali dengan aktifitasnya.
" Hmm.. " Revan mengangguk.
Revan masih memperhatikan istrinya, ia pun tersenyum kecil. Sifa yang merasa Revan memperhatikannya kembali menoleh ke arah Revan.
" Kenapa ngeliatin aku terus " ucap Sifa.
" Aku lagi suka aja liatin kamu " balas Revan masih dengan posisinya sambil memangku dagu dengan satu tangan kanan nya.
Sifa kembali dengan aktifitasnya. Ia seolah tak peduli dengan ucapan Revan.
" Kamu gak praktek Mas ? " tanya Sifa.
" Mau, tapi jadwalnya agak siang " jawab Revan.
Sifa berjalan menuju nakas dimana ia selalu menyimpan kunci motornya, motor nya sudah dibawa ke bengkel oleh Revan tempo hari, sehingga ia kembali bisa menggunakan motornya untuk aktifitasnya ke kampus.
" Mas aku berangkat ya " ucap Sifa kembali berjalan menghampiri Revan, kali ini ia sedang fokus pada ponselnya.
" Hmm.. Ya.. Kamu pake motor Dek ? Aku anterin aja " susul Revan.
" Gak apa-apa Mas, biar cepet "
" Ya sudah "
Sifa lalu membalikkan badannya, baru saja berjalan beberapa langkah, Revan kembali memanggilnya.
" Kamu gak salim dulu " ucap Revan membuat langkah Sifa terhenti.
Sifa membalikkan badannya, ia hanya tersenyum sedikit dipaksakan. Ia pun kembali berjalan ke arah Revan menyodorkan tangan, lalu menyalami Revan seperti anak kepada Bapak nya.
" Hati-hati ya Dek " ucap Revan menjahili Sifa.
Sifa pun tidak mau kalah, ia berniat untuk menjahili balik Revan.
" Iya Pak " susul Sifa.
Revan mengernyitkan dahinya. Tanpa melepaskan tangan Sifa.
" Apa kamu bilang ? " tanya Revan mendongkakkan wajahnya.
" I.. Iiya.. Pak " jawab Sifa sedikit terkekeh, ia berusaha untuk melepaskan tangannya, namun tidak bisa.
" Kamu ya.. ! " Revan berdiri dengan masih menggenggam tangan istrinya.
" Lepasin dong " rengek Sifa.
" Gak akan aku lepasin ! "
" Aku mau ke kampus loh ini " ucap Sifa, sambil terus berusaha melepaskan tangan dari genggaman Revan.
Akhirnya Revan melepaskan genggaman tangannya.
" Aku duluan ya Pak ! " Sifa sedikit berlari menuju pintu samping yang mengarah ke garasi.
" Awas ya kamu Dek ! " Revan pun mengejar Sifa, namun terlihat Sifa sudah berada di atas motornya, ia berusaha untuk menyalakan motornya.
Revan memperhatikan dari balik pintu samping rumah.
Sudah hampir 10 menit Sifa masih pada posisinya, Revan pun akhirnya menghampiri Sifa.
" Kenapa Dek ? " tanya Revan.
" Mas kok motornya gak bisa di starter ya " tanya Sifa balik.
" Coba kamu turun dulu " ucap Revan.
Ia lalu memposisikan motor Sifa agar bisa di sela. Sudah beberapa kali percobaan motor Sifa tetap tidak bisa menyala.
" Mas gimana ? Kok gak nyala " Sifa terlihat panik, karena waktu terus berjalan, bisa-bisa ia telat ke kampus karena motornya kembali ngadat.
" Motornya harus di lem biru nih " ucap Revan santai.
" Ih Mas Revan.. Jangan becanda aku harus ke kampus " susul Sifa sambil memukul tangan Revan.
" Ya terus gimana, motor kamu ngadat lagi ini " balas Revan.
" Gimana dong, telat nih " Sifa melihat arloji di pergelangan tangannya.
" Tunggu sebentar, aku ambil kunci mobil dulu, aku anter kamu ke kampus " susul Revan.
Sifa lalu mendorong motornya ke tempat semula.
" Kamu kenapa sih, tor.. udah sering loh bolak balik bengkel, jangan-jangan kamu ngerjain ya biar aku dianterin Mas Revan.. Ck " Sifa ngedumel sendiri.
Tidak lama Revan sudah kembali dengan kunci mobil ditangannya, lalu ia menyerahkan kunci rumah kepada Sifa.
" Ini pegang dulu "
" Apa ini ? " tanya Sifa.
" Kunci rumah " jawab Revan.
Revan sudah masuk kedalam mobil, ia menyalakan mobil, mobil melaju hingga depan pagar, Sifa sedikit berlari untuk membuka pagar rumahnya, setelah mobil keluar Sifa kembali menutup pintu pagar rumah, lalu ia masuk kedalam mobil Revan.
" Makanya kalo ke suami itu harus nurut " ucap Revan tiba-tiba
Sifa menoleh ke arah Revan.
" Maksudnya ? " Sifa mengernyitkan dahi.
" Aku udah bilang, aku anter kamu ke kampus, tapi kamu keukeuh mau pake motor kamu, jadi kan ngadat lagi tuh motor " susul Revan.
" Hmm...jangan-jangan kamu ya Mas yang bikin motor aku jadi mogok lagi " Sifa menyeledik.
" Sembarangan.. ! Ngapain aku bawa motor kamu ke bengkel kalo ujung nya aku rusakin, aneh ! " balas Revan.
" Ya kali aja, lagian tiba-tiba banget itu motor sering ngadat "
" Emang harus di lem biru ! " ucap Revan tanpa menoleh ke arah Sifa, ia fokus pada jalan di hadapannya.
" Itu motor banyak sejarahnya, itu hadiah dari Ayah.. Lagian juga belum tua-tua banget " susul Sifa tidak terima.
" Iya.. Iya sayang.. " balas Revan kembali fokus pada kemudinya.
Blash..
Sifa menoleh ke arah Revan, walaupun ia sudah mulai terbiasa dengan celotehan-celotehan Revan yang membuat dada nya terasa berdesir, namun tetap saja itu membuat dirinya menjadi salah tingkah.
Revan sudah tahu itu, namun ia pura-pura cuek agar Sifa tidak semakin salah tingkah.
" Kenapa Gue selalu salting gini sih... plis Sifa tenangkan jantungmu ! " batin Sifa.
Setelah 20 menit perjalanan Sifa sudah sampai di area kampusnya.
" Mas.. Stop stop " ucap Sifa tiba-tiba.
Ciiitttttttt
Revan pun me rem mendadak mobilnya.
Dug
" Aduh "
Kepala Sifa sedikit terbentur ujung kaca mobil.
" Dek, kalo mau berhenti jangan tiba-tiba gitu " ucap Revan.
" Iya Mas maaf " balas Sifa sambil memegangi kepalanya.
" Sakit ? " tanya Revan.
" Euuh.. Nggak Mas "
" Beneran ? "
Sifa hanya mengangguk.
" Kenapa minta berhenti disini, parkiran kan masih jauh " ucap Revan.
" Gak apa-apa Mas, disini aja aku bisa jalan sampe dalem " balas Sifa.
" Jauh Dek, kampus kamu kan di belakang "
Revan memang tahu area kampus Sifa karena beberapa kali ia pernah mengisi acara di kampus itu, walaupun bukan di fakultas dimana Sifa berkuliah.
" Gak apa-apa Mas.. Aku mau olahraga " ucap Sifa.
" Olahraga apa ? Gak usah lah nanti aja olahraga sama Aku, kalo sekarang kamu aku anter sampe parkiran, bila perlu aku anterin sampe kedalam kelas sekalian aku umumin kalo aku suami kamu " balas Revan santai.
" Eh nggak nggak.. Jangan Mas.. "
" Kenapa ? Kamu gak terima kalo aku emang suami kamu "
" Mhh.. Bukan nya gitu Mas "
" Oh.. Ya aku tahu pasti kamu takut ketauan temen laki-laki kamu iya ? " ucap Revan melirik sinis.
" Nggak Mas bukan gitu "
" Terus apa ? "
Sifa menjadi bingung sendiri, ia sebenarnya hanya khawatir jika kedua sahabatnya tahu, jika sebenarnya ia sudah menikah, terlebih ia menikah dengan calon suami kakaknya.
Sifa memutar otak untuk mencari alasan kepada Revan.
" Ya.. Kan di kampus ini belum tahu kalo aku itu udah nikah ! "
" Ya udah sekalian aja biar semua tahu kalo kamu itu udah nikah, apa salah nya sih "
Revan lalu membuka kaca mobil, memang terlihat beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu lalang untuk masuk ke dalam kampus.
" Hai... Kamu temen nya Sifa ya.. Kenalin aku suami nya Sifa " ucap Revan tiba-tiba kepada mahasiswa yang sedang lewat.
" Mas.. Mas... Ih... " Sifa lalu memaksa Revan kembali menutup kaca mobilnya.
" Kenapa sih ? Kan kenyataannya kamu emang udah nikah "
" Mas.. Please ya.. aku udah telat ! "
" Ya udah diem, aku anterin sampe parkiran "
Revan kembali melajukan mobilnya, Sifa hanya bisa memijat-mijat pelipisnya.
" Ya Tuhan.... Semoga Dilla dan Zoya gak ada di parkiran, berabe kalo sampe tahu Gue dianterin Mas Revan ! " Gumam Sifa dalam hati.
🌺🌺🌺
Jangan lupa dukung author dengan vote, like dan komennya ya...
mungkin blm mau di publisk🤔🤔
blm bisa comend panjang...
lama banget up nya...🤦🏻♀️