Aditya Wijaya prakasa(35 tahun), atau biasa dipanggil Aditya..adalah seorang CEO tampan dan juga duda kaya raya,memiliki kecerdasan diatas rata2, Aditya adalah seorang laki - laki yg baik dan penyayang, karena masa lalu nya bersama mantan istrinya yang dulu pernah selingkuh darinya.. kini Aditya menjadi seorang yang dingin, cuek, arogan, dan tidak percaya lagi akan cinta..
Nabila sanjaya(25 tahun) adalah seorang Janda muda yang memiliki 2 orang anak,memiliki paras cantik,sangat penyayang, humoris,tegas, pekerja keras, dan baik hati..
bagaimana jadinya ya kalau si duda tampan dan cuek itu bertemu dengan Nabila si janda muda yang sangat baik hati dan penyayang itu.. akankah Aditya berubah dan percaya akan cinta sejati..
stay tune ya teman..☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virsya eldina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Kekesalan dan amarah Aditya kepada Nana kini sudah mulai menghilang, hanya saja pikiran Aditya sekarang terganggu karena Nabila, ya Nabila, sejak Nabila masuk kedalam ruangannya tadi dan melihat Nana sedang memeluknya, membuat Aditya gusar, seperti seorang pacar atau suami yang ketahuan selingkuh dengan wanita lain.
Aditya merasa bersalah kepada Nabila, ada perasaan takut jika Nabila melihatnya tadi Nabila akan marah kepadanya, atau berpikir yang negatif tentangnya.
Padahal antara Nabila dan Aditya tidak ada hubungan yang spesial yang mengharuskan pikiran itu datang di otak Aditya sekarang.
" Kenapa aku jadi gusar begini, jangan - jangan Nabila berpikir bahwa aku ada hubungan dengan Nana " batin Aditya.
Haris hanya menggeleng - gelengkan kepala nya melihat Tuannya yang tampak gelisah memikirkan sesuatu.
" Sudahlah, belum tentu juga Nabila berpikir seperti itu, aku harus fokus bekerja " batin Aditya kemudian kembali fokus dengan pekerjaannya.
Jam makan siang akhirnya tiba, karena hari ini kesiangan, Nabila tidak sempat memasak untuk makan siang Aditya, dan memutuskan untuk membelikan nya makanan di kantin.
" Nabila... " teriak Risa memanggil Nabila yang sudah selesai memesan makanan untuk Aditya.
Nabila berusaha mencari sumber suara, dan melihat Risa yang sedang melambaikan tangan kearahnya, Nabila menghampiri Risa yang sedang duduk bersama Budi, Sarah, Cindy dan juga karyawan lain.
" Nabila, kamu mau makan siang ya, ayo bareng sama kita - kita " ucap Risa.
" Iya Nabila, pasti seru ni kalau kamu ikut makan bareng " ucap Budi.
" Maaf ya Risa, aku kesini cuma mau beli makanan untuk Pak Aditya " ucap Nabila.
Cindy yang mendengar perkataan Nabila tadi langsung membulatkan kedua matanya dan menatap Nabila.
" Eh Nabila untuk apa kamu belikan makan siang buat Pak Aditya, gak usah sok - sok cari perhatian sama Pak Aditya " ucap Cindy kesal.
" Bukan begitu Mbak, tolong jangan berpikir yang tidak baik tentang saya " ucap Nabila tegas.
" Hei.. kamu pikir semua orang di sini gak tau, kalau kamu itu seorang JANDA "
" Lebih tepatnya JANDA GENIT yang sekarang tengah berusaha menggoda seorang CEO di perusahaan ini " ucap Cindy dengan lantang dan keras hingga hampir semua karyawan di kantin itu mendengar dan menatap mereka.
Sakit.. begitu sakit hati Nabila saat ini, mendengar ucapan Cindy.
" Cukup Mbak, Mbak keterlaluan " ucap Risa bangkit dari duduknya mencoba membela Nabila.
" Ia Cindy, sudah..gak usah bikin ribut di sini " ucap Sarah.
" Gak usah membela dia " ucap Cindy
" Cuma anak Magang banyak gaya lagi " ucap Cindy.
"Masih Muda sudah jadi Janda, Heh.. pasti kelakuan kamu seperti ini kan suka menggoda laki - laki lain terus di ceraikan deh sama suami kamu.. Ha.. Ha.. " ucap Cindy tertawa.
Nabila menarik nafas panjang, mencoba menahan bendungan air yang ingin turun dari kedua matanya.
" Mbak bukan siapa - siapa saya, Mbak tidak mengenal saya, jadi Mbak tidak berhak untuk mengatakan atau mendiskripsikan sesuatu tentang hidup saya, saya memang seorang Janda, tapi bukan berarti seorang Janda harus selalu di cap sebagai seorang wanita yang mudah menggoda laki laki lain tau suami orang,wanita manapun tidak ada yang ingin berstatus seperti saya, namun karena keadaan lah yang mengharuskan itu terjadi. Dan bisa saja suatu saat nanti itu akan terjadi kepada Mbak jadi tolong jaga ucapan Mbak " ucap Nabila kemudian pergi keluar dari kantin dan di susul oleh Risa.
" Nabila.. Nabila tunggu.. " tahan Risa.
" Kamu gak pa- pa kan " ucap Risa.
" its okey Sa, aku baik - baik saja " ucap Nabila mencoba menahan air mata nya dan berusaha tegar di depan Risa.
" Berani sekali dia mengatakan itu kepadaku, dia juga mendoakan aku menjadi seorang janda, kurang ajar" ucap Cindy kesal.
" Mbak gak nyangka kamu seperti ini Cin, seharusnya kamu bisa menahan emosi kamu " ucap Sarah bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Cindy, Budi pun ikut menyusul Sarah, mereka kecewa melihat sikap Cindy tadi.
" Lo.. kenapa pada ninggalin aku.. aku benar kan tadi, Nabila itu memang wanita penggoda " ucap Cindy kesal.
" Kurang ajar, tunggu aja nanti kamu Nabila " ucap Cindy.
" Yang sabar ya Nabila, gak usah di pikiran omongan Mbak Cindy tadi " ucap Risa sembari memeluk Nabila dengan erat.
" Iya Risa, aku ke atas dulu ya " ucap Nabila kemudian berjalan menuju lift meninggalkan Risa.
Begitu lift terbuka, Nabila segera berlari ke menuju tangga darurat, Nabila meletakkan ke lantai makanan yang di belikan tadi untuk Aditya, kemudian Nabila duduk dan nangis sejadi - jadinya, air mata yang tadi berusaha untuk di tahan oleh Nabila akhirnya tumpah.
" Hiks.. Hiks.. Hiks.. " tangis Nabila memenuhi ruangan itu, hanya Nabila sendiri di sana sehingga tidak ada yang mendengar tangisannya.
" Kuat Nabila.. kuat.. kamu sudah sering di ceemohkan seperti ini.. harus kuat " ucap Nabila sembari menghapus air mata nya.
Aditya melirik jam di tangan nya yang sudah menunjukkan pukul satu siang.
" Kemana dia " batin Aditya menunggu kedatangan Nabila.
" Harus kuat.. semangat.. " ucap Nabila berulang menyemangati dirinya sendiri.
Serasa sudah cukup, Nabila mencoba bangkit dari duduknya dan menghapus air matanya.
" Aku sudah terlalu lama disini " ucap Nabila keluar dari sana dan segera menuju ruangan Aditya.
Tok.. Tok..
" Pak, ini makan siang Bapak, maaf saya lama, maaf juga saya hari ini kesiangan Pak jadi gak sempat masak dirumah, jadi saya belikan bapak makanan di kantin saja Pak " ucap Nabila sambil menundukkan wajahnya, ingin menyembunyikan raut wajahnya yang terlihat habis menangis.
" Kenapa dia menunduk saja dari tadi, apa dia marah padaku " batin Aditya.
" Saya permisi keluar dulu Pak " ucap Nabila masih menundukkan wajahnya.
" Tunggu Nabila " ucap Aditya meraih lengan Nabila mencoba menahan Nabila untuk tidak keluar.
Alhasil Nabila menoleh ke arah Aditya, kedua mata mereka saling bertemu.
" Seperti nya dia habis menangis " batin Aditya.
" Ayo ikut aku " ucap Aditya menarik lengan Nabila menuju keluar ruangan.
" Ta.. ta.. pi.. Pak.. ini makanannya gimana " ucap Nabila.
Langkah Aditya terhenti, mengambil kantong plastik yang ada di tangannya Nabila dan menaruh di atas meja.
" Biar Haris saja yang makan " ucap Aditya karena kebetulan Haris sedang berada di toilet.
Aditya kembali menarik lengan Nabila, membawa nya menuju lift pribadi nya yang langsung turun ke lobi bawah parkiran.
Sepanjang jalan menuju parkiran mobil, Aditya tidak juga melepas pegangan tangannya kepada Nabila.
" Ayo masuk " ucap Aditya membuka kan pintu mobil untuk Nabila dan melepas pegangannya kepada Nabila.
Nabila mengikuti perintah Aditya, Aditya juga ikut masuk kedalam mobil dan mulai perlahan menjalankan mobilnya keluar dari kantor nya.
***Bersambung....
Hemm... kira - kira Nabila mau di ajak kemana ya sama Aditya.. hayuuk readers ku ada yang bisa tebak gak☺
jangan lupa like, vote dan mampir ke kolom komentar ya.. 😍😍***
Semngat baru komen di bab ini soalny keasikan baca😅
Smga saja semakin kebelakang semakin bagus dlm penulisannya🙏