Istri mana yang terima bila diduakan dengan orang yang ditolongnya? Apalagi alasannya karena untuk membungkam mulut orang yang mengatakannya mandul. Hingga akhirnya sang suami melakukan perbuatan yang sangat dibencinya.
"Baiklah, aku beri kau 2 pilihan, terima Ima dan anaknya, atau ..." Nafas Adnan tercekat saat hendak melanjutkan ucapannya.
"Aku pilih yang kedua, BERPISAH." potong Aileena cepat tanpa basa-basi membuat Adnan bagai tersambar petir di siang bolong.
'Hebat banget kamu, Mas. Kamu lebih memilih menjandakan istrimu sendiri demi janda lain.' lirih Aileena Nurliah.
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.33 Shock
Malam ini Khanza, Aileena, dan Rere tengah sibuk berkutat di dapur vila. Mereka tampak sedang menyiapkan bahan makanan untuk pesta barbeque. Ternyata Rere dan Khanza telah merencanakan hal itu sebelum datang ke sana. Oleh karena itu, Khanza datang agak telat sebab ia harus berbelanja dulu di supermarket.
Bila para perempuan sedang sibuk menyiapkan bahan makanan, maka Fatur, Rama, dan Radika sedang menyiapkan tempat dan peralatan memanggang di taman belakang. Seperti tak mau kehilangan kesempatan, sore hari selepas bertugas, Radika menyusul Aileena dengan meminta lokasinya terlebih dahulu dari Rere. Tentu dengan senang hati, Rere membagikan lokasi mereka, membuat Aileena terkejut saat tiba-tiba Radika telah berdiri di halaman vila. Begitu pula Fatur, ia merasa kesal sebab artinya ia tidak bisa mendominasi Aileena malam itu.
"Kak, bisa minta tolong bantu Rere pindahin meja ini ke sana nggak?" ujar Rere dengan senyum menawan tak lepas dari bibirnya.
Radika pun mengangguk sebagai jawaban lalu ia berdiri berseberangan dari posisi Rere. Kemudian mereka mengangkat meja itu bersamaan ke tempat yang ditunjuk Rere.
"Makasih kak. Oh ya, kakak mau minum sesuatu nggak? Nanti Rere buatin!" tawar Rere sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Radika tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya.
"Terima kasih, tapi aku bisa buat sendiri." tolaknya halus.
"Sekalian aja kak, Rere soalnya mau buat untuk semuanya juga." tawarnya lagi berharap Radika mengiyakan.
Radika tampak berpikir, lalu mengangguk sebagai jawaban membuat Rere tersenyum lebar.
"Kakak mau minum apa?" tanyanya.
"Kopi susu." ucapnya lalu dengan sigap Rere kembali masuk kedalam villa dan membuat minuman untuk Radika dan yang lainnya.
Tak butuh waktu lama, Rere telah kembali membawa teh hangat , kopi, dan kopi susu pesanan Radika.
"Cie, giliran buat pak dokter, kopinya ada susunya nih! Sepertinya ada aroma-aroma ..."
"Aroma apa?" potong Rere mendelik. Khanza yang memang suka usil pun terkekeh lalu berbisik di telinga Rere membuat wajahnya memerah. Sedangkan Radika hanya acuh tak acuh saja. Setelah meraih kopi susu miliknya, ia pun segera berlalu mendekati Aileena yang tampak sibuk menyusun irisan daging di atas panggangan.
'Aroma cinta.' bisik Khanza.
"Ish, jangan ngadi-ngadi deh kak!" kilah Rere dengan bibir mencebik.
Khanza makin tergelak melihat ekspresi Rere yang terlihat imut. "Dasar bocah!" desis Khanza sambil geleng-geleng kepala.
Rere yang memang senang dengan fotografi, mulai mengarahkan kamera ponselnya ke orang-orang yang tampak sibuk dengan bagiannya masing-masing. Fatur dan Radika tampak sedang memanggang daging, jagung, sosis, dan otak-otak Singapur, sedangkan Aileena dan Khanza tampak sedang meracik Suki kuah tomyam. Suki kuah tomyam buatan Aileena terlihat menggugah selera. Kuahnya yang merah dan berisi daging, udang, dumpling chess, bakso ikan, seafood tofu, crab stick, salmon ball dan sawi. Tak lupa jamur Enoki membuat Suki kuah tomyam dengan uap yang masih mengepul itu terlihat sangat nikmat.
Fatur berjalan mendekati Aileena sambil membawa piring berisi daging panggang, sosis dan otak-otak lengkap dengan saos sambalnya lalu ia sodorkan kepada Aileena. Karena Aileena sedang sibuk mengaduk Suki kuah tomyamnya, Fatur pun berinisiatif menyuapi Aileena menggunakan sumpit. Aileena tampak tersipu saat sumpit berisi daging panggang itu telah berada di depan mulutnya. Lalu ia sedikit membuka mulutnya, hingga daging panggang beroleskan saos sambal itu telah masuk ke dalam mulut Aileena.
cekrek ...
Ukh manisnya!
send
Rere menyeringai puas saat gambar hasil tangkapannya berhasil ia posting di laman akun sosial medianya.
Tak lama kemudian, Radika turut bergabung membawakan udang bakar dan jagung bakar. Radika mengupas kulit udang itu lalu menyodorkannya ke depan mulut Aileena. Aileena tampak celingukan, bingung harus membuka mulut atau tidak.
"Ayo, Ai, buka mulutmu! Ini sangat enak, percayalah." ujar Radika mencoba meyakinkan.
Akhirnya, Aileena pun membuka mulutnya sambil tersenyum tak enak hati.
Perlakuan Radika itu pun tak luput dari jepretan Rere.
Astaga, so sweet banget sih mereka! 😍
Pingin jadi mbak Ai nih, 1 hari aja, tp aku takut terkena diabetes ding soalnya mereka manis banget mana cakepnya kebangetan lagi. Mbak, donorin 1 buat Rere dong! 😂
send
Kira-kira siapa yang dipilih mbak Ai nanti ya? 🤩
Keduanya oke, ah kalau aku yang jadi mbak Ai, pasti bingung banget tuh harus pilih yang mana.
Send
"Udah, cukup, nanti aku bisa makan sendiri! Kalian makan saja duluan. Sukinya sebentar lagi matang, nanti aku akan panggil kalian untuk makan bersama." ujar Aileena merasa tak enak sendiri karena diperlakukan begitu manis oleh kedua pria itu. Bahkan mereka tak segan-segan mengambilkan air minum, membuatkan minum, membereskan perlengkapan bekas ia memasak. Aileena hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua pria itu.
Khanza yang kini telah bergabung dengan Rama yang sedang membakar jagung untuknya hanya terkekeh geli melihat tingkah kedua pria itu.
"Ram, kira-kira siapa yang menang ya?" tanya Khanza sambil menunjuk Aileena, Fatur, dan Radika dengan dagunya.
Rama lantas mengalihkan pandangannya ke arah ke tiga orang tersebut lalu mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.
"Siapa pun itu, semoga itu adalah jodoh terbaik untuk sahabatmu." ujar Rama tulus. Khanza yang terperangah dengan jawaban Rama lantas menghentikan gerakan mulutnya yang sedang mengunyah jagung bakar. Lalu ia menatap lekat mata Rama sambil tersenyum lebar. "Ngapain liat-liat kayak gitu? Ada yang aneh di muka ku?" tanya Rama penasaran.
Khanza menggeleng seraya tersenyum lebar, "Ram, married yuk!"
Ukhuk ... ukhuk ... ukhuk ...
Rama yang sedang mengunyah jagung yang disodorkan Khanza pun tiba-tiba tersedak mendengar ajakan menikah dadakan dari Khanza tersebut.
"Kamu ..."
"Aku serius , Ram! Emang kita mau pacaran sampai berapa lama lagi? Jangan sampai kamu cuma ditakdirkan menjaga jodoh orang ya Ram karena kelamaan meminang,!" ujar Khanza sambil mencebikkan bibirnya.
Merasa diberi lampu hijau untuk melangkah ke arah yang lebih tinggi, Rama lantas tersenyum lebar.
"Segera, sayang. Aku akan bicarakan ini dengan orang tuaku. Aku juga nggak mau dikatakan menjaga jodoh orang karena kau adalah jodohku." tegas Rama membuat keduanya tersenyum lebar sambil membayangkan diri mereka berdiri di pelaminan.
...***...
Adnan dan Delima baru saja selesai makan malam. Sedang bersantai di ruang tamu, Adnan pun mulai berselancar di dunia maya untuk melihat informasi terkini teman-teman di sosial medianya. Baru saja ia membuka sosial medianya, gambar pertama yang dilihatnya adalah postingan Rere dimana Fatur sedang menyuapi Aileena, lalu postingan kedua foto Aileena diapit dua pria yang sama-sama menyodorkan makanan, dan ketiga , foto Aileena tampak bingung karena perlakuan kedua pria yang sayangnya tampan itu membuat hati Adnan memanas. Dadanya terasa sesak. Seperti ada sebongkah batu menghimpit dadanya. Delima yang melihat perubahan ekspresi Adnan pun lantas mendekat dan mengintip apa yang diperhatikan Adnan. Matanya terbelalak kaget. Bagaimana bisa Aileena sekarang malah diperebutkan dua pria tampan padahal ia hanya seorang janda dengan perut yang mulai membuncit. Hati Delima kian waspada melihat pancaran amarah yang berkilat di netra Adnan. Tanpa bicara Adnan melangkah ke kamar dan mengambil kunci mobilnya lalu keluar melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke rumah orang tuanya. Bagaimana adiknya justru seperti mengidolakan Aileena, bahkan sangat menyayanginya setelah apa yang Aileena lakukan padanya. Sisi egoisnya kini sedang mendominasi akibat kecemburuan yang tidak berarti lagi itu. Setibanya di carport rumah orang tuanya, Adnan pun bergegas turun. Baru saja ia hendak menerobos ruang tamu, ia sontak menghentikan langkahnya saat mendengar percakapan orang tuanya yang tampak sedang bersedih hati.
"Mama senang akhirnya Aileena udah baikan. Mama sedih pa, liat keadaan Aileena yang drop kemarin. Kenapa Adnan bisa Setega itu sama Ai?" ujar Santi lirih sembari duduk berdua dengan Andreas.
"Papa juga gitu, ma. Rasanya papa ingin sekali menghajar anak itu biar otaknya waras. Nggak seenaknya nuduh Aileena sembarangan." ujar Andreas sungguh-sungguh.
"Mama bersyukur nak Fatur dan Radika cepat bertindak, kalau tidak pasti bisa saja bukan hanya cucu kita yang pergi, tapi Aileena juga, melihat bagaimana kondisinya saat itu. Mama harap, siapa pun yang akan menjadi jodoh Aileena, ia bisa menyayangi cucu kita dengan sepenuh hati ."
"Aamiin ..."
Santi menghela nafas panjang, " Seandainya Adnan tidak bertindak bodoh, huh pasti rumah ini akan makin meriah dengan tangisan cucu kita, Pa. Mama yakin, bila anak itu tau anak yang dikandung Aileena adalah anaknya, dia pasti akan benar-benar menyesal telah menyia-nyiakan dan melepaskan Aileena. Semoga di sana, Aileena dan calon cucu kita baik-baik aja ya, Pa."
"Minta Rere terus memantau Aileena, papa takut keadaannya tiba-tiba drop lagi."
"Baik, pa."
Deg ...
Adnan yang sedari tadi berdiri di ambang pintu langsung membalik badannya dan berjalan dengan limbung menuju pintu keluar. Lalu ia masuk ke dalam mobil dan menangkupkan wajahnya di balik kemudi. Tubuhnya bergetar, dadanya bergemuruh, matanya memanas.
"Apa kata mama dan papa tadi? Anak yang dikandung Aileena adalah anakku? Bagaimana mungkin? Mengapa mereka tidak ada satupun yang memberitahuku? Apa aku memang tidak pantas mengetahui keberadaan calon anakku sendiri? Jangan salahkan aku kalau aku menuduh Aileena macam-macam sebab ia tidak pernah memberitahu kehamilannya padaku! Mengapa kamu jahat, Ai? Mengapa kau tega menyembunyikan kehamilanmu dariku? Apakah segitu sakitnya hatimu sehingga kau tidak berniat memberitahukan tentang keberadaan anak kita? Kalau aku tau kau sedang hamil anak kita, aku pasti akan lebih memilihmu, Ai." gumamnya dengan nada frustasi.
Lalu Adnan mengangkat wajahnya, sorot matanya menajam.
"Nggak ,aku nggak mau anakku jadi anak orang lain. Itu anak kita Ai. Hanya aku yang pantas menjadi ayahnya. Aku akan segera melepaskan Delima agar kau mau kembali padaku, Ai. Kau harus kembali padaku lagi. Kita akan menjadi keluarga bahagia selamanya, Ai. Hanya kau, aku, dan anak kita."
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Janjangan Delima mantannya Radika.. dan Doni kk nya Radika.. 😱😱😱